Manusia Diburu Waktu

Manusia Diburu Waktu

Ilustrasi

Khutbah Jumat Manusia Diburu Waktu

Oleh: Cristoffer Veron P

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

فَياَعِبَادَ اللهِ أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

 

Saudara-saudara yang Budiman

Ada sebuah problematika tatkala datangnya peristiwa pergantian tahun, banyak umat manusia sangat bergembira dalam menyambutnya. Padahal pada hakikatnya pergantian tahun hanyalah sebuah pergeseran bilangan. Tidak ada yang istimewa dibalik peristiwa itu. Justru usia semakin berkurang, alhasil waktu untuk meninggalkan dunia semakin dekat.

Pergantian tahun yang terus berulang ini memberi secarik pesan berharga kepada kita: betapa cepatnya kilatan waktu berlalu. Kita boleh dikatakan sedang diburu oleh waktu, namun tak jarang segelintir dari kita justru tidak menyadarinya. Barangkali terlalu asyik berkelana menikmati kehidupan duniawi yang bersifat sementara.

إِنَّمَا هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا مَتَٰعٞ وَإِنَّ ٱلۡأٓخِرَةَ هِيَ دَارُ ٱلۡقَرَارِ

Artinya: Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah sebuah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (Qs Ghafir [40]: 39).

Waktu dalam bingkai Islam sangat penting. Kata pepatah Arab, alwaktu tsamiinun idzaa madzo lam ya’ud, “Waktu itu sangat berharga, kalau sudah lewat tidak kembali”. Karenanya Leo Christopher pernah berkata, “Hanya ada satu hal yang lebih berharga dari waktu kita dan untuk siapa kita menghabiskannya”. Sungguh waktu akan terus berjalan tanpa jeda, meninggalkan segala memori yang pernah terjadi.

Orang yang sadar dirinya menetap hidup di dunia hanya sementara, niscaya memikirkan secara matang waktu yang akan dipergunakan esok hari. Mereka begitu cerdas lagi arif dalam memanage waktu agar terhindar dari kerugian di masa depan.

Kemudian, bagi orang dungu, niscaya hanya menjadikan waktu berlalu begitu saja. Mereka culas untuk bertindak. Alhasil hidupnya hampa tanpa arti, makna, dan manfaat yang selanjutnya niscaya mereka terperosok ke dalam ngarai kerugian selama-lamanya.

Saudara-Saudara yang Budiman

Hidup di dunia yang hanya sekali ini merupakan aktualisasi dari investasi kehidupan di akhirat kelak. Oleh karenanya, penting sekali dalam siksa waktu yang masih ada ini untuk dipergunakan mencari amal saleh. Saripati dari amal saleh itu sebagai perbuatan yang dapat melahirkan kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.

Kita bisa melakukan perbuatan berupa bekerja, menimba dan menebarkan ilmu, salat, puasa, zakat, sedekah, membaca Al-Qur’an, menjenguk orang sakit seraya mendoakannya, berbuat baik kepada non-muslim, menasehati orang lain jika dipandang keliru, menolong orang yang tertimpa bencana alam, dan hamparan perbuatan lainnya, intinya tergolong baik lagi adiluhung.

Kesempatan Allah diberikan kepada kita hari ini merupakan modal besar untuk memperbanyak amal saleh lainnya selain beberapa contoh yang sudah dibentangkan di atas tadi. Kejarlah amal saleh itu selagi kita masih ada kesempatan waktu sebagai majra′at al-akhirat, yakni ladang menuju hari akhir. Jangan sampai kita menunda-nunda waktu untuk berbuat demikian, karena pada akhirnya nanti juga akan merasakan sendiri penyesalan terbesar dalam hidupnya.

يَٰلَيۡتَنِي قَدَّمۡتُ لِحَيَاتِي

Artinya: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini. (Qs al-Fajr [89]: 24).

Peringatan Allah melalui redaksi surah di atas seyogianya mencambuk diri kita agar bangkit berkobar melakukan perbaikan diri terhadap tingkah laku yang gemar menyia-nyiakan waktu. Sudah saatnya kita mengeliminasi perilaku buruk tersebut sebagai biang kerok dari sulitnya kita menjadi manusia Islam cendekia, maju, dan mencerahkan peradaban.

Nabi Muhammad SAW pernah memberikan setetes percik embun petuah sarat makna tentang penggunaan waktu. Kiranya petuah darinya bisa kita kontemplasikan bersama demi menghindari rasa penyesalan yang begitu mendalam terhadap waktu.

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Artinya: Manfaatkanlah lima sebelum datangnya lima; yakni waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang matimu. (HR. al-Hakim).

Saudara-Saudara yang Budiman

Jika kita dibedah lebih mendalam lagi petuah nabi akhir zaman di atas, maka bisa kita peroleh sebagai berikut: “Ketika masih muda kita malas berbuat kebaikan, jangan harap waktu tua mau berbuat kebaikan. Ketika masih sehat saja kita sudah malas salat dan beramal saleh, jangan harap di masa tua kita bisa bersemangat. Ketika masih ada waktu panjang tetapi malas mempelajari ilmu, jangan harap saat sibuk bisa menggapai ilmu. Ketika masih mampu berderma kepada orang lain tetapi malas melakukannya, jangan harap dikala kita jatuh miskin, bisa melakukannya. Dan terakhir, manfaatkan kegunaan hidup sebelum tergilas oleh kematian. Sebab, jika sudah meninggal dunia, amalannya terputus”.

Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk merenungi momentum pergantian tahun. Kita tidak perlu berbangga jika memiliki perbendaharaan baru. Semua itu hanya bisa dirasakan sekejap saja, setelahnya kita akan terkubur berkelaluan di dalam ruang kecil dengan penuh kegelapan tanpa disinari oleh cahaya dan didampingi oleh kawan yang selama ini bersahabat baik dengan kita. Lantas, apa yang mau dibanggakan?

Lebih baik mumpung masih ada kesempatan waktu, bergeraklah mencari bekal terbaik melalui menanam amal saleh. Kembangkanlah amal saleh tersebut melalui pelbagai aneka bentuk dan paradigma lainnya. Semoga perjuangan hidup di dunia ini mampu mengantarkan kita dan seluruh anggota keluarga memasuki surga bersama Rasulullah Muhammad SAW. Aamiin.•

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ

رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ

رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ لَنَآۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ

. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

Cristoffer Veron P, Anggota Grup Jaringan Anak Panah;

Alumnus SMK Muhammadiyah 1 Kota Yogyakarta.

 

Exit mobile version