Oleh: Siti Lailaturohmah (PK IMM Saintek UIN Sunan Kalijaga)
Orang yang tauhidnya, ibadahnya, kepasrahannya hanya disandarkan pada Allah dan dilaksanakan dengan baik, mestinya segala lini kehidupannya juga akan baik. Disamping itu pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan komunikasi dan hubungan baik dengan orang lain, sementara kunci terjalinya komunikasi dan hubungan yang baik adalah adanya perdamaian.
Islam mengajarkan kita pentingnya perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat serta berbuat baik sesama manusia atau yang sering disebut hablumminannas. Hubungan erat di masyarakat dapat dilatarbelakangi atas kebutuhan yang sama, agama yang sama, bahasa yang sama, terutama perasaan saling memiliki atas semua perbedaan yang ada. Namun, seiring maraknya berita hoax di media sosial dan konten-konten yang mengkambinghitamkan suatu golongan membuat masyarakat dengan mudahnya terombang ambing dan diadu domba untuk saling membenci sehingga terjadi perpecahan.
Tidak sedikit kasus perelisihan antar suku, antar agama, bahkan antar pelajar terjadi di Indonesia. Hal tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan pendapat, perebutan kekuasaan, kesalahpahaman, dll. Kurangnya toleransi dan rasa saling menghargai juga bisa menjadi penyebab adanya masalah tersebut. Akibat dari adanya perpecahan tersebut adalah masyarakat tidak dapat hidup dengan tenang sehinga kurang harmonis. Padahal seharusnya perbedaan tersebut dijadikan alasan untuk saling melengkapi satu sama lain dalam masyarakat, bukan malah menjadi alasan untuk perpecahan.
Sebagai bagian dari masyarakat muhammadiyah turut mengupayakan tegaknya perdamaian. Dengan tidak mencampur adukkan politik dengan urusannya, muhammadiyah berharap perjuangan yang dilakukan tulus untuk membantu masyarakat tanpa adanya unsur politik sedikitpun. Salah satu upaya muhammadiyah dalam mengupayakan perdamaian adalah dalam bidang pendidikan. Upaya tersebut seperti adanya sekolah, pondok pesantren, hingga perguruan tinggi yang bertujuan untuk membentuk pola pikir yang positif dalam masyarakat sehingga diharapkan masyarakat dapat hidup dengan lebih terbuka dan harmonis.
Upaya penegakan perdamaian juga harus dilakukan oleh setiap individu. Terdapat beberapa jalan menuju perdamaian tersebut. Pertama yaitu dengan cara berdamai dengan diri sendiri, contohnya adalah dengan menerima semua kesalahan yang sudah terjadi, berani mengevaluasi dan mengambil pelajaran dari setiap perjalanannya, serta menerima kekurangan diri sendiri sembari mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Ketika individu bisa berdamai dengan dirinya sendiri maka akan lebih mudah ia menerima orang lain. Kedua, yaitu mampu menerima bahwa setiap individu hidup dalam masyarakat sehingga harus mempertimbangkan keperluan dan kepentingan orang lain. Sudah sepatutnya pula setiap mukmin juga mencintai sesamanya layaknya dia mencintai dirinya sendiri. Ketika hal tersebut sudah dijalankan seharusnya sistem ketidakadilan, penjajahan, dan oligarki tidak mendapatkan ruang di masyarakat.
Pikiran masyarakat yang terbuka merupakan salah satu jalan menuju perdamaian. Ketika individu tidak terbuka pikirannya, maka dirinya akan dengan mudah terprovokasi dan akan dengan mudah menimbulkan konflik. Pikiran terbuka yang perlu dimiliki diantaranya yaitu mampu bertanya sebelum manghakimi, mampu mendengarkan pendapat orang lain tanpa memandang siapa dan darimana dia berasal, serta mampu melihat suatu permasalahan dari sudut pandang berbeda. Dengan diterapkannya tiga hal tersebut masyarakat tidak akan dengan mudah terbawa emosi atau terbawa akan gentingnya keadaan yang sedang terjadi. Disamping itu juga masyarakat akan lebih hati-hati untuk menerima suatu isu kemudian mengkajinya terlebih dahulu sebelum menyebarkannya.
Mengupayakan dan menegakkan perdamaian bukanlah tanggung jawab presiden ataupun pemerintahan, namun tanggung jawab seluruh warga masyarakat. Oleh karenanya marilah kita bersama mengupayakannya dari berdamai dengan diri sendiri kemudian dengan lingkungan. Menjadi yang terbaik ditengah arus perkembangan zaman merupakan tugas seluruh kader muhammadiyah. Begitulan muhammadiyah memandang kehidupan dan pentingnya perdamaian bagi seluruh masyarakat.