TEGAL, Suara Muhammadiyah – Ahad, 17 Juli 2022, Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kampus putri mengadakan agenda berupa Forum Ta’aruf Santri (FORTASI) yang merupakan program tahunan, yang selalu diikuti oleh seluruh santri pada awal tahun ajaran baru, sebagai pengenalan beberapa organisasi otonom yang ada di organisasi Muhammadiyah.
Pada Fortasi sesi pertama yang diisi oleh Ibu Umi Fadhilah, sekretaris Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal, beliau menyampaikan tentang beberapa materi ke-Aisyiyahan seperti sejarah singkat organisasi ‘Aisyiyah, dan menyampaikan bahwa Muhammadiyah membentuk organisasi otonom aisyiyah sebagai organisasi otonom khusus untuk membantu program-program kerja Muhammadiyah agar program-program tersebut dapat dirasakan oleh umat. Karena kekhususannya inilah ‘Aisyiah diberi wewenang untuk mendirikan amal-amal usaha sendiri.
Adapun yang termasuk dalam kader-kader penggerak organisasi ‘Aisyiyah adalah, umat islam, simpatisan, aktivis/anggota, serta kader. Pesan beliau sebelum meninggalkan tempat pertemuan yaitu ‘sebelum kita bergarak di organisasi, kita terlebih dahulu harus tergerak, dengan cara membuka hati, hingga kita bisa menggerakan organisasi tersebut dan menjadi seorang penggerak’.
Pada sesi kedua, yang diisi oleh Ibu Ani Muzalfah, S. Pd. selaku sekretaris Pimpinan Wilayah Nasyiyatul ’Aisyiyah Jawa Tengah, beliau menyampaikan bahwa organisasi N. A seharusnya sudah melaksanakan pergantian kepemimpinan pada muktamar ke 14 pada 2020 kemarin, tetapi karena adanya pandemic covid-19, reorganisasi belum sempat dilaksanakan. Kabarnya muktamar ke 14 kali ini akan diadakan secara hybrid (online dan offline).
Beliau memaparkan beberapa materi yang berkaitan dengan NA. Program- program baru seperti menganjurkan kepada ranting-ranting, khususnya di daerah Tegal, untuk membentuk komunitas NA pada masing-masing ranting. Adapun program advokasi seperti Family Learning Center sebagai pendamping dan pusat permaslahatan dalam keluarga. Sekian. (Yumna/Efti)