KEDIRI, Suara Muhammadiyah – Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, SH menghadiri rangkaian Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kediri, Minggu (14/8). Dalam sambutannya mengatakan bahwa Muhammadiyah itu selalu hadir sebagai garda terdepan dalam membangun peradaban. Dalam membangun peradaban yang unggul itu Muhammadiyah terus melakukan terobosan dengan mendirikan amal usaha seperti sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi, pusat perbelanjaan dan masih banyak lagi lainnya. Dan untuk mendirikan amal usahanya, ia mengaku bahwa Muhammadiyah tak pernah terkendalan dengan masalah pendanaan. Masalah dana bagi Muhammadiyah, menjadi urusan belakangan, yang tepenting adalah proses membangunnya.
“Banyak sekali orang yang membangun, menghitung-hitung uangnya dulu, baru membangun. Tapi, Muhammadiyah itu beda (unik). Uang itu urusan belakangan, yang terpenting membangun dulu Insyaallah jadi,” ungkapnya.
Bupati Kediri tersebut mengatakan bawa sektor pendidikan dan kesehatan yang diprakarsai oleh Muhammadiyah sudah terbilang cukup banyak di Kabupaten Kediri. Dalam konteks kesehatan, dirinya mengapresiasi etos Muhammadiyah dalam menangani wabah Pandemi Covid-19, di mana Muhammadiyah sebagai organisasi Islam menjadi yang pertama yang berhasil membentuk tanggap darurat (MCCC atau Muhammadiyah Covid-19 Command Center) untuk membantu mengoordinasi dan implementasi program dan aksi percepatan penanganan Covid-19.
“Pada saat awal-awal Covid-19, saya ingat betul, salah satu organisasi atau sebuah wadah yang pertama kali membentuk tanggap darurat itu adalah Muhammadiyah. Harapan saya seluruh warga Muhammadiyah baik itu ibu-ibu ‘Aisyah maupun bapak-bapaknya harus bersatu padu dalam membangun Kapubaten Kediri yang lebih baik,” katanya.
Di akhir sambutannya ia mengaku siap membantu dan menyiapkan tempat yang lebih besar untuk kegiatan Muhammadiyah serupa di tahun yang akan datang. Yang tak kalah menarik di akhir sambutannya tersebut, antara Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Bupati Kediri saling bertukar cinderamata. Haedar Nashir memberikan cinderamata berupa batik Muktamar Muhammadiyah ke-48. Sejalan dengan tema yang diusung dalam Tabligh Akbar yaitu menyemarakkan Muktamar, Guru Besar Sosiologi UMY tersebut memberikan cinderamata batik Muktamar sebagai simbol Muktamar akan segera datang dan warga Muhammadiyah harus menyambutnya dengan riang gembira. (diko)