JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pada Jumat-Sabtu (11-12/02), Sinarmas Bank, Kemenko Perekonomian RI beserta Kementerian Koperasi dan UKM bersama tim Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD) menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) di Maya Hotel, Sanur, Bali. Mengupas Peluang Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Tenaga Pendidik (Dosen & Guru) untuk melanjutkan studi S2 dan S3. Begitu juga peluang untuk Tenaga Kesehatan (Nakes) terutama untuk peningkatan skill dan dokter spesialis. Tentu, dengan menggunakan studi kasus bahasan entitas Muhammadiyah yang memiliki AUM dan guru, dosen dan Nakes yang hampir 100ribu lebih jumlahnya.
“Sebagai narasumber, saya menyampaikan data jumlah guru, dosen dan Nakes Muhammadiyah yang berpeluang untuk dibiayai oleh KUR skema syariah. Tentu, forum ini tidak berpretensi membahas berapa banyak jumlah mereka yang diberi beasiswa oleh pemerintah untuk melanjutkan studi,” ujar Mukhaer Pakkanna selaku Rektor ITB Ahmad Dahlan Jakarta.
Menurut Mukhaer, sejak 2010 skema KUR untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) baik unskill dan skill sudah dibiayai. Maka, usulan FGD tentang skema untuk pembiayaan untuk guru, dosen dan Nakes amat penting. Memang, dalam FGD itu, tiga kelompok ini disebut sebagai tenaga profesional yang belum ada skemanya dalam peraturan KUR yang saat ini berlaku.
“Kami (dibaca: ITB Ahmad Dahlan Jakarta) diminta dalam FGD menyusun Naskah Akademik untuk memberi gambaran urgensi KUR bagi tiga profesi ini. Harapannya, Naskah ini melalui kantor Kemenko Perekonomian dan Kementerian Koperasi UKM bisa mengawal hingga menjadi Perpres,” tuturnya.
Lebih lanjut, Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah ini menjelaskan bahwa pembiayaan KUR seperti itu, tentu penting dalam rangka peningkatkan mutu tiga jenis profesi itu plus peningkatkan kinerja institusi tempat mereka mengabdi. Jangan biarkan mereka mengakses pembiayaan lewat pembiayaan umum yang tingkat pricing/rate yang mahal dan berbelit-belit. KUR penting bagi mereka karena rate-nya di bawah 6 persen dan disubsidi oleh negara.
“Semoga langkah ini menjadi entry point untuk merumuskan langkah selanjutnya. Perjuangan ini bukan semata untuk entitas Muhammadiyah tapi juga bagi warga bangsa yang ingin mengakses pembiayaan murah dan mudah via KUR. Semoga jihad ini diberi keberkahan dan kelancaran oleh Allah. Aamiin,” pungkasnya. (diko)