Oleh: Caesar Marga Putri (Dosen Prodi Akuntansi UMY, Ketua Majelis Pemberdayaan Wanita PCIM Spanyol)
Berpuasa di negeri orang memiliki pengalaman yang berbeda pastinya. Bagi kami sekeluarga berpuasa di bulan Ramadhan 1443 H ini adalah puasa ketiga kami di negeri yang selama 800 tahun pernah berada di bawah kekhalifahan Islam, Spanyol. Meskipun tahun ini merupakan puasa tahun ketiga kami di Barcelona, puasa kali ini sangat berbeda dengan dua tahun sebelumnya di mana pandemi masih menjadi penghalang masyarakat untuk melakukan aktivitas secara normal. Dua tahun pertama Ramadhan kami di sini, aktivitas berkumpul masih dibatasi sehingga acara buka puasa (iftar) tidak pernah dilaksanakan dengan melibatkan banyak orang.
Kami sangat bersyukur karena tahun ini aktivitas buka bersama sudah diperbolehkan oleh otoritas berwenang. Kami sekeluarga tergabung dalam komunitas muslim yang berpusat di Centre Cultural Islàmic Català (CCIC). Mungutip dari laman CCIC, entitas ini didedikasikan untuk penyebaran dan pengajaran agama Islam serta gaya hidup sesuai ajaran-NYA. Organisasi ini terbuka untuk masyarakat umum tanpa memandang perbedaan dan menawarkan ke semua orang untuk belajar tentang Islam. Segala aktivitas yang dijalankan oleh CCIC memang dirancang untuk meningkatkan integrasi semua komunitas baik muslim maupun non muslin sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi semua orang dalam mengutarakan gagasan dan bertukar pendapat.
Merujuk pada tujuan keberadaan CCIC tersebut, maka banyak aktivitas yang dilakukan di pusat ini. Dalam keseharianya CCIC difungsikan sebagai Masjid dan Pusat Studi Islam, sedangkan salah satu aktivitas rutin tahunan adalah iftar untuk warga baik muslim maupun non-muslim. Jumlah partisipan yang ditargetkan sebanyak 200 orang di iftar tahun ini. Minggu 10 April 2022 adalah pertama kalinya kami bisa bergabung di aktivitas iftar karena dua tahun yang lalu ditiadakan. Kebetulan saya adalah wali dari anak perempuan saya yang tergabung dalam Scout Musulmà el Triomf (Pramuka Muslim el Triomf). CCIC dan para orang tua siswa yang tergabung di Pramuka Muslim menyediakan makanan untuk disajikan di stand makanan dan minuman yang akan digelar di Plaça Mercat de Clot yang berada hanya 50 meter dari CCIC.
Jam 17.30 kami sudah mulai sibuk memasang meja dan tenda yang dibutuhkan untuk meletakkan hidangan. Team yang menjaga stand makanan adalah anak-anak anggota Pramuka Muslim el Triomf, dari tingkatan paling bawah hingga paling atas. Anak-anak anggota pramuka tersebut memakai seragam pramuka berwarna biru dan lengkap dengan dasinya. Mereka kelihatan antusias sekali mempersiapkan iftar karena sejak pukul 18.30 anak-anak pramuka tersebut sudah mulai menata hidangan di meja stand.
Jam buka puasa saat ini jatuh pada pukul 20.30, namun pukul 19.30 para pengunjung stand sudah mulai berdatangan. Alhamdulillah mereka yang datang berasal dari berbagai komunitas, baik muslim maupun non-muslim. Para pengunjung akan disambut oleh adik-adik pramuka yang menjaga stand pertama untuk memajang beberapa buku yang berjudul Conoce el Islam dan El Profeta Muhammad, yang diberikan secara gratis bagi mereka yang ingin memilikinya untuk mengetahui Islam lebih dalam. Beberapa dari pengunjung antusias membuka buku-buku tersebut dan mendengarkan penjelasan dari adik pramuka yang menjaga stand buku. Kemudian mereka mengantri mengambil makanan yang didominasi menu kue dan roti khas maroko tersebut. Tak lupa teh khas Maroko yang dipadu dengan daun mint menjadi minuman paling diminati.
Suasana minggu sore tersebut penuh kegembiraan dan kekeluargaan, bagi mereka yang tidak berpuasa diperkenankan untuk terlebih dahulu menikmati makanan yang sudah mereka ambil sedangkan bagi para muslim yang berpuasa menunggu adzan dikumandangkan oleh muadzin CCIC yang berada di tengah-tengah stand iftar. Ada rasa haru yang saya pribadi rasakan ketika mendengarkan suara Adzan Maghrib berkumandang di luar masjid, sebuah pemandangan yang pertama kali saya lihat semenjak hampir tiga tahun berada di Barcelona. Sungguh Islam adalah rahmat bagi alam semesta.
Baca juga:
Nuansa Tarawih di Masjid M-30 Madrid
Melihat Islam di Spanyol: Dulu dan Kini
Salat Idul Fitri di Bumi Andalusia
Dari Madrid, Haedar Nashir Serukan Nilai Agama Menyelesaikan Masalah Kemanusiaan