GRESIK, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir didampingi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Saad Ibrahim melakukan penandatanganan prasasti dan sekaligus peresmian Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 Gresik pada Senin, 11 Juli 2022.
Setelah penandatanganan dan peresmian, acara dilanjutkan dengan pengajian umum oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Agenda yang berlangsung di masjid megah nan indah tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh diantaranya, Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki, Direktur Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik Mohammad In’am, Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik Eko Budi Leksono, Ketua Dikdasmen GKB, Ketua Umum IMM, Ketua Umum IPM, dan warga persyarikatan.
Di awal sambutannya, Haedar Nashir memberikan apresiasinya atas terbangunnya masjid megah dan indah di lingkungan sekolah Muhammadiyah di Gresik tersebut.
Sebelum itu, M Djufri, Ketua PCM GKB melaporkan proses pembangunan Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 Gresik tersebut. Ia mengatakan bahwa seiring dengan bertambahnya siswa dan jamaah pada tahun 2010, masjid pun dibugar. Selama beberapa tahun setelahnya, karena menjadi sekolah para juara, jumlah siswanya pun terus bertambah dengan sangat pesat. Sehingga masjid perlu kembali dipugar. Sehingga pada saat terjadi pandemi Covid-19 di tahun 2020 dilakukan pemugaran, dan akhirnya pada tangga 11 Juli 2022 ini masjid dapat diresmikan.
“Masjid yang dapat menampung 1.600 jamaah ini memerlukan dana sebesar 9 miliar yang diperoleh dari sumbangan para jamaah,” ujarnya.
Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur mengatakan, ketika Nabi datang ke Madinah. Yang pertama kali dilakukan Nabi membangun masjid. Pembangunan masjid tersebut sebagai dekrit bahwa ada penguasa baru di Madinah. Selain itu Nabi juga membangun pasar sebagai penggerak roda ekonomi umat. Tak perlu waktu lama, Nabi pun mampu membangun masyarakat Islam yang unggul dan mengubah nama kota Yasrib menjadi Madinah Al Munawwarah.
Haedar Nashir kembali menegaskan bahwa fungsi masjid bukan sekedar dilihat dari bangunan fisiknya semata, tapi juga perlu ada ruh yang menjiwainya. Seiring dengan hal tersebut ia menegaskan bahwa Gresik memiliki sejarah yang luar biasa bagi persyarikatan Muhammadiyah, pernah melahirkan Ketua Umum PP Muhammadiyah yaitu Faqih Usman. Maka tidak heran jika Gresik memiliki daya, semangat, dan amal usaha yang luar biasa.
Muhammadiyah sejak awal kelahirannya telah menjadi gerakan peradaban. Islam sebagai agama yang mengilhami gerakan ini memiliki misi dalam mengusung dan membangun peradaban yang mencerahkan. Islam selalu hadir memberikan jawaban atas setiap permasalahan keumatan dan datang memberikan pencerahan.
“Jika kita membuka risalah Nabi, akan banyak sekali pesan-pesan yang mendorong umatnya untuk membangun peradaban yang mencerahkan,” ungkapnya.
Ia pun menambahkan, ada trilogi utama umat Islam agar dapat membangun peradaban yang mencerahkan. Pertama, iman. Kedua, ilmu. Dan ketiga, amal. Iman adalah pondasi kokoh umat Muslim. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kita menjadikan keimanan sebagai pegangan hidup di dunia. “Sebagai jiwa dan ruh yang mengontrol hidup kita,” ujarnya.
Karena bagaimana pun ciri-ciri orang yang beriman ialah mau berinfaq dan bershodaqoh, baik di waktu lapang maupun sempit. Kedua, mampu menahan marah. Ketiga, merasa diri selalu diawasi oleh Allah. Iman juga harus teraktualisasi dalam kehidupan kita sehari-hari dengan cara membela mereka yang lemah dan selalu mengutamakan persaudaraan. Menurutnya inilah yang membedakan antara peradaban Islam dengan peradaban sekuler di Barat.
Trilogi kedua adalah ilmu. Muhammadiyah yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan memiliki cita-cita melahirkan generasi ulul al-bab. Muhammadiyah mempelopori lahirnya sistem pendidikan Islam modern yang memadukan antara keilmuan dengan keimanan. Anak-anak yang bersekolah di sekolah Muhammadiyah didik untuk berbakti kepada orang tua, selain itu didorong agar menjadi manusia yang cerdas. “Jangan sampai anak-anak kita menjadi generasi yang lemah dan tidak mampu menghadapi kehidupan,” pesannya kepada kita semua.
Dan trilogi yang terakhir adalah amaliah berkemajuan. Sejak awal KH. Ahmad Dahlan ingin membongkar kebiasaan yang tak menjadi Islam sebagai pemandu kehidupan. Oleh karenanya KH. Ahmad Dahlan mengajarkan QS. Al-Ma’un berkali-kali kepada muridnya. Beliau ingin mengajarkan kepada kita bahwa Al-Qur’an diturunkan bukan sekedar untuk dihafal, tapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan. Maka lahirlah Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan Islam modern yang mencerahkan.
Haedar mengatakan, untuk menjadi gerakan yang unggul, umat Islam harus menguasai sektor ekonomi. Tanpa menguasai sektor tersebut, umat ini akan mati. Selain membangun amaliah dan menggarap sektor ekonomi, Muhammadiyah juga perlu membangun persaudaraan dengan siapa pun. Berkerjasama dengan semua pihak.
Dan yang terakhir, kita dapat membangun peradaban mencerahkan jika kita dapat mengisinya dengan mendirikan pusat-pusat kemajuan. Tempat untuk memproduksi dan menyebarkan Islam sebagai pusat keunggulan. “Utamanya menjadikan masjid untuk menyebarkan pesan rahmatan,” tutupnya. (diko)