Perdalam Pemahaman Bahasa dan Budaya, SMA N 1 Sedayu ajak Diskusi Mahasiswa Exchange UMY
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Cross Cultural Understanding adalah cara untuk memahami perbedaan budaya di berbagai negara agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berinteraksi. Pemahaman lintas budaya memainkan peran penting dalam berkomunikasi dengan penduduk dari berbagai negara di dunia. Tentu saja bahasa dan budaya tidak bisa dipisahkan . Tak dapat dipungkiri, Cross Cultural Understanding sendiri adalah dasar dari belajar bahasa asing dengan bagaimana berkomunikasi dengan pemilik bahasa ibu yang sangat erat kaitannya dengan adat dan budaya serta situasi dan kondisi.
Seiring dengan hal tersebut SMAN 1 Sedayu, Yogyakarta mengadakan diskusi bersama Paulo Andres Anderson yang merupakan penutur asli Bahasa Inggris keturunan Amerika Serikat dan Bolivia, Kamis (24/11). Paulo yang sedang menyelesaikan studi di Universitat Pompeu Fabra, Spanyol ini sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, selama satu semester. Paulo-pun menyatakan senang sekali bisa berpartisipasi dalam kegiatan yang diinisiasi oleh para siswa yang tergabung di English-Speaking Club SMAN 1 Sedayu ini. Saya sangat berharap bahwa presentasi saya mengenai budaya Eropa, utamanya Spanyol ini akan membawa mahasiswa untuk memahami perbedaan yang ada sekaligus menjadikan contoh bagi siswa untuk lebih percaya diri menghadapi dunia global”, ungkap lelaki yang berpengalaman sebagai City Tour Guide bagi para wisatawan di kota Barcelona ini.
Sementara itu Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Sedayu, Martini, M.Hum menuturkan, bahwa sekolah sangat mendukung aktifitas yang akan membuka waawasan sekaligus meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris siswa sendiri. “Memang bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan, ketika siswa mempelajari suatu bahasa, maka pada saat yang sama mereka harus mempelajari budaya negara asal bahasa tersebut, selain itu siswa juga belajar menguasai beberapa keterampilan antara lain keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak”, ujarnya di hadapan 20-an siswa peserta diskusi.
M. Daffa Auliarizky Onielda, siswa yang juga moderator dalam acara ini menyebut bahwa acara ini sangat bermanfaat bagi seluruh siswa. “Acara semacam ini akan membuat kami para siswa memiliki pemahaman akan Bahasa dari penutur aslinya serta sekaligus mengenal budaya lainnya di dunia”, pungkas Daffa. (Yordan)