Jihad Menghadapi Orang Musyrik
Oleh : HA Dimyati
عن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال جَاهِدُوا المشركين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم
Artinya : Dari Annas RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : berjihadlah kalian menghadapi orang orang musyrik dengan harta kalian, diri dan tenaga kalian dan lisan kalian.” (H.R Abu Dawud dengan sanad shahih)
Hadits diatas merupakan hadits mengenai seruan atau perintah jihad memerangi kaum musyrik. Tentunya kita perlu tahu mengenai syarah hadits tersebut. Perlunya penjelasan mengenai hadits tersebut agar memahami hadits tersebut secara komferhensif dan menyeluruh. Hadits tersebut menunjukan perlu adanya strategi dalam jihad menghadapi kaum musyrik antara lain dengan menginfakkan harta, mengerahkan tenaga dan fikiran serta tabligh menyampaikan ajaran Allah.
Pertama, mengenai ukhuwah, dalam hadis tersebut terdapat kata jahiidu yang merupakan kata jamak. Hal ini menunjukan bahwa jihad harus berukhuwah/ bersama sama. Ukhuwah menjadi syarat mutlak untuk terlaksananya jihad. Akan tetapi ukhuwah yang menjadi syarat penting dalam berjihad tersebut belum terwujud sepenuhnya penyebab-penyebab ukhuwah belum bisa terwujud antara lain : lemahnya iman, kemerosotan keikhlasan, kurang memperhatikan kekhusyuan shalat, cinta duniawi, kurangnya kepedulian dalam berta’awun, kecemburuan sosial. Jika kemungkinan sebab-sebab tersebut terjadi, maka menghindari nya merupakan bentuk jihad dan perjuangan bagi umat islam.
Kedua yaitu orang-orang musyrik. Sebagaimana dalam QS At-Taubah:28 Allah menyatakan bahwa orang musyrik itu najis sehingga tidak boleh mendekati masjidil haram ataupun masjid lain. Karakter orang musyrik itu tidak senang jika orang mukmin memperoleh kebaikan. Orang musyrik membenci perkembangan umat islam dan pengembangannya. Maka dengan demikian perlunya berjihad untuk memerangi mereka sebagai pertahanan umat dan ajaran islam.
Ketiga, syirik merupakan objek jihad. Syirik merupakan perbuatan menyekutukan allah dengan benda, berhala baik yang diyakini ataupun dianggap dapat menguasai dan mengatur alam semesta dan isinya selain allah. Allah menyatakan dalam QS An-Nisa ayat 48 dan 16 bahwa syirik adalah dosa besar dan Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Allah juga menyatakan bahwa syrik merupakan bentuk kedzaliman besar sebagaimana dalam QS. Luqman ayat 13. Maksud dari kedzaliman tersebut yaitu meletakan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang tidak semestinya. Dalam konteks syirik, dzalim berarti menempatkan keesaan Allah tidak pada tempatnya. Hal itu berarti Allah disamakan dengan makhluknya dan tidak dituhankan sesuai kehendak-Nya. Karena itulah Allah murka terhadap pelaku syirik. Sebagai usaha menghindari syirik, maka kita perlu mengetahui macam macam syirik antara lain: Pertama syirik uluhiyah yaitu menyektukan dengan meyakini adanya tuhan selain allah, disembah dan dipertuhankan dengan upacara upacara tertentu dengan tujuan untuk menyelamatkan dari gangguan penyakit dan bencana alam, Kedua, syirik rububiyah yaitu menyekutukan Allah SWT dalam arti meyakini adanya Tuhan lain selain Dia, sebagai pemelihara dan pengatur alam semesta. Contoh dari syirik rububiyah yaitu menanam kepala kerbau untuk sebuah proyek Gedung besar dan mempercayai azimat (jimat) untuk menolak bahaya. Ketiga, Syirik kecil, bentuk syirik kecil yaitu hawa nafsu yang senantiasa mengajak keburukan. Riya disebut bisa tergolong sebagai syirik kecil. Riya ialah menyekutukan allah dengan berbuat kebaikan akan tetapi ingin dilihat orang lain dan ingin dipuji. Allah menyatakan bahwa infak harta itu batal/tidak diterima karena riya sebagaimana yang terdapat dalam Q.s Al-baqarah ayat 264.
Keempat menghindari syirik, ada beberapa cara untuk menghindari syirik anatara lain : seorang mukmin harus meningkatkan keimanan dan memahami ajaran islam secara komferhensif,mukmin mengharap ridha allah dalam pengamalan ajaran yang dibawa oleh rasul, memahami mengenai syirik dan musyrik berdasarkan petunjuk al-qur’an dan As-sunnah.
Kelima jihad biamwalikum,yaitu jihad dengan harta. Disamping ikhtiar dan usaha yang dilakukan kesulitan jihad dapat diatasi dengan harta yang dikumpulkan dan dikelola dengan manajemen yang baik.
Keenam jihad bianfusikum yaitu jihad dengan hati dan keikhlasan. Seseorang yang berjihad dengan anfus, harus berilmu beriman, berakhlak dan beramal.
Ketujuh yaitu jihad bialsinatikum. Jihad bilasinatikum merupakan jihad dengan menggunakan lisan. Dalam jihad ini terdapat prinsip yang harus diketahui yaitu tablighul islam yakni menyampaikan ajaran islam dengan Bahasa yang fasih dan iqqamatul hujjah yakni menegakan argumentasi atau bantahan terhadap kafir/ non muslim. (Amalia L)
Sumber : Majalah Suara Muhammadiyah