SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka menyemarakkan Muktamar ke-48 yang akan berlangsung di Surakarta pada November 2022 mendatang, Jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (JRSMA) siap menyelenggarakan program bakti untuk negeri. Diinisiasinya program ini menjadi salah satu komitmen Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara luas. Selain itu program ini juga untuk memitigasi sesuatu yang tidak diharapkan selama penyelenggaraan Muktamar, khususnya dalam hal kesehatan.
Oleh karenanya Panitia Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48 menggandeng Muhammadiyah Covid Comment Center (MCCC), Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dan Jaringan Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah untuk mendirikan dua Rumah Sakit Lapangan serta menempatkan tim kesehatan di setiap hotel dan pemondokan peserta dan penggembira muktamar.
“Pendirian dua rumah sakit lapangan serta penempatan tim kesehatan di setiap penginapan merupakan upaya dari MPKU untuk memberikan pelayanan secara optimal di Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48,” ujar Ketua MPKU PP Muhammadiyah Agus Syamsudin saat jumpa pers secara daring pada Rabu (10/8).
Agus menambahkan, dalam menyambut datangnya Muktamar ke-48, setidaknya ada 117 Rumah Sakit dan 30 Klinik Muhammadiyah-Aisyiyah akan melangsungkan program bakti untuk negeri. Bentuk kegiatannya pun disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, diantaranya seperti pengobatan massal gratis, khitanan massal dan kegiatan yang berhubungan dengan aspek kesehatan lainnya.
Sementara itu Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrohman mengatakan bahwa Muhammadiyah akan selalu melakukan inovasi di bidang kesehatan dengan mendirikan rumah sakit untuk masyarakat kelas atas.
“Muhammadiyah berencana melakukan inovasi dengan mendirikan rumah sakit yang menyasar pada sekmen masyarakat kelas menengah atas, agar sekmen masyarakat ini bisa tersentuh dakwah Muhammadiyah,” ujar Agus Taufiqurrohman.
Selain itu inovasi juga dilakukan dalam hal pembuatan aplikasi berbasis prilaku Islami bagi karyawan dalam menjalankan ibadahnya. Nantinya aplikasi ini digadang-gadang dapat menjadi salah satu fungsi kontrol terkait konsistensi berprilaku Islami para karyawan di lingkup Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Inovasi ini diharapkan akan mampu memantau perkembangan hidup Islami karyawan seperti yang sudah diterapkan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,” terangnya.
Agus menambahkan, dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan ada standarisasi bagi karyawan maupun pimpinan di Rumah Sakit Muhammadiyah terkait dengan kemuhammadiyahan dan keislaman, hal ini akan berpengaruh baik terhadap pelayanan di rumah sakit Muhammadiyah yang bersangkutan. (diko)