YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kemajemukan, perbedaan, keragaman dan sejenisnya. Sehingga Al-Qur’an pun mengapresiasi segala bentuk kemajemukan itu dalam setiap aspek kehidupan umat manusia. Salah satunya di dalam QS. Ar-Rum ayat 22; Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah penciptaan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
Berfokus pada ayat di atas Abdul Mu’ti menegaskan tidak ada supermasi antara manusia, karena setiap manusia memiliki derajat yang sama di mata Tuhan. Menurutnya yang membedakan manusia dengan manusia yang lain menurut pandangan Islam adalah tingkat keimanan dan ketakwaan dihadapan Allah.
“Semua manusia berasal dari manusia yang sama dan kemudian Allah menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka mau saling mengenal,” ujarnya.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengungkapkan bahwa untuk menjadi manusia yang mulia perlu untuk menerapkan ihsan dalam kehidupannya. Bukan justru mengunggulkan suku, bangsa, atau kelompok dihadapan manusia yang lain.
“Berihsan itu melalukan sesuatu yang terbaik serta berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik,” paparnya dalam agenda pengajian Ramadan PP Muhammadiyah dengan tema Mengembangkan Religiusitas Ihsan dalam Masyarakat Majemuk di Era Disrupsi (6/4).
Abdul Mu’ti memambahkan, ada empat cara menerapkan ihsan dalam kehidupan manusia. Pertama, berbuat baik, tapi jangan merasa diri paling baik. Kedua, meningkatkan kualitas kebaikan kita. Ketiga, memperbanyak kebaikan. Keempat, mendahului orang lain sebelum orang tersebut berbuat baik. Inilah yang di sebuat ihsan in action (ihsan dalam perbuatan).
“Tidak ada yang perlu kita khawatirkan di era disrupsi yang kian majemuk ini, karena ini semua adalah bagian dari sunatullah yang harus kita terima. Yang perlu kita lakukan adalah mewujudkan ihsan in action. Agar ibadah dan pengabdian kita kepada Allah memiliki makna keimanan dan ketakwaan,” ujarnya. (diko)