SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jawa Timur, turut merespon persoalan Reog Ponorogo, yang beberapa hari ini menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendukung pengusulan Reog Ponorogo ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda Republik Indonesia.
Dalam siaran pers, Tokoh PP Muhammadiyah tersebut menyampaikan dukungannya kepada Reog Ponorogo diusulkan menjadi warisan budaya tak benda di UNESCO.
“Kesenian Reog Ponorogo masuk nominasi tunggal Warisan Budaya Tak Benda ” ungkap Muhadjir, melalui siaran pers, Senin (4/4)
Sementara itu, Nadiem Makariem, selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, memilih Budaya Sehat Jamu untuk diajukan dalam daftar warisan budaya tak benda UNESCO. Dari beberapa pilihan, Reog Ponorogo tidak masuk di dalam warisan tak benda yang diusulkan ke UNESCO.
Merespon kondisi tersebut, Sugiri Sancoko, merasa kecewa betul atas keputusan Nadiem Makariem. Bupati Ponorogo tersebut merasa Reog Ponorogo seharusnya menjadi pilihan, melihat beberapa waktu terakhir ada upaya dari negara tetangga yang mengkalim Reog Ponorogo sebagai kebudayaan negara tersebut.
“Kami kaget dengan keputusan mas Menteri Nadiem Makarim yang secara nyata lebih memilih jamu dibandingkan dengan memilih kesenian Reog Ponorogo untuk diusulkan ke dalam daftar ICH UNESCO,” ucap Kang Giri, sapaan akrab Bupati Ponorogo tersebut dalam jumpa pers di Alun-alun Ponorogo (8/4)
Dalam kesempatan yang sama, DPD IMM Jawa Timur, melalui Izuddin Ibnu Abdis salam, Ketua Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga cukup menyayangkan hal tersebut. Seharusnya pemerintah harus memprioritaskan Reog Ponorogo dijadikan Warisan Budaya Tak Benda untuk diusulkan ke UNESCO.
“Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki kebudayaan dan kesenian yang begitu beragam. Maka dari itu kita patut untuk mempertahankan keutuhan kebudayaan asli daerah. Untuk itu, sudah seharusnya pemerintah memprioritaskan Reog Ponorogo untuk diusulkan menjadi warisan tak benda Unesco” ungkap Izuddin, pemuda asli Probolinggo tersebut.
Masih kata Izuddin, betapa penting menjaga warisan kebudayaan Indonesia. Apalagi kebudayaan asli daerah. Tentu, di era globalisasi dan di era yang serba maju dan pesat seperti saat ini.
“Dengan begitu, sebagai upaya menjaga warisan kebudayaan asli daerah, wajib bagi kita semua untuk melestarikan kebudayaan asli daerah,” tegasnya. (rifki)