SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 telah resmi dibuka pada Sabtu (19/11) di Stadion Manahan, Surakarta. Dalam Pidato Iftitah Muktamar Aisyiyah ke-48, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah Siti Noordjannah Djohanti menyampaikan sejumlah hal yang berkaitan dengan peran Aisyiyah ke depan.
Berbagai tantangan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan global yang dihadapi oleh umat membuat penting bagi Aisyiyah untuk merefleksikan posisi dan peran Aisyiyah sebagai gerakan muslim berkemajuan dengan menyiapkan pemikiran, agenda strategis organisasi, serta memperkokoh kiprah dakwah yang dijalankan oleh warga, kader, dan pimpinan Aisyiyah di berbagai level.
Aisyiyah di abad kedua telah menegaskan komitmennya dalam meneguhkan peran keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan uniuversal. Peran ini dinilai Noordjannah dapat direalisasikan salah satunya dengan melakukan dinamisasi gerakan atau kelembagaan secara terstruktur dan fungsional.
“Salah satu agenda strategis yang dimiliki Aisyiyah di antaranya melakukan dinamisasi gerakan di berbagai level,” ungkap Noordjannah di GOR FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Noordjannah menegaskan bahwa kepemimpinan di semua lini dan tingkatan harus semakin dinamis. Sebagai aktor penggerak dakwah dan tajdid kepemimpinan Aisyiyah tidak bisa dibiarkan menjadi kepemimpinan yang jumud atau stagnan dan tidak memiliki semangat berkhidmat. Selain itu, kepemimpinan pergerakan di Aisyiyah juga memerlukan para pemimpin yang istiqamah, yaitu yang tetap berkomitmen kuat secara ikhlas dan lurus dalam berkhidmat membesarkan dan memajukan gerakan.
“Menggerakkan Aisyiyah memerlukan kepemimpinan yang istiqamah, juga memerlukan jiwa dan sikap militan, yang gigih serta tahan uji dalam menghadapikesulitan dan tantangan juga memiliki pemahaman ideology Aisyiyah-Muhammadiyah yang kokoh,” papar Noordjannah. Sehingga program penguatan ideologi gerakan bagi kader dan pimpinan Aisyiyah merupakan sebuah keniscayaan.
Sedangkan dalam memperkuat perannya di tengah masyarakat dan bangsa, penting bagi Aisyiyah untuk bersinergi dengan berbagai komponen masyarakat untuk mengembangkan kemandirian melalui agenda pemberdayaan masyarakat. Selain itu, Aisyiyah juga perlu berperan dalam mengawal isu-isu strategis keumatan dan kebangsaan sehingga dapat memberikan solusi yang berdampak kepada kemaslahatan umat yang lebih luas. Ada sepuluh isu-isu strategis diangkat dalam Muktamar ke-48 ini yang dipandang penting segera menjadi perhatian bersama berbagai komponen bangsa khususnya pemerintah. Dua diantaranya yaitu Perdamaian dan Persatuan bangsa serta Pemilihan Umum yang berkeadaban.
“Perempuan dan anak sering menjadi korban kekerasan dan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.”
Berbagai peran tersebut tidak akan bisa dilakukan secara optimal tanpa kesadaran tentang konsep perempuan berkemajuan yang selama ini menjadi pandangan Aisyiyah dalam mengemban misi dakwah rahmatan lil alamin. Noordjannah menegaskan bahwa Aisyiyah memandang perempuan berkemajuan sebagai alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek kehidupan tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara srtuktural maupun kultural dan sejalan dengan ajaran Islam.
“Selama lebih dari seabad, Aisyiyah digerakkan oleh para perempuan berkemajuan yang memiliki pemikiran dan pengetahuan yang maju, ikhlas, istiqomah, komitmen tinggi, dan penghkidmatan dalam perjuangan dakwak yang luas melintas bagi pemajuan masyarakat dan bangsa.”
Oleh karenanya, Noordjannah lebih jauh menegaskan bahwa Muktamar ke-48 Aisyiyah akan merumuskan sebuah dokumen ideologis berjudul ‘Risalah Perempuan Berkemajuan’ yang memuat landasan, arah, dan acuan dalam menjalankan kehidupannya dan kemuliaan di dunia maupun akhirat.
“Perempuan berkemajuan dapat membangkitkan dan memanfaatkan potensi dan perannya dalam menjalani kehidupan, sehingga terwujud peradaban maju dan berwawasan rahmatan lil alamin.”
Ke depan, Noordjannah berharap Aisyiyah semakin maju dalam memimpin pergerakan perempuan muslim baik secara nasional maupun internasional dengan kontribusi yang besar dan nyata bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
“Aisyiyah tidak akan berhenti mengemban misi dakwah dan tajdid dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin,” pungkas Noordjannah. (Th)