TRENGGALEK, Suara Muhammadiyah – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah cabang Trenggalek menguatkan ideologi dan komitmen dalam menggerakkan organisasi otonom yang belum setahun berdiri dengan mengadakan Darul Arqam Dasar pada Jumat 28 Januari 2022 hingga hari Ahad tanggal 30 Januari 2022 di gedung Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Tumpuk Tugu kabupaten Trenggalek. Darul Arqam Dasar ini mengusung tema Internalisasi Nilai Tri Kompeteni Dasar IMM untuk Membentuk Kader Militan yang memiliki loyalitas pada ikatan.
Materi pertama diterima peserta pada malam hari yang diberikan oleh kakanda Trigus ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Trenggalek tentang Gerakan Mahasiswa. Materi ini dimulai mulai pukul 20.00 hingga 21.30. Beliau menyampaikan bagaimana sikap mahasiswa di lingkungan sekitar, seperti minimnya inisiatif yang dimiliki seorang mahasiswa terhadap kondisi lingkungan yang semestinya menjadi tanggung mereka. Sebagai mahasiswa, haruslah menjadi inisiator dalam hal apapun, peka, mempunyai rasa empati, dan memberikan suatu perubahan yang inovatif dalam setiap permasalahan yang ada.
Beliau juga menyampaikan permasalahan intern yang membuat mahasiswa kurang bergairah yaitu kurangnya percaya diri. Kurangnya percaya diri, dapat diatasi dengan cara menuangkan isi pikiran dengan menulis. Hal tersebut mampu menstimulus dan menjadikan langkah awal untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Selanjutnya, beliau juga menegaskan sebagai Mahasiswa khususnya ortom Muhammadiyah diharapkan tidak hanya berkecimpung di dunia peribadatan, namun di dalam masyarakat. Karena sebaik-baik manusia yakni yang bermanfaat bagi sesama. Bukan hanya bergerak di lingkup Muhammadiyah, namun harus bergerak di semua kalangan sehingga arti dari fungsi mahasiswa juga akan terealisasikan secara optimal.
Materi kedua disampaikan oleh Kokoh Dwi Saputra Ketua Pimpinan Cabang Malang Raya. Materi tentang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ini dimulai pada pukul 21.30 hingga selesai. Menurut immawan Kokoh, kelahiran dari organisasi IMM ditentukan oleh faktor internal yang ada di dalamnya. Segala bentuk upaya yang di lakukan oleh persyarikatan muhammadiyah (termasuk dengan mendirikan IMM) merupakan bentuk gerak demi mencapai cita-cita persyarikatan muhammadiyah itu sendiri.
Faktor eksternal yang mempengaruhi berdirinya IMM yaitu adanya desakan-desakan untuk membentuk organisasi Muhammadiyah dalam tataran Mahasiswa di Jakarta. Dengan diketuai oleh Drs. Moh. Djazman Al-Kindi pada 14 Maret 1964 IMM berdiri. Semenjak awal kelahirannya IMM telah menancapkan tujuan organisasinya yaitu sebagai upaya “mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah”. Yang kemudian dijabarkan dalam bentuk misi yang harus diemban oleh seluruh anggota organisasi IMM yang terdapat dalam tiga ranah yaitu keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan.
Hari Sabtu sore materi ketiga tentang Al Islam dan Kemuhammadiyahan disampaikan oleh Anang Wahid Cahyono wakil ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggalek. Beliau menekankan bahwa, sebelum bermuhammadiyah setiap orang wajib menguasai keIslamannya terlebih dahulu. Islam sebagai dasar dan pedoman umat manusia untuk melakukan segala sesuatu. Muhammadiyah didirikan untuk memajukan Islam. Islam adalah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Rosul utusan-Nya, sholat, zakat, puasa, dan naik haji. Syahadat merupakan pintu masuk untuk rukun Islam yang lain.
