YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Setelah acara Muktamar Talk edisi pertama yang dihadiri oleh Drs H Marpuji Ali, MSi selaku Ketua Panitia Pusat Muktamar Muhammadiyah sekaligus Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kini acara Muktamar Talk kembali digelar untuk episode kedua. Pada episode kedua ini, dihadirkan dari Ketua Steering Committee Muktamar ke-48 serta Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Abdul Mu’ti, MEd.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Arizqi Qonita, Mu’ti menginterpretasikan tema Muktamar “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” telah diputuskan dalam rapat pleno Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan juga mendapatkan masukan dari berbagai pihak, sehingga tema ini bisa disepakati dan juga bisa disosialisasikan melalui pelbagai media.
Sepanjang perhelatan Muktamar, dibuat tema tersendiri sebagai manifestasi membangkitkan semangat di dalam keluarga ke arah mana gerakan kita ini dikembangkan.
“Setiap Muktamar itu temanya berbeda-beda. Muktamar ke 46 di Jogja tahun 2010 itu kan temanya Bergerak Melintasi Zaman. Kemudian Muktamar ke 47 di Makasar tahun 2015 itu berkaitan dengan masalah-masalah keindonesiaan dan sekarang kita mencoba untuk memperluas dinamika dan gerak Muhammadiyah,” Ungkapnya dalam Muktamar Talk.
Spirit di dalam tema Muktamar, merepresentasikan orientasi gerakan Muhammadiyah dalam rentang tempo lima tahun mendatang pasca perhelatan Muktamar dilaksanakan. Kendati Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah telah memiliki program jangka panjang dalam rentang 25 tahun, akan tetapi setiap Muktamar dibuat tema tersendiri sebagai bagian upaya untuk memfokuskan dan membangkitkan semangat kalangan warga Muhammadiyah dalam menggembangkan gerakan ini.
Mu’ti juga menyampaikan bahwa pada Muktamar ke 48 ini, Muhammadiyah tidak sekadar fokus pada persoalan keindonesiaan, akan tetapi pada persoalan kemanusiaan universal. “Tema “Memajukan Indonesia” itu menegaskan bagaimana komitmen Muhammadiyah untuk lebih hadir sebagai bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia,” tukasnya.
Baginya terdapat pemikiran yang melandasi dikukuhkannya tema Memajukan Indonesia pada Muktamar ke 48 ini. Yakni Muhammadiyah melalui para tokohnya dan juga secara resmi melalui organisasi, senantiasa terlibat dalam dinamika kehidupan kebangsaan di Indonesia. “Kalau kita membuka lembaran-lembaran sejarah, yang ditulis secara objektif tanah air kita ini, para tokoh yang turut serta, bahkan tidak hanya sekadar turut serta, tetapi menginisiasi berbagai tonggak penting dalam sebuah tonggak penting sejarah kemerdekaan Indonesia adalah para tokoh Muhammadiyah”, katanya.
Sebagaimana yang kita ketahui, KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah, merupakan Pahlawan Nasional. Keduanya ditetapkan sebagai pahlawan karena jasanya dalam bidang pendidikan. Lalu KH Fakhrudin sebagai seorang pahlawan karena berjuang memajukan Indonesia melalui berbagai gerakan politik dan terutama media jurnalistik. Beliau dijuluki sebagai Bapak Pers Muhammadiyah.
Lanjut, KH Mas Mansur tokoh Muhammadiyah yang terlibat memajukan Indonesia melalui pelbagai gerakan politik. Tonggak politik kebangsaan Indonesia dibedakan menjadi beberapa hal, (1) Tonggak Sumpah Pemuda yang lahir tokoh dari kalangan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Sumpah pemuda penting sebagai kedaulatan budaya. (2) Perumusan Dasar Negara Indonesia yang kemudian menjadi persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang oleh pakar sejarah dikenal sebagai kedaulatan politik. Tokoh yang terlibat dari perumusan Dasar Negara ini berasal dari tokoh dan pimpinan persyarikatan Muhammadiyah.
“Sejak awal Muhammadiyah sangat terlibat, bahkan mengambil prakasa melalui para tokoh dan organisasi dalam kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia,” kata Mu’ti.
Sebagai penutup, Mu’ti menyampaikan beberapa pesan penting ihwal Muktamar ke 48 ini. Pertama, marilah kita bersama-sama untuk kembali menyatukan langkah dan menjalin ukhuwah seperti lagu Them Song Muktamar di Solo Kita Jalin Ukhuwah, Muktamar Satukan Langkah. Ini yang penting. Sehingga sekarang marilah kita bersama-sama mendekati pelaksanaan Muktamar berbagai kegiatan di tingkat wilayah, pusat, daerah, cabang, ranting, dan amal usaha, marilah kita selenggarakan demam Muktamar sekarang sudah mulai terasa.
Kedua, Kami sebagai Steering Committee juga sudah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka menyambut pelaksanaan Muktamar. Misalnya kami menyelenggarakan seminar yang diselenggarakan di perguruan tinggi Muhammadiyah, temanya mengacu pada tema Muktamar. Tema-tema Muktamar yang kita selenggarakan, kita susun sedemikian rupa, sehingga kami dapat mendapatkan masukan dan gagasan-gagasan brilian dari narasumber yang kita hadirkan di dalam seminar-seminar di perguruan tinggi Muhammadiyah.
Ketiga, marilah kita bersama-sama senantiasa berusaha untuk bagaimana agar sukses Muktamar ini, paling tidak ada tiga poin; sukses penyelenggaraan, sukses berkaitan penyusunan program-program, dan sukses dalam pemilihan kepemimpinan.
“Sehingga, dalam proses-proses permusyawaratan termasuk kepemimpinan marilah kita laksanakan dengan Akhlakul Karimah, semangatnya adalah kebersamaan dan semangat untuk bagaimana Muhammadiyah semakin maju dan berkembang, dengan kepemimpinan yang semakin solid dan kepemimpinan itu adalah bagian penting dari bagaimana kita dapat bergerak bersama, maju bersama, untuk memperkuat Muhammadiyah, berdakwah melalui Muhammadiyah, dalam berbagai bidang kehidupan. Tidak hanya bidang keagamaan, tetapi juga dalam bidang sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan bidang-bidang dakwah yang lain,” ujar Mu’ti. (Cris)