SRAGEN. Dalam rangka menyongsong Muktamar Muhammadiyah ke 48, Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama MPM Muhammadiyah Kabupaten Sragen melaksanakan peresmian rice mill, 30 Oktober 2022 di desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. Alat penggiling padi Rice mill dibangun sebagai upaya MPM melakukan pemberdayaan petani pada sisi hilir, yaitu peningkatan nilai tambah pasca panen bagi petani yang tergabung dalam Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM). Pemberdayaan di sektor ini merupakan salah satu bagian strategis persyarikatan dalam ikhtiar mewujudkan kedaulatan pangan bangsa Indonesia.
Peresamian rice mill dimaksudkan untuk mengukuhkan keberadaan alat produksi yang secara mendiri diusahakan oleh JATAM Sragen. Adanya Rice Mill meningkatkan nilai tawar dan daya saing petani dan menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki keberpihakan yang kuat terhadap petani dan kemandirian pangan. Di sisi lain, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan motivasi bagi Jamaah Tani Muhammadiyah dalam mewujudkan kemandirian pangan, upaya pemenuhan bahan makanan yang sehat, berkualitas dan memenuhi nilai gizi tinggi, serta keunggulan kompetitif yang mampu bersaing di pasar.
Hadir dalam peresmian Rice Mill antara lain, Prof. Dr. Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah Dr M Nurul Yamin, Gubernur Jateng yang diwakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Bupati Sragen dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Wakil Rektor I Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) Taufiqur Rahman, SIP., MA., Ph.D, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, Dr M Nurul Yamin, dalam sambutannya mengatakan bahwa keberadaan alat penggiling padi (Rice Mill) milik JATAM Sragen ini merupakan cerminan dari kemandirian pangan. Ada sekitar 250 anggota JATAM Sragen dengan luas lahar sekitar 90 hektar. Diakui, bahwa hal ini memang masih dibawah rata-rata lahan rakyat. Namun demikian, JATAM Sragen berupaya untuk terus bergerak sampai sektor hilir hingga mendirikan koperasi JATAM Sragen. Selama ini Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta telah menjadi konsumen yang mengambil beras dari JATAM Sragen untuk kebutuhan konsumsi civitas akademikanya. Harapan ke depan, JATAM Sragen bisa melakukan ekspor beras.
Sementara itu, Bupati Sragen, dr. Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyatakan bahwa Sragen menjadi lumbung padi, produksi beras di Bumi Sukowati Sragen selalu surplus setiap tahunnya sampai sekitar lebih 145 ribu ton. Hal ini didukung oleh lahan sawah di Sragen, yang masuk tiga besar terluas di Jawa Tengah. Selain itu, sawah sawah tersebut mendapatkan auplai air yang baik, sekalipun sebagian lahan sawah tersebut digunakan untuk jalan tol. Ibu Bupati mengucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah atas usaha pemberdayaan masyarakat dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Muhammadiyah Sragen berkembang baik di Sragen, mulai rumah sakitnya,kemudian sekolahnya yakni SMA TrenSains Muhammadiyah Sragen, dan sekarang peresmian Rice Mill.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. dalam peresmian Rice Mill itu menyampaikan bahwa isu petani adalah isu soal kedaulatan pangan, di mana petani seringkali tidak bisa mandiri memproduksi pangannya sendiri. Yang kedua, mengenai isu impor yang seringkali mengecewakan petani, disaat petani mempunyai produk sendiri tapi negara malah membuka kran impor sehingga harga hasil panen petani jatuh. Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang kebijakan-kebijakannya itu berpihak kepada petani. Selain itu, dibutuhkan komitmen pemimpin secara politik yang mencintai produk sendiri. Hal ini seringkali menjadi masalah di masyarakat, karena masyarakat kita sering inferior dengan produk sendiri, padahal produk-produk kita termasuk produk pertanian itu tidak kalah bagus dengan produk impor.
Ketua MPM Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen, Ir. Fathurrahman melaporkan bahwa tujuan dari peresmian Rice Mill JATAM Sragen antara lain adalah agar produksi padi JATAM Sragen lebih dikenal di kalangan umum sehingga produk-produknya lebih laku. Selain itu, diselenggarakannya peresmian rice mill ini diharapkan masyarakat umum tahu model-model pemberdayaan yang dilaksanakan oleh MPM yakni pemberdayaan paripurna dari hulu sampai hilir. Dengan peresmian dan pengenalan produk-produk JATAM Sragen khusus untuk teman-teman petani Muhammadiyah Sragen akan lebih semangat dan lebih berkreasi untuk memunculkan produk-produk lain selain beras, sehingga Muhammadiyah dapat dikenal bukan hanya dakwah keagamaannya tapi juga produk-produk pertaniannya
Keberadaan rice mill Jatam Sragen telah mampu memproduksi hasil pertanian berupa beras sehat yang diserap dari anggota JATAM sebanyak 250 orang dengan luasan lahan 90 hektar. Meskipun demikian, dengan keterbatasan kapasitas dan permodalan yang dimiliki oleh Jatam Sragen, rice mill sampai saat ini belum mampu menyerap secara maksimal hasil petani pada panen di setiap musimnya. Hal ini masih diperlukan usaha yang besar agar pengorganisasian Jatam menjadi semakin efektif dan alat produksi memenuhi standar kapasitas optimal dalam mengelola dan mengolah hasil pertanian jamaah tani muhammadiyah secara efektif dan efisien. (Ad-MdI)