SURAKARTA, Suara Muhammadiyah- Berbeda dengan gelaran-gelaran sebelumnya, Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 sarat dengan teknologi dan digitalisasi. Salah satunya adalah penggunaan sistem e-voting yang rancangannya dikembangkan oleh tim IT dari Biro Sistem Informasi (BSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Sistem ini menjadi yang kali pertama digunakan dalam sejarah Muktamar selama lebih dari 1 abad.
Dr. Muchlas, M.T. Rektor UAD menjelaskan, E-voting yang telah sukses digunakan pada Muktamar ke-48 awalnya dirancang untuk pemilihan berbasis jaringan internet dengan pemilih tersebar di seluruh Indonesia (tahun 2020 Indonesia masih pandemi berat-red). Oleh karena diundur 2 tahun dan sebaran Covid-19 mereda, muktamar dilaksanakan 2022 seperti biasa muktamirin/muktamirat hadir di satu tempat.
“E-voting dikembangkan ulang terutama pada aspek user interface-nya dengan mempertimbangkan karakteristik pemilih yang sebagian besar bapak-bapak/ibu-ibu pimpinan Muhammadiyah/Aisyiyah dalam kategori generasi X. Sistem telah melalui ujicoba sesuai prosedur, meliputi uji untuk memastikan algoritma sistem benar, output sesuai dengan input, interface ramah pengguna sehingga mudah dioperasikan, jaringan kuat, dan handal dalam menghadapi gangguan hacker,” jelasnya
E-voting dirancang dengan mengedepankan sistem yang saling terintegrasi antara registrasi, penjaringan, dan proses pemilihan. Pada saat pemilihan, para peserta hanya tinggal menekan button pilihannya pada layar. Sistem kemudian akan mencetak bukti pilih dan kerahasiaan pemilih dijamin keamanannya. Proses perhitungan suara juga secara otomatis dilakukan oleh sistem yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam grafik. Prinsip-prinsip demokrasi yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, tetap diterapkan secara teguh dalam e-voting.
Ia menambahkan, tantangan terberat Tim IT UAD dalam membantu menerapkan sistem ini adalah dugaan bahwa pemilih X-Gen akan mengalami kesulitan sehingga pemilihan akan berlangsung lama. “Ternyata dugaan itu keliru, bapak-bapak Muhammadiyah dan ibu-ibu Aisyiyah yang notabene pemilih X-Gen dan bahkan Baby Boomer Generation, memiliki literasi digital yang cukup untuk melaksanakan pemilihan dengan E-Voting ini. Jadi kunci sukses E-Voting Muktamar adalah terciptanya user interface yang ramah bikinan UAD dan literasi digital yang cukup dari pemilih.”
Di sisi lain, Ahmad Azhari, S.Kom., M.Eng. selaku Kepala Bidang Pengoperasian Sistem Informasi BSI UAD dalam sesi wawancara melalui WhatsApp (21-11-2022) menuturkan bahwa ia dan segenap tim bersyukur sistem e-voting sukses digunakan dalam proses pemilihan Muktamar 48. “Seperti yang disampaikan oleh Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T. selaku penanggung jawab IT Muktamar bahwa penerapan sistem ini diharapkan bisa membuat warga persyarikatan lebih tanggap terhadap literasi digital,” terang Ahmad.
Ia juga menjelaskan bahwa sistem e-voting nantinya bisa diadopsi untuk berbagai keperluan di persyarikatan, terutama bagi para organisasi otonom (ortom) yang dalam waktu dekat akan melaksanakan musyawarah. Dalam jangkauan yang lebih luas, sistem ini juga bisa menjadi role model untuk sistem pemilihan di Indonesia. Berbagai pengujian seperti whitebox test, blackbox test, dan keramahan pengguna telah membuktikan bahwa sistem ini zero error dengan validitas 100 persen akurat.
Terakhir, kelancaran proses pemilihan dalam Muktanar 48 kemarin diharapkan dapat membawa manfaat untuk seluruh umat. Dengan penyelenggaraannya yang tertib, modern, dan penuh inovasi membuat Muktamar 48 terasa benar-benar menggembirakan dan dapat menjadi contoh perhelatan akbar dari suatu persyarikatan. (tsa)