Sekolah Antikorupsi, Upaya Menghidupkan Harapan

Sekolah Antikorupsi, Upaya Menghidupkan Harapan

YOGYAKARTA. Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD IMM DIY) menyelenggarakan Sekolah Antikorupsi, 29-31 Juli 2022, di Yogyakarta. Hadir sebagai narasumber antara lain Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas, Pengamat Politik Rocky Gerung, dan Jurnalis Hersubeno Arif. Turut menjadi pembicara antara lain pengiat dan aktivis antikorupsi Zainal Arifin Muchtar, Febri Diansyah, dan Bivitri Susanti.

Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Gunawan Budiyanto mengapresiasi inisiasi para mahasiswa ini. “Mahasiswa harus diberi ruang untuk memilih jalan sendiri,” katanya. Wakil Ketua PWM DIY Untung Cahyono mengingatkan bahwa korupsi adalah perilaku yang dalam hadis dinyatakan, pemberi suap dan penerima suap tempatnya di neraka. Ketua DPD IMM DIY Muhammad Akmal Ahsan mengatakan, korupsi merupakan salah satu biang persoalan di negara Indonesia.

Busyro Muqoddas menilai bahwa korupsi merupakan musuh besar di depan mata. Situasi kebangsaan seolah membuat kita menjadi pesimis. “Kebohongan demi kebohongan muncul terus, dan kebohongan itu dilembagakan, dan dilegalisasikan dalam bentuk undang-undang,” ujarnya. Pemerintah dan DPR terkesan memaksakan kehendaknya dalam legislasi undang-undang tertentu. Semua masalah bangsa itu berkelindan dengan persoalan korupsi.

Korupsi itu salah satu bagian dari perbudakan, yang terjadi secara terstruktur, sistematis, dan massif. “Ini negeri yang dibangkitkan dengan berdarah-darah. Mengapa sekarang seperti ini?” tanya mantan Ketua KPK itu. Busyro menyebut bahwa forum semisal ini menjadi penting, di saat sebagian masyarakat sipil memilih diam. Para aktivis dikondisikan untuk tidak kritis. Gejala obral jabatan komisaris, kata Busyro, adalah bagian dari pelacuran intelektual.

Rocky Gerung mengatakan bahwa kita ada dalam kegalauan, makanya perlu mengadakan sekolah semacam ini. Hal ini adalah tradisi Muhammadiyah. “Kiai Ahmad Dahlan memilih menjadi pedagog, pendidik.” Peran Kiai Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah dan menjalankan agenda kultural cukup memberi manfaat besar bagi bangsa ini.

Menurut Rocky, korupsi merupakan persoalan besar yang membuat manusia menjadi rendah. Binatang berhenti makan kalau sudah kenyang, tidak punya sifat rakus.  Binatang mencuri kalau sudah lapar, sementara manusia ketika sudah kenyang pun masih merampas yang bukan haknya. “Manusia bisa melampaui kebinatangan atau di bawah binatang,” ujarnya.

Ia menyebut bahwa korupsi dilanggengkan oleh oligarki dan kekuasaan. “Oligarki menyogok kebijakan di istana. Kita dapat impact-nya,” katanya. Mengapa oligarki? Sebab, kekuatan ekonomi bisa digunakan untuk mengendalikan orang lain. Kekuatan ekonomi juga bisa digunakan untuk mempengaruhi kebijakan dan mempengaruhi pembuat kebijakan.

Rocky Gerung menilai bahwa sekolah semacam ini menjadi penting untuk mengawasi pemerintahan. Peralatan raja tidak mungkin digunakan untuk membongkar istana. Sebab itu, kita perlu peralatan dari luar, perlu organisasi sipil untuk membongkar korupsi. “Korupsi paralel dengan tidak adanya oposisi. Tanpa oposisi, tidak ada audit eksternal,” tukasnya. (ribas)

Baca juga:

Busyro Muqoddas: Berjayanya Oligarki Membentuk Soliditas Korupsi Politik

Mencegah Korupsi dan Radikalime dari Kampus

Catatan Hari Anti Korupsi: Pandemi, Korupsi dan Demokrasi

Hamim Ilyas: Korupsi Itu Perilaku Bunuh Diri

Zainal Arifin Mochtar Ungkap Tiga Akar Korupsi

Exit mobile version