TUBAN, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 22 Taruna SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban mengikuti pembekalan sebelum diberangkatkan mengikuti Praktek Kerja Lapangan gelombang II di halaman SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban, Jum’at (12/8/2022). Para Taruna ini akan diberangkatkan ke Juwana, Pati Jawa Tengah menggunakan bus.
Para taruna ini diberi pembekalan terkait apa saja yang menjadi kewajiban dan juga hak saat mengikuti PKL. Margo Santoso selaku ketua pelakasan PKL meminta para Taruna untuk menjaga sikap sebagai Taruna yang menempuh pendidikan di sekolah yang berada di bawah salah satu Ormas Islam bernama Muhammadiyah.
Margo mengatakan, suasana di kapal, tentu berbeda dengan di darat. Oleh karena itu basic penyelamatan diri harus diperhatikan.
“Di atas kapal, kalian akan bersosialisasi dengan para kru dengan berbagai latar belakang. Oleh karen itu jaga sikap, kehati-hatian perlu ditingkatkan,” ujar pria yang malang melintang di dunia pelayaran itu.
Dia menerangkan beberapa hal dasar yang penting untuk diwaspadai demi keselamatan saat bekerja di kapal.
“Penting untuk diperhatikan, saat kalian tidur, jangan tidur di atas jaring, jangan mengambil air di burit kapal, saat kapal itu dalam kedaan berjalan. Jika ada teman ke kamar kecil, maka ajak temannya,”tegas Margo.
Terkait hak yang diperoleh saat PKL, Margo mengatakan, semua kebutuhan logistik sudah disediakan oleh pihak perusahaan. Oleh karena itu, Taruna tidak diperkenankan membawa uang berlebihan.
Di samping itu, dia meminta agar tidak membawa barang-barang berharga saat PKL. “Kalau punya ponsel yang mahal, jangan dibawa, bawa yang hanya bisa saja, uang yang penting bisa digunakan untuk berkomunikasi,”tandasnya.
Sementara itu, Iwan Abdul Gani selaku guru Al Islam pada sosialisasi PKL yang dilaksanakan dua hari sebelumnya berpesan agar para taruna menjaga ibadahnya.
“Kalian ini di samping sebagai Taruna yang di mata masyarakat dipandang sebagai pelajar yang disiplin, kalian juga dicatat sebagai pelajar di sekolah yang berada di bawah naungan Muhammadiyah, maka disiplin shalat tetap dijaga,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Iwan Abdul Gani mejelaskan tentang tata cara shalat bagi Musafri. Sebagaimana diketahui bahwa, Islam adalah agama fitrah. Menurut dia, fitrah yang dimaksud di sini adalah sifat dasar manusia.
Manusia ditkadirkan memliki sifat dasar yang lemah, oleh karenanya Allah telah mempersiapkan solusi bagi manusia saat berada dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menjalankan kewajiban sebagaimana keadaan normal.
“Bagi Musafir seperti kailan, Allah memberikan rukhsah atau keringanan dalam melaksanakan ibadah. Contohnya shalat duhur, dalam keadaan normal, wajib mendirikan 4 rokaat di waktu duhur, namun saat kalian di kapal, diberi rukhsoh untuk menjamak. Duhur dan asar bisa dijamak dan juga bisa diqoshor,” jelasnya.
Para taruna ini akan mengikuti PKL selama 6 sampai 8 bulan, melakukan kegiatan praktek menangkapan ikan, dan derah operasinya di Indonesia bagian Timur. (IAG)