YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam Maqashid Syari’ah, ada lima hal yang harus dijaga, di antranya menjaga jiwa, agama, akal, harta, dan badan. Tapi seiring dengan terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadap alam dan lingkungan. Para ulama menambahkan satu hal lagi yang harus dijaga dalam kehidupan, yaitu alam tempat kita tumbuh dan berkembang.
Oleh sebab itu, bertepatan dengan Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April, Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) dalam hal audit lingkungan. Sebagai bentuk konsen serta tanggungjawab Muhammadiyah dalam menjaga dan merawat lingkungan.
Muhjidin Mawardi, Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan, momentum MoU yang bertepatan dengan Hari Bumi 2022 ini mengindikasikan bahwa Muhammadiyah melihat bumi kita hari ini sedang sakit dan perlu ditolong untuk sembuh. Penyakit yang diderita bumi adalah konsekuensi dari ulah manusia yang membabibuta dalam mengeksploitasi alam.
“Terjadi kerusakan di bumi akibat dari ulah tangan manusia. Sejatinya pikiran kita lah yang mendorong anggota tubuh kita untuk melakukan tindakan. Sehingga kerusakan lingkungan awalnya terjadi karena adanya kerusakan pada akal manusia,” ujarnya di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta (22/4).
Dalam skala terkecil Muhjidin menegaskan bahwa Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah terus melakukan audit terhadap bangunan-bangunan milik Muhammadiyah. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah dalam perancangan serta penggunaannya merugikan lingkungan sosial dan alam. “Kami berharap, apa-apa yang telah dikembangkan oleh majelis dan institusi di Muhammadiyah agar dapat dimaksimalkan oleh seluruh praktisi lingkungan di Muhammadiyah,” pesannya.
Supriyono, Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional UMS mengatakan, program MoU yang diberi nama Audit Lingkungan Hidup Muhammadiyah (ALIM) merupakan suatu ikhtiar untuk melestarikan alam. Sehingga dapat memberikan dampak positif kepada alam dan lingkungan sosial. Munculnya istrumen Audit Lingkungan Hidup Muhammadiyah ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat secara luas.
Melihat bumi yang semakin rusak, Supriyono menambahkan bahwa dampak dari pemanasan global sangatlah luar biasa. Sekitar 20 tahun yang lalu, mahasiswa tidak merasa perlu menyalakan AC saat berada di ruangan. Namun saat ini, ketika kita sedang berada di sebuah ruangan dan tidak menyalakan AC, rasanya seperti dipanggang. Sehingga hal ini mendorong QS rengking sebagai salah satu institusi pemeringkatan perguruan tinggi terkemuka untuk memasukkan instrumen pelestarian lingkungan sebagai salah satu hal yang dinilai, dan secara langsung mendorong seluruh perguruan tinggi untuk ikut andil dalam pelestarian lingkungan dan mencegah pemanasan global.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak kita untuk menjadikan peringatan Hari Bumi 2022 sebagai momentum untuk kembali merawat bumi dengan penuh tanggungjawab. Tidak merusak dan melakukan eksploitasi atas nama apa pun. “Jangan sampai kita membuat kerusakan di bumi, peradaban manusia sangat bergantung pada lingkungan dan bumi sebagai tempat kita tinggal,” tutupnya. (diko)