Daffa, Wisudawan Terbaik UMM yang Kuasai Sepuluh Bahasa

Daffa, Wisudawan Terbaik UMM yang Kuasai Sepuluh Bahasa

MALANG, Suara Muhammadiyah – Menjalani hal sesuai dengan passion selalu membuahkan hasil yang cemerlang. Itulah yang dialami Daffa Indra Arya Wardhana. Kecintaan terhadap bahasa asing menjadi semangat pantang menyerah dalam menempuh studi Pendidikan Bahasa Inggris hingga mengantarkannya meraih predikat lulusan terbaik pada wisuda (25/1) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Menariknya, ia tak hanya menguasai bahasa Inggris, tetapi juga lima bahasa asing lainnya, yakni bahasa Jepang, Korea, Mandarin, Perancis, dan Jerman.

Tak hanya bahasa asing, Daffa juga menguasai beberapa bahasa daerah. Ia fasih menggunakan bahasa Jawa, Banjar, serta Sunda. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Daffa memang sudah tertarik belajar bahasa. Pasalnya, ia sangat gemar mengobrol, khususnya mendengarkan cerita orang. “Saya memang senang mendengar orang bercerita. Terutama beragam aksen yang dimiliki oleh orang-orang. Dari cerita-cerita itu, saya bisa lebih memahami orang lain dan juga memaknai hidup,” ujar anak sulung tersebut.

Uniknya, hobi yang ia senangi saat berkuliah dulu adalah naik transportasi umum. Lewat hobinya, Daffa bisa mengenal berbagai macam orang, mulai dari dosen, pegawai, hingga mereka yang memiliki bisnis besar. Hal itu dirasa menginspirasinya untuk terus berkarya.

Tentang teknik menguasai bahasa, Daffa mengatakan kuncinya adalah membiasakan diri dengan bahasa sasaran. Dibantu dengan kegiatan menonton film, tv-series serta mengikuti perkembangan musik mancanegara. Tak ketinggalan membaca buku-buku yang menggunakan bahasa sasaran dan menggunakannya untuk berkomunikasi. Hal-hal itulah yang menjadi kunci Daffa menguasai sederet bahasa.

Meski begitu, belajar bahasa asing bukan tanpa hambatan. Tantangan terbesarnya adalah penulisan bahasa yang tidak menggunakan sistem alphabet seperti bahasa Jepang, Korea, dan Mandarin. Namun, hal itu tak mematahkan semangat Daffa untuk berusaha memahami dan menguasai bahasa asing. Menurutnya, keahlian ini bisa menjadi batu loncatan untuk mewujudkan tekadnya untuk studi di luar negeri.

“Penguasaan bahasa asing sebetulnya memberikan kita privilege untuk bisa mendapat beasiswa luar negeri. Itu juga yang memacu semangat saya untuk terus belajar,” tegasnya.

Meski fokus pada bidang akademik, Daffa tidak menafikkan bahwa keikutsertaan dalam organisasi adalah hal yang sangat penting. Jadi, ia pun bergabung di Lembaga Semi Otonom (LSO) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas. Tahun 2020 silam, ia juga menjadi awardee Program Kampus Mengajar Perintis dan bertugas menjadi asisten pengajar di SDN Tegalgondo 02 Kabupaten Malang. Selain itu juga berkesempatan magang di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Balai Kota Among Tani Batu. (diko)

Exit mobile version