Memanfaatkan Waktu Sebaik Mungkin Adalah Ibadah
Oleh: Tito Yuwono
Waktu adalah suatu yang sangat penting. Bahkan karena pentingnya waktu, Allah Ta’ala bersumpah dengan waktu/masa sebagaimana dalam surat al’ashr. Allah Ta’ala berfirman:
وَالْعَصْرِ
(Demi masa)
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.
Peringatan dari Allah Ta’ala bahwa manusia benar-benar berada dalam kerugian jika tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk beriman, beramal shalih, dan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Di ayat ke 2, Allah Ta’ala menggunakan nada penegasan dua kali yakni inna dan lam taukid. Sehingga maknanya bahwa sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Dan Allah Ta’ala memberi petunjuk agar tidak menjadi orang yang rugi dengan mengamalkan empat hal tersebut di atas. Ini menunjukkan kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-Nya. Sehingga hamba-Nya menjadi hamba yang beruntung dunia dan akhirat dengan empat hal tersebut.
Rasulullah ﷺ adalah Sang teladan kita juga sering mengingatkan terkait dengan pentingnya waktu ini. Hal ini karena sayangnya Rasulullah ﷺ kepada ummatnya. Diantara hadis tersebut adalah:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
Artinya: “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR Bukhari)
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya: “Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa kayamu sebelum miskinmu, masa luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Al-Hakim)
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
Rasulullah ﷺ: “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: umurnya di manakah ia habiskan, ilmunya di manakah ia amalkan, hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia infakkan dan mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi)
Dan masih banyak lagi hadis Rasulullah ﷺ terkait peringatan dan motivasi kepada kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Agama kita yang mulia telah menuntun kita untuk menjadi manusia yang memanfaatkan dan menghargai waktu dengan baik. Kita semua sama-sama mempunyai waktu 24 jam per hari, namun masing-masing kita ternyata mempunyai kualitas dan kuantitas amalan yang berbeda-beda.
Melatih Memanfaatkan Waktu Pada Anak Didik
Begitu pentingnya pemanfaatan waktu ini, maka sebaiknya dilatihkan ke anak didik sejak dini. Anak dibiasakan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk dirinya. Salah satu cara adalah dengan membuat jadwal harian anak. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat jadwal harian adalah skala prioritas dan keseimbangan kebutuhan perkembangan anak. Baik perkembangan spiritual/keagamaan, perkembangan intelektual maupun perkembangan sosial. Anak-anak dilatih untuk cinta dan disiplin dalam ibadah. Dan diinternalisasikan bahwa ibadah merupakan kewajiban sekaligus kebutuhan serta bagaimana merasakan nikmatnya ibadah. Sehingga ibadah adalah yang dinanti dan dirindukan karena dilakukan dengan gembira.
Aspek perkembangan intelektual juga diperhatikan. Anak-anak perlu meluangkan waktu untuk mengasah intelektual, dengan cara mengulang pelajaran yang diberikan, mengerjakan tugas, maupun belajar untuk pengayaan supaya lebih paham dan lebih luas pengetahuannya.
Kegiatan anak terkait aspek sosial juga sangat penting, karena memang manusia adalah makhluq sosial. Anak-anak dilatih untuk berinteraksi dengan tetangga sekitarnya. Biasanya wujudnya adalah bermain bersama. Di kegiatan ini, anak-anak akan mendapatkan banyak hal. Seperti peningkatan komunikasi sosial, empati, kedermawanan, dan juga ketahanan diri.
Yang perlu diperhatikan juga adalah membiasakan anak tidak menunda-nunda aktivitas yang bermanfaat. Apalagi menundanya karena bermain yang akan merusak menunda dan kepribadiannya seperti bermain game dan berlebihan dalam bersosial media. Kerap dijumpai anak tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah atau mengerjakan tugas dengan tergesa-gesa yang semestinya dikerjakan di rumah. Dikarenakan melalaikan waktu.
Berikut adalah contoh jadwal anak yang mengakomodasi tiga hal tadi:
- 03.00 : Bangun pagi
- 03.00-04.30 : Tahajud, menghafal quran (sedikit demi sedikit) dan sholat subuh
- 04.30-06.00 : Tadarus Quran dan persiapan sekolah
- 06.00-13.00 : Berangkat sekolah dan aktivitas sekolah
- 13.00-15.00 : Istirahat (tidur siang)
- 15.00-17.30 : Sholat ashar, TPQ dan bermain bersama teman (tetangga) serta membantu bersih-bersih rumah dan mandi
- 17.30-19.30 : Sholat maghrib, makan malam, Tadarus Quran sebentar dan sholat isyaa
- 19.30-21.00 : Belajar dan mempersiapkan yang perlu di bawa ke sekolah esoknya
- 21.00-03.30 : Istirahat malam
Sebaiknya jadwal dibuat oleh anak sendiri dengan pendampingan orang tua. Lebih bagus lagi agar lebih komitmen dan bergembira dengan jadwal yang dbuat, anak menghias jadwal dan diberikan quote-quote yang memotivasi. Seperti Man jadda wajada, Isi hari-hari dengan kebaikan, dan lain-lain.
Terakhir, mendidik dengan keteladanan akan lebih mengena. Selain ikhtiar di atas, kita sebagai pendidik maupun orang tua semestinya memberikan keteladanan bagi anak-anak kita. Dalam hidup keseharian, kita tunjukkan ke anak-anak kita dengan aktivitas aktivitas bermanfaat dan produktif.
Demikian tulisan singkat ini, semoga kita beserta anak-anak kita serta anak didik kita semuanya terbiasa dengan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga akan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang shalih, pintar dan cakap bermasyarakat.
Wallahu a’lam bishshowwab.
Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta