Tauhid yang Menggerakkan

Amalan Ringan Berat di Timbangan

Foto Ilustrasi

Tauhid yang Menggerakkan

Oleh : Tito Yuwono

Tauhid merupakan kunci seorang hamba mendapatkan kebaikan dunia dan diakhirat. Inti dakwah para Rasul adalah untuk mentauhidkan Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Quran Surat An-Nahl ayat 36.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ

Artinya: Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut”

Seorang hamba yang bertauhid akan mendapatkan ketenangan dan keamanan di dunia dan diakhirat akan menjadi orang yang beruntung. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala dalam Quran Surat Al-an’am ayat 82.

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

Artinya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Orang yang bertauhid akan selalu mendapatkan petunjuk Allah Ta’ala. Sehingga jalan yang dipilih antara orang yang bertauhid dengan yang tidak bertauhid berbeda jauh.

Sebagai contoh untuk sukses berdagang, orang yang bertauhid berdoa kepada Allah Ta’ala disertai dengan usaha-usaha yang rasional agar berdagangnya sukses. Diantaranya dengan promosi yang baik, memberikan layanan yang baik kepada konsumen, dan memberikan harga yang kompetitif. Tentu disertai tawakkal kepada Allah Ta’ala.

Sementara orang yang tidak bertauhid, menempuh jalan yang berbeda. Masih banyak kita jumpai untuk supaya sukses berdagang dengan cara datang ke dukun, mencari pesugihan dengan syarat-syarat tertentu serta menggunakan rajah-rajah tertentu. Berharapnya ke dukun dan pasrahnya ke rajah-rajah yang di pasang di sekitar warung.

Contoh lain adalah untuk sukses belajar ataupun ujian, pelajar yang bertauhid selalu giat berdoa disertai dengan ikhtiar belajar yang rajin. Sementara pelajar yang tidak bertauhid mendatangi dukun untuk kesuksesan ujiannya.

Contoh lain juga adalah untuk membentuk badan yang kuat dan punya kemampuan bela diri, orang yang bertauhid rajin dan rutin melakukan latihan-latihan kekuatan badan dan beladiri, disertai dengan berdo’a dan tawakkal kepada Allah Ta’ala. Sementara itu, orang yang tidak bertauhid akan menempuh jalan yang berbeda, yaitu menggunakan jimat-jimat tertentu seperti jimat sabuk, cincin, maupun rajah-rajah.

Tauhid akan memberikan pengaruh kepada empu-nya, menjadi orang yang percaya diri, pemberani dalam kebenaran, rajin ibadah, berakhlaq baik, dan menjadi pendorong dalam beramal kebaikan lainnya.

Sementara orang yang tauhidnya lemah dan tidak bertauhid cenderung untuk menjadi orang penakut, tidak percaya diri, mudah dipengaruhi hal-hal keduniaan, dan lemah dalam ibadah kepada Allah Ta’ala dan lemah bermuamalah kepada sesama.

Maka pendidikan tauhid yang menggerakkan dan memberikan kesan sangat diperlukan. Hal ini dilakukakan untuk melahirkan generasi-generasi yang kokoh dalam beragama dan berkemajuan. Maka dari itu, karena pentingnya tauhid ini, Muhammadiyah sejak awal-awal berdirinya sampai sekarang bahkan juga ke depan (insyaa Allah) akan selalu mendakwahkan tauhid. Di samping dakwah untuk pemurnian tauhid juga dakwah agar tauhid yang murni ini kemudian berbuah pada semangat untuk menggerakkan amal-amal shalih. Amal-amal untuk rahmatal-Lil-‘alamin.

Nashrun minallahi wa fathun qarib

 

Tito Yuwono Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta , Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman.

Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

 

Exit mobile version