YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan spiritualitas merupakan sumber motivasi dan emosi individu yang berkenaan dengan hubungan seseorang dengan Tuhan, sedangkan religiusitas merupakan pengabdian kepada Tuhan atau kesalehan (KBBI, 2016). Religiusitas memiliki arti yang sangat penting bagi kaum yang beriman. Dalam kehidupan umat Muslim, Islam adalah agama yang menjadi kerangka rujukan perilaku. Hal tersebut tertuang di dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) tahun 2009 dengan kebajikan sebagai tujuan utamanya. Apa yang disyariatkan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, berupa perintah dan larangan, berupa petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat (HPT I, 2009).
Selain itu agama juga dipahami sebagai sebuah proses dari pengalaman dan kesadaran imani. Pengalaman dan kesadaran imani inilah yang kemudian menghasilkan amal sholeh. Menurut Syamsul Anwar, agama tanpa iman adalah agama palsu. Sehingga umat Islam hendaknya memiliki keyakinan yang teguh dengan penuh kesadaran (kesadaran imani) terhadap rukun iman (6/4).
Syamsul Anwar dalam pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah 1443 H itu mengatakan bahwa amal sholeh yang dihasilkan dari religiusitas paripurna memiliki tiga bentuk, yaitu pemikiran, tindakan, dan pergaulan kepada sesama secara harmonis dan saling mengedepankan toleransi. Sebelum itu, religiusitas dalam perspektif Islam juga mengandung tiga unsur penting. Pertama, inti (din al-fitrah). Kedua, bentuk (norma-norma). Dan ketiga, ungkapan (amal sholeh).
“Islam adalah agama yang mencerahkan. Artinya, memegang nilai-nilai keutamaan yang tertanam dalam segenap kebaikan jiwa, pikiran, sikap, dan tindakan yang maslahat, berkeadaban dan berkemajuan,” ujarnya.
Agar tidak terbawa oleh arus paham ekstrem dalam beragama, Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah tersebut mendorong umat Islam untuk memfungsikan rasa dan rasio secara proporsional. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar ajaran Islam secara universal yaitu kebaikan, keadilan, kebersamaan, persatuan dan lain sebagainya.
“Landasan religiusitas itu adalah kebajikan kalbu (ihsan), rasionalitas, dan perbuatan kebajikan untuk kemaslahatan semua. Dengan begitu umat Islam akan sulit terpapar paham radikal,” ungkapnya. (diko)