Refleksi Hari Ibu : Mengembalikan Peran Perempuan dengan Spirit Mars ‘Aisyiyah

Refleksi Hari Ibu : Mengembalikan Peran Perempuan dengan Spirit Mars 'Aisyiyah

Refleksi Hari Ibu : Mengembalikan Peran Perempuan dengan Spirit Mars 'Aisyiyah

Refleksi Hari Ibu : Mengembalikan Peran Perempuan dengan Spirit Mars ‘Aisyiyah

Oleh:Nur Ngazizah

 

Selamat Hari Ibu

Menjadi Ibu tidaklah mudah

Berbuat baik pun bisa salah

Apalagi betul-betul berbuat salah,

Maafkan Ibumu nak ..

Belum menjadi Ibu yang terbaik

Semoga engkau terdidik menjadi pribadi mulia

 

Perempuan terlahir menjadi makhluk yang penuh keistimewaan dari berbagai sisinya, bahkan Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwa anak diminta berbakti pada ibumu ibumu ibumu baru Ayahmu. Sebagai siapapun kita pasti terlahir dari seorang Ibu terbaik, bagaimanapun keadaannya, Ibu adalah perpanjangan tangan dari Allah untuk merengkuh anak anaknya dengan penuh kasih sayang.

Jika posisi kita sekarang adalah sebagai seorang ibu ataupun perempuan dewasa yang sudah menikah baik  dikaruniai anak atau belum, maka sepantasnya kita selalu berintrospeksi, apakah kehadiran kita sebagai ibu pantas mendapat bakti dari anak anak kita? apakah kita pantas menjadi madrasah yang pertama bagi anak-anak kita? apakah kita pantas menjadi role model bagi anak-anak kita, bahkan sudahkah kita menjadi ibu yang dirindukan anak anak kita?…

 

Mari kita kembalikan fitrah sebagai perempuan yaitu :

  1. Perempuan yang penuh kasih sayang, merengkuh anak anaknya agar tidak terpapar hal hal yang membahayakan iman dan akhlaknya. Rengkuh mereka, jaga dan lindungi dengan penuh kasih sayang sehingga mereka pun tumbuh menjadi pribadi yang utuh.
  2. Perempuan yang lemah lembut, tidak ada kalimat kalimat kasar dan marah kepada anak-anaknya, adanya adalah nasehat nasehat kebaikan. Diskusi diskusi yang menyenangkan sehingga memberikan ruang bagi anak-anak nya untuk berpendapat, tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
  3. Perempuan yang memberikan pendidikan terbaiknya untuk anak anaknya, hadirnya selalu memberikan keteguhan, pencerahan dan kegembiraan. Bukan menambah bingung ataupun rumit bagi masa depan anak anaknya. Petuah petuahnya selalu dirindukan dan membuat anak ingin selalu pulang dan dekat dengan ibunya. Menjadi ibu yang dirindukan dan dibanggakan oleh anak anaknya.
  4. Perempuan yang tulus dengan doa doa terbaiknya, bagaimanapun kondisi anaknya maka selalu ridho dan menguatkan dengan doa doa terbaik di sepanjang malam yang penuh keheningan. Doa yang selalu menjadi penguat gerak langkah anak anaknya, bukan hanya kebahagiaan duniawi tetapi juga ukhrawi. Penguat jiwa yang terbaik bagi anak anaknya.

 

Pulanglah wahai perempuan pada kewajiban sucinya.

Penggalan Mars ‘Aisyiyah yang diciptakan oleh M Irsyad dan lirik Moch. Diponegoro adalah motivasi warga ‘Aisyiyah dalam langkah geraknya. Bertepatan dengan peringatan hari ibu, Mars ‘Aisyiyah menjadi spirit peringatan hari ibu yang otentik.

Wahai warga ‘Aisyiyah sejati,

Sadarlah akan kewajiban suci,

Membina harkat kaum wanita,

Menjadi tiang utama negara.

Seruan kepada seluruh warga ‘Aisyiyah untuk menunaikan tugas sucinya yaitu berjuang berdakwah menjadi perempuan berkemajuan yang bergerak karena kewajiban bukan paksaan, mengedukasi tentang kewajiban perempuan untuk  diri dan lingkungannya. Paham akan harkat sebagai perempuan yang memiliki cita-cita, daya juang, kreasi, dan inovasi. Perempuan berdaya yang mampu melindungi diri dari kekerasaan, ketidakadilan dan subordinasi lingkungan. Kekerasan yang masih menghantui perempuan dan anak menjadi fokus juang perempuan ‘Aisyiyah. Gerakan perempuan yang bermartabat untuk pondasi kuat sebuah negara. Negara kuat selalu dimulai dari ibu yang baik. Ibu yang menyadari sepenuh hati kewajiban yang harus ditunaikan.

Di telapak