Seperti yang dijelaskan Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 172 bahwa, pertama kali kita bersyahadat di alam arwah. Konsekuensi bersyahadat yaitu, menjadi hamba Allah, taat dengan aturan Allah, dan menerima pahala dan hukuman dari ketaatan dan pelanggaran. Semua yang Allah larang, pasti ada bahayanya. Syahadat menurut dimensi sosial diantaranya, berbuat baik kepada orang tua, menjalankan perintah Allah yang berkenaan dengan mu’amalah, dan berbuat baik kepada pasangan hidup. Ideologi Muhammadiyah diantaranya, manhaj, tajdid, wasathiyah, siyasah, dan mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Teologi Al Ma’un ada 3, healing (pelayanan kesehatan), schooling (pelayanan pendidikan), dan feeding (pelayanan masyarakat).
Materi keempat disampaikan oleh Ayunda Wilda Kumala Sari instruktur Jawa Timur pada pukul 19.30 sampai pukul 21.00. Ayunda Wilda memberikan pencerahan tentang keorganisasian, diantaranya yaitu hakikat organisasi, struktur organisasi, komunikasi, dan prinsip organisasi. Menyelaraskan antara teori dan praktek, kolektif kolegial, kritik oto kritik, bergaris massa, dan inisiatif aktif merupakan bagian dari prinsip organisasi yang harus dilakukan oleh kader. Kader dalam sebuah organisasi IMM mempunyai peran penting. Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, teruji dalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetap akan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna.
Materi kelima analisis sosial diberikan oleh Kakanda Sunarno Dosen Psikologi Sosial pada pukul 21.00 hingga selesai. Menurut beliau, langkah awal melakukan analisis sosial yaitu dengan cara menganalis kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam diri sendiri. Dari kelebihan dan kekurangan tersebut, seseorang akan memiliki modal untuk melakukan analisis sosial dari permasalahan-permasalahan yang ada disekitar. Analisis sosial ini mengulas tentang pertama, analisis sosial bukan suatu bentuk pemecahan masalah, melainkan hanya diagnosis yang sangat mungkin digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah, karena analisis sosial memberikan pengetahuan yang lengkap. Kedua, analisis sosial tidak bersifat netral, selalu berawal dari keberpihakan terhadap suatu keyakinan. Hal ini berkaitan dengan perspektif, asumsi dasar dan sikap yang diambil dalam melakukan analisis. Ketiga, analisis sosial dapat digunakan oleh siapapun (bukan monopoli kaum akademis atau intelektual), tetapi dapat digunakan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Keempat, analisis sosial memiliki kecenderungan mengubah, tendensi untuk memperoleh gambaran yang didapat dari analisis sosial bagi keperluan tindakan-tindakan mengubah, maka menjadi sangat jelas bahwa analisis sosial berposisi sebagai salah satu dalam siklus kerja advokasi/bantuan hukum dan transformasi. Kelima, analisis sosial yang akan dikembangkan adalah suatu proses analisis yang akan menggunakan “tindakan manusia” sebagai pusat dalam melihat suatu fenomena yang ada.
Hari Ahad dini hari peserta mengikuti sholat tahajud, sholat subuh, bersih diri, dan sarapan. Pukul 07.00 semua peserta kembali berkumpul untuk penguatan materi ideologi keIslaman, kemuhammadiyahan dan keIMMan yang dipimpin oleh Tim Instuktur Daerah Jawa Timur. Kegiatan penutupan sekaligus pengukuhan kader yang dilaksanakan pada pukul 09.00 hari Ahad tanggal 30 Januari 2022 ini berjalan dengan lancar. Penutupan dilakukan oleh peserta, panitia, dan tim instruktur daerah Jawa Timur. Immawan Humanika Dian Nusantara selaku perwakilan dari tim instruktur dan Immawati Candra sebagai master of training berpesan kepada anggota IMM Trenggalek untuk selalu menguatkan ghiroh perjuangan secara bersama-sama untuk membawa IMM Trenggalek ini semakin maju dan berkembang. (Windu Pratikno/IMM Trenggalek)