SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Akhirnya Presiden datang membuka Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan, Solo (19/11). Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan bahwa dirinya sangat bersyukur dan senang dapat hadir di Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta dapat bersilaturahmi dengan warga persyarikatan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Ia mengaku sangat menghormati undangan dari Muhammadiyah walau saat ini sedang berlangsung KTT APEC. Jokowi juga menyampaikan terimakasihnya kepada Muhammadiyah dan Aisyiyah karena telah mendukung dan membantu program pemerintah. Dengan 300-an rumah sakitnya Muhammadiyah turut serta berkontribusi dalam penanganan Covid-19.
“Sebenarnya KTT APEC berakhir sore ini, karena hormat saya kepada Muhammadiyah, saya pulang duluan mendahului pemimpin-pemimpin yang lain untuk menghadiri Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah,” ujarnya.
Meski dapat bilang sukses dalam penanganan pandemi, Jokowi mengingatkan bahwa pandemi belum usai. Apalagi ditambah dengan permasalah konflik yang masih terus berlangsung antara Rusia dengan Ukraina.
Di forum terbesar Muhammadiyah tersebut Jokowi memberikan apresiasi kepada Muhammadiyah dalam penanganan Pandemi Covid-19 di tiga tahun terakhir. Keberhasilan Indonesia dalam penanganan Pandemi menjadi tonggak kebangkitan bagi Indonesia dalam pemulihan ekonomi.
Meski begitu Jokowi mengingatkan untuk tetap selalu waspada karena situasi dunia yang dipicu perang antara Rusia dengan Ukraina menyebabkan rantai pasokan bahan baku rusak. Sektor energi juga mengalami peningkatan secara drastis di seluruh dunia.
Untungnya, di tengah situasi yang tak mudah dan penuh dengan tantangan ini Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi di dunia. Inflasi di Indonesia adalah yang terendah, dikisaran 5,7 persen. Artinya bahwa kenaikan harga bahan kebutuhan berada disekitar 6 persen dan ini menjadi yang terendah dari rata-rata inflasi negara-negara di dunia.
Selain itu prestasi kinerja ekonomi Indonesia juga dapat dibilang cukup menggembirakan karena di kuartal ketiga ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,72 persen. Perdagangan Indonesia juga meningkat 58 persen. “Ini menjadi hal yang patut kita syukuri,” ujarnya.
Jokowi mengatakan, Indonesia juga terus melakukan transformasi nasional dengan tidak menjadi negara pengekspor barang mentah. “Oleh karena itu kita harus melakukan hilirisasi industri dan juga mendongkrak UMKM agar naik kelas melalu jalan digitalisasi. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah yang maksimal di dalam negeri,” tegasnya.
Dalam menghadapi kompetisi global yang meningkat, ia mengajak seluruh warga bangsa untuk memfokuskan diri pada peningkatan kualitas SDM dengan penguasaan IPTEK.
“Terimakasih kepada keluarga besar Muhamadiyah dan Aisyiyah yang telah berkontribusi besar melalui 170 Perguruan tinggi yang dimiliki, dan juga 1364 SMA sederajat. 1826 SMP sederajat. Puluhan ribu sekolah mulai dari SD, taman bermain, dan 440 pesantren,” ungkapnya di hadapan ribuan peserta Muktamar yang hadir di Manahan.
Melalui dunia pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah dan Aisyiyah ia berharap Muhammadiyah dan Aisyiyah dapat melakukan peran strategis dalam menyebarkan Islam yang berkemajuan dan penuh dengan toleransi. Islam yang menjaga persatuan. Islam yang menjaga persaudaraan dan perdamaian, sesuai dengan ajaran Islam rahmatan lil alamin.
Menurutnya, ruang syiar Islam di Indonesia sangat terbuka lebar jika dibandingkan dengan Islam di negara Asia Tenggara maupun Timur Tengah. Selain itu juga banyak kemudahan bagi umat Islam untuk mengaplikasikan segala hal, khususnya dalam hal kebaikan.
Di akhir sambutannya Jokowi mengajak para warga Persyarikatan untuk fokus menjaga alam dan lingkungan. Melalui kerja bersama, Presiden meyakini Indonesia akan mampu tumbuh maju di tengah gambaran dunia yang suram.
“Dengan dukungan keluarga besar Muhammadiyah ‘Aisyiyah, Indonesia bisa menjadi titik terang di tengah dunia yang muram, Indonesia laksana sang surya yang menerangi dunia,” katanya.
“Semoga Allah swt meridhoi bangsa Indonesia. Selamat bermuktamar,” tutupnya (diko)