NEW YORK, Suara Muhammadiyah-Hajatan The 3rd Annual Convention of Muhammadiyah USA dan sekaligus Musyawarah Cabang Istimewa PCIM Amerika Serikat digelar pada 17 Desember 2022. Forum ini juga menandai peralihan kepemimpinan PCIM Amerika dari Muhammad Rofiq PhD ke Assoc Prof Dr Halbana Tarmizi.
Halbana merupakan anak ketika dari Menteri Agama Republik Indonesia 1993-1998, Tarmizi Taher. Tarmizi Taher dikenal sebagai dokter, ulama, dan tokoh militer Indonesia yang punya konstribusi besar bagi umat Islam Indonesia. Adapun Halbana Tarmizi adalah chair of the Business Administration Department at Bemidji State University. Halbana merupakan anggota dari Association for Information Systems (AIS) and the Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Bidang keilmuan dan risetnya antara lain dalam wilayah Collaboration Technology and Facilitation, Social Networks, e-Commerce, e-Government, Health Informatics, Telecommunication and Wireless Technology.
Dalam sambutannya, Halbana Tarmizi menyatakan kesiapannya untuk mengemban amanah dan mengabdi di Muhammadiyah Amerika. “Saya insyaallah akan menyediakan waktu dan resource lainnya, semoga PCIM ini bisa berjalan lebih baik lagi,” katanya. Ia mengaku perlu banyak belajar tentang Muhammadiyah dan bidang keagamaan. “Saya memiliki latar belakang sangat berbeda dengan mas Rofiq yang bidang ilmu agama, saya bidang ilmu yang berbeda.”
Ketua PCIM Amerika Serikat demisioner, Muhammad Rofiq menyatakan bahwa agenda The 3rd Annual Convention of Muhammadiyah USA memiliki tiga makna. Pertama, forum silaturahmi dan forum penyegaran pemahaman keislaman bagi anggota PCIM Amerika Serikat. Kedua, konsolidasi program-program strategis PCIM Amerika Serikat. Ketiga, mekanisme melakukan penyegaran kepengurusan dan revitalisasi organisasi.
Forum yang mengusung tema “Strengthening the Foundation and Advancing the Prophetic Mission” ini diharapkan mampu menguatkan dan mengokohkan perjuangan dakwah PCIM AS. “Kita ingin gerakan kita itu memiliki akar gerakan yang kokoh.” Yaitu akidah yang kuat. Gerakannya mengakar, mengalami nativikasi, berkonstribusi untuk menyelesaikan masalah-masalah di Amerika Serikat. “Cabang yang menjulang tinggi adalah dakwah kita semua,” kata Rofiq.
Selama ini, PCIM AS telah rutin mengadakan banyak program untuk masyarakat Indonesia di Amerika dan bagi warga Amerika secara umum. Misalnya, ada kelas pembekalan Bahasa Arab untuk memahami Al-Qur’an bagi masyarakat diaspora Indonesia di Amerika Serikat. Ada juga kegiatan Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS) dengan nama TrustMu yang akan mengelola zakat secara profesional. Di Amerika Serikat, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Amerika Serikat telah terdaftar sebagai organisasi resmi di Amerika dengan nama Muhammadiyah USA Incorporated.
Pengurus PCIM AS, Arief Iswanto menyatakan bahwa PCIM AS perlu berbuat sesuatu yang punya dampak besar untuk merubah peradaban. Menurutnya, negara yang penduduknya lebih sedikit dari Indonesia banyak yang mampu berbuat lebih banyak dalam berbagai bidang. Dalam rangka itu, PCIM siap memfasilitasi agenda-agenda yang punya manfaat untuk Indonesia, termasuk mengadakan International Conference tahun depan guna membuka pintu bagi berbagai pihak yang ingin mengembangkan kerjasama dengan kampus-kampus di AS dan seterusnya.
Mantan Ketua PCIM AS, Muhammad Ali menyebut bahwa fikih peradaban perlu dibicarakan lebih lanjut untuk menyusun formulasi teologis dan praksis. Ada yang menyebut bahwa Muhammadiyah sudah terlambat untuk menyusun fikih peradaban, tapi menurutnya, hal itu wajar. Sebab, Muhammadiyah pada awalnya lahir dari organisasi yang sangat lokal, yaitu Jawa dan Madura. Baru kemudian mengindonesia. Mengurus Muhammadiyah di Indonesia yang begitu besar sudah menghabiskan banyak energi. Ke depan, perlu dipikirkan untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah dalam ranah yang lebih luas, di dunia internasional.
Penasehat PCIM AS, Imam Shamsi Ali menyatakan, tugas kita di luar negeri adalah menjembatani Muhammadiyah di dalam negeri dengan berbagai unsur di luar negeri. Menurutnya, dari luar negeri, konstribusi pembaharuan hukum Islam masih banyak yang dapat diwujudkan. Di dalam negeri, banyak hukum-hukum Islam yang telah menjadi tradisi dan kadang sulit dirubah. Shamsi Ali juga mendukung penuh Konferensi Internasional PCIM AS tahun depan, dan Pesantren yang dikelolanya di bawah yayasan Nusantara Foundation bisa menjadi host dan turut memfasilitasi.
Pengurus PCIM AS, Nana Fitriana Firman, menyampaikan pentingnya para kader muda Muhammadiyah untuk menguasai bahasa Inggris, supaya dapat berkiprah lebih besar di berbagai bidang di dunia internasional, terutama di bidang lingkungan. Nana yang juga salah seorang pendiri Global Muslim Climate Network dan Senior Ambassador di GreenFaith, yaitu organisasi jejaring lintas agama untuk pelestarian lingkungan hidup dan penanggulangan krisis iklim, mengakui banyak kader muda Muhammadiyah punya perhatian pada isu-isu lingkungan, dan itu adalah hal yang patut disyukuri. (Ribas)
Baca juga: Amanat Hilman Latief dalam The 3rd Annual Convention of Muhammadiyah USA