SMP Muchild Hidupkan Perilaku Kejujuran

Deklarasi Anti Korupsi dan Gerakan Anti Mencontek

SMP Muchild Hidupkan Perilaku Kejujuran

Deklarasi Anti Korupsi dan Gerakan Anti Mencontek, SMP Muchild Yogyakarta Hidupkan Perilaku Kejujuran

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta (Muchild) secara serempak menggelar kegiatan Deklarasi Anti Korupsi dan Gerakan Anti Mencontek, Senin (28/11). Kegiatan ini dilaksanakan setelah upacara rutin setiap hari Senin. Dan diikuti oleh seluruh jajaran guru dan peserta didik dengan lancar, kondusif, dan tertib.

Pada kegiatan itu juga diiringi dengan pembacaan puisi oleh Rahma Rizqi Kurnianto perwakilan dari peserta didik kelas 7D Sains dan Teknologi (Saintek), berjudul “Kejujuran” dengan suara lantang dan menjiwai kandungan puisi tersebut.

Pada kegiatan ini, juga dilaksanakan penyematan pin anti korupsi dan mencontek dari perwakilan peserta didik. Bersamaan dengan itu juga dilaksanakan penandatanganan deklarasi anti korupsi dan gerakan anti mencontek. Masing-masing diwakili oleh kepala sekolah, bapak ibu waka, guru yang berkompeten, perwakilan dari semua kelas mulai dari jenjang kelas 7 sampai kelas 9, dan laskar anti korupsi Muchild.

Kepala Sekolah Muchlid, Naning Hidayati, SPd mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap fenomena korupsi yang sangat memprihatinkan. Pihaknya sangat mengapresiasi atas dilaksanakannya kegiatan deklarasi tersebut.

“Sebagai pihak sekolah sangat bangga, terutama anak-anak IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) yang sudah membentuk tim yang bergerak dibidang anti korupsi. Tim ini nanti tidak hanya semacam penandatanganan pada hari ini saja, tetapi juga ada kegiatan-kegiatan lain yang bisa betul-betul mencegah anak dari korupsi ke depannya,” ujarnya saat di wawancarai Suara Muhammadiyah.

Beragam kegiatan-kegiatan lain yang diharapkan terus dijalankan berkaitan dengan anti korupsi antara lain seminar. Di mana dalam kegiatan seminar ini terdapat nilai-nilai karakter yang harus ditumbuhkembangkan oleh seluruh peserta didik sebagai modal utama menjadi peserta didik yang berkeadaban utama di panggung kehidupan.

Pihaknya mengharapkan agar tim ini bisa menjadi teladan (uswah hasanah) bagi peserta didik yang lain agar bisa berperilaku jujur. Karena menurutnya peserta didik harus mulai menghidupkan perilaku kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Sebab kejujuran merupakan mulia dan sebagai salah satu perbuatan yang menolak korupsi dan perbuatan menolak untuk berperilaku mencontek ketika mengerjakan ujian.

“Itu semua tujuannya agar anak-anak semuanya di SMP Muchlid ini bisa bertindak jujur. Dan dia harus bisa menjadi peserta didik yang tertib, disiplin, dan jujur. Sehingga nilai-nilai karakter di sekolah ini akan terbina,” terangnya.

Naning turut mengucapkan terima kasih kepada dedikasi dan kontribusi dari peserta didik yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan menggelar kegiatan edukatif ini. Bersamaan dengan itu, Naning juga mengingatkan bahwa semua ini tidak ringan dan tidak mudah dijalankan namun selalu optimisi jika jika langkah kebaikan itu akan selalu menemui jalan kemudahan.

Semua ini dimaksudkan agar ke depan peserta didik sudah terbiasa mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran. Dan hal terpenting lagi bahwa, mendekati Penilaian Akhir Semester (PAS) yang akan dimulai besok Rabu (30/11) menggunakan perangkat HP dan laptop, diharapkan seluruh peserta didik sudah terbiasa dan mandiri dalam mengerjakan soal tanpa harus mencontek.

“Dalam ujian dalam waktu delepan hari ke depan, biasanya anak-anak dikhawatirkan ada anak-anak yang tidak jujur. Sehingga ketika hari ini pas ada kegiatan penandatanganan deklarasi anti korupsi, di dalamnya sekalian ada kegiatan deklarasi anti mencontek. Agar mereka menyadari bahwa hari ini perwakilan dari mereka sudah menandatangani untuk berkomitmen berbuat jujur tidak berbuat mencontek,” tuturnya.

Oleh karena itu, dalam menyongsong pelaksanaan PAS, Naning menghimbau agar seluruh peserta didik dapat belajar dengan sungguh-sungguh dari materi yang telah diberikan oleh guru yang bersangkutan. Sehingga dalam mengerjakan nanti bisa lancar dan mandiri tanpa harus bertanya kepada orang lain.

“Ketika mengerjakan ujian nanti, betul-betul murni dari pikirannya sendiri tanpa ada campur tangan tanya temannya atau membuka buku. Sehingga hasilnya murni hasil pikiran anak-anak sendiri. Hasil murni itu yang kami harapkan dan menjadi hasil yang betul-betul berkah. Harapan kami seperti itu,” tukasnya. (Cris)

Exit mobile version