BEKASI, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bekasi periode 2022-2023 resmi dilantik pada Ahad (30/1/2022). Hadir mengisi stadium general dalam acara tersebut Rektor Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi Dr. H. Jaenuddin, S.Ag., M.Pd. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan bahwa penguatan hard skill dan soft skill harus dijalankan dengan baik. Kader IMM yang saat ini menjadi mahasiswa, sesuai dengan track-nya, tetapi ke depan akan menjadi pemimpin. Ia menegaskan bahwa tidak ada di bangsa ini terlahir seorang pemimpin yang tidak berorganisasi.
“Maka ranah berorganisasi ini adalah wa ta’wanu ‘alal birri wat taqwa wa la ta’awanu ‘alal itsmi wal ‘udwan, kita harus bisa bekerjasama. Sesuai dengan surat al-Maidah ayat dua, posisi sebelah kiri paling bawah,” tutur Bapak Rektor disambut tepuk tangan hadirin karena ia menirukan gaya Ustaz Adi Hidayat.
Apabila dihubungkan dari permulaan ayat, menurutnya surah al-Maidah ayat 2 tersebut mengandung tiga komponen. Pertama, ketika diseru orang-orang yang bisa bekerja sama, maka jangan lupakan sya’a’irallah. Artinya jangan melupakan syariat. Ia menekankan kader IMM harus menguatkan syariat, seperti salat malam, membaca al-Qur’an dan lain-lain. Hal itu ia praktekkan kepada dosen IBM untuk mengkhatamkan satu juz dalam sepekan. Menurutnya, kekuatan mental dan spiritual semacam itu harus ditanamkan.
“IMM bergerak dalam ranah organisasi kemahasiswaan dan keagamaan. Jangan hanya buat proposal, ngaji ngga pernah. Gimana ceritanya? Suruh jadi imam, bacanya qulhu lagi qulhu lagi. Jadi kalau IMM jadi imam, kokoh, baca surat Yusuf 10 ayat,” tuturnya dalam acara yang digelar di Aula Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi tersebut.
Selanjutnya komponen kedua menurut Bapak Rektor adalah profesional. Dalam hal ini komitmen waktu merupakan salah satu bagian dari profesional. Ia menceritakan komitmen waktu dari salah seorang tokoh Muhammadiyah.
“Ini telah dicontohkan oleh Prof Ismail Suny, salah seorang ketua PP Muhammadiyah tahun 1995 sampai 2005. Beliau kalau undangan rapat jam 13.00, belum ada orang, pulang. Beliau jam 12.30 sudah nongkrong. Jadi jam 13.00 belum mulai, ngga ada ngomong lagi, pulang. Itu komitmen waktu,” tuturnya penuh penegasan.
Rektor IBM Bekasi tersebut juga menyatakan bahwa komitmen waktu dalam al-Qur’an sangat luar biasa. Bahkan, ibadah salat pun menunjukkan adanya komitmen waktu. Begitulah orang yang berpikir maju dan progressif sebagai fondasi dasar berorganisasi.
Komponen ketiga adalah seorang Immawan-Immawati langkahnya harus jauh dan mencari pengalaman. Ia mengilustrasikan pohon jati yang berada di tengah hutan harganya tidak mahal. Akan tetapi kalau kayu jati sudah ada di Kramat Jati, maka harganya akan mahal.
“Artinya kita harus hijrah, baik hijrah secara pribadi atau hijrah secara fisik. Tidak ada orang maju yang terus berada di kampung halamannya. Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah, lalu berkembang. Soeharto hijrah dari Jawa ke Jakarta, lalu berkembang,” tutur beliau seraya menjelaskan tentang hijrah secara pribadi yang dimaksud adalah berubah dari tabiat yang buruk, seperti malas menjadi rajin.
“Kebangkitan Muhammadiyah Bekasi berada di IBM Bekasi. Karena tidak ada sebuah komunitas yang berkembang dan maju tanpa didukung dengan intelektual,” pungkasnya.
Pemaparan dari Rektor IBM tersebut diharapkan memberi energi positif bagi pengurus baru PC IMM Bekasi Raya di bawah kepemimpinan Ketua Umum Immawan Sandi. Turut hadir dalam acara tersebut Ketua PDM Kota Bekasi KH Soekandar Ghozali dan Ketua PDM Kabupaten Bekasi Suyatman. Selain itu ada juga unsur dari DPP IMM, DPD IMM Jawa Barat, PK IMM se-Bekasi Raya, PDPM Kabupaten Bekasi, IPM, Kepanduan Hizbul Wathon, dan perwakilan beberapa organisasi kepemudaan. (HR)