YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Tercatat jumlah UMKM di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 sebanyak 62.9 juta atau 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia dan berhasil menyerap sekitar 107,2 juta tenaga kerja yang sebagian adalah self-employed. Namun, tidak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 telah menggoncang ketangguhan UMKM. Data dari Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), menunjukkan bahwa sekitar 30 juta UMKM bangkrut di tahun 2020 karena pandemi Covid-19.
Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta (UMY) melakukan respon cepat di awal pandemi untuk membantu para pelaku Usaha Mikro yang terdampak dengan menerjunkan civitas akademika melalui berbagai program pengabdian masyarakat. Salah satu program yang diusung adalah pembentukan komunitas bisnis melalui pemanfaatan media sosial WhatssApp.
Salah satu penggerak kegiatan ini adalah Dr. Meika Kurnia Puji Rahayu DA, salah satu dosen program studi Magister Manajemen UMY dan Isthofaina Astuty, M.Si, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY. Bekerja sama dengan salah satu tokoh masyarakat yaitu Ketua Takmir masjid setempat sekaligus ketua RW 31 Padukuhan Gejayan, Kalurahan Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, H. Mohamad Kurniawan (Iwan), Meika dan Isthofaina mengembangkan komunitas bisnis online bernama “Larisi Tetanggaku”. Dalam komunitas ini, Iwan menjadi motor utama di dalam grup, sementara Meika dan Isthofaina berperan sebagai mitra. Anggota komunitas terdiri dari 25 pengusaha mikro dan 100 warga.
Kini, setelah hampir 3 tahun berlalu, komunitas ini masih berjalan dengan segala suka dukanya. Beberapa anggota keluar dengan alasan hape menjadi penuh dan akhirnya rusak, namun masih banyak yang bertahan. Siti Chotijah, salah satu pelaku usaha mikro yang bergabung dengan komunitas ini sejak pertama dibuka menyatakan bahwa pasar yang dia layani saat ini tidak hanya di lingkup padukuhan Gejayan saja tetapi sudah di luar daerah, bahkan salah satu pelanggan ada di Jakarta. “Saya sudah beberapa kali kirim lumpia ke Jakarta. Yang pesan pernah ke sini lalu beli lumpia, sekarang saya kirim ke sana (Jakarta)”, ungkap Siti. Anggota baru komunitas juga berdatangan. Salah satunya, Santi yang menjalankan usaha cake sehat. “Baru merintis, semoga bisa berjalan” begitu harapannya dengan bergabung di komunitas Larisi Tetanggaku.
Ke depan, Iwan, motor penggerak komunitas ini berkeinginan ada semacam kegiatan pelatihan bagi pelaku usaha mikro untuk lebih mengoptimalkan media sosial, tidak hanya WhatssApp Group, namun juga media sosial lain seperti Instagram. “Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk civitas akademika, seperti yang kami lakukan sangat membantu dalam peningkatan kualitas media dan peserta. Kami berharap UMY dapat terus bekerjasama melakukan pengabdian masyarakat ini. Kalau bisa, tahap selanjutnya pelaku usaha juga dilatih cara memilih foto produk yang bagus, tidak asal share saja. Kami juga berharap ada sosialisasi atau semacam pengenalan penggunaan media lain seperti instagram” ujar Iwan menutup perbincangan. (Mk)