CIREBON, Suara Muhammadiyah – Apa jadinya kalau mahasiswa dari Indonesia Timur, seperti Bali, Gorontalo, Makassar hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi orang Cirebon sementara? Mereka belajar tari topeng, merasakan lezatnya empal gentong, hingga belajar budaya dan sejarah seputar daerah yang dikenal dengan Kota Udang ini.
Itulah pengalaman unik yang dirasakan ketujuh mahasiswa Indonesia Timur. Mereka mahasiswa yang beruntung dapat mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri dari Kemendikbud Ristek 16 Oktober-19 Maret 2022 di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Jawa Barat.
“Mereka mengikuti perkuliahan modul Nusantara. Dalam hal ini belajar budaya, kebhinekaan, dan kearifan lokal di Cirebon. Mereka mengenal itu secara virtual, karena kondisi pandemi,” ujar Kepala Lembaga Kerjasama-Kantor Urusan Internasional (LK-KUI) UMC, M. Azka Maulana M.Psi.
Di antara perguruan tinggi yang ikut program ini yakni dari Bali (Udayana dan Universitas Pendidikan Ganesha), Gorontalo (Universitas Negeri Gorontalo), Makasar (Universitas Muhammadiyah Makassar) dan Nusa Tenggara Timur (Universitas Nusa Cendana). Mereka mengaku antusias ikut program ini.
Salah satu peserta yang ikut yakni Narly Widya dari Universitas Nusa Cendana NTT mengaku merasa beruntung lantara diberi kesempatan untuk mengikuti program tersebut. Karena program ini Ia mampu belajar bersama orang-orang yang berbeda kebudayaan, bahasa, adat istiadat, agama dan lainnya.
“Karena berbagai perbedaan itu, saya jadi mampu belajar bagaimana pentingnya bertoleransi. Melalui pertukaran mahasiswa di UMC, saya juga banyak belajar ilmu baru dari berbagai prodi. Karena program ini memberikan kebesan untuk memilih mata kuliah yang ingin kami pelajari,” kata Narly.
Tak sekadar belajar seni, budaya hingga kulinernya. Mereka juga ditantang untuk membuat project akhir dengan menampilkan seni Tari Topeng di daerahnya masing-masing. Serta membuat olahan kuliner empal gentong untuk disumbangkan ke yayasan yatim piatu. Sekaligus promosi budaya dan kuliner Cirebon. (diko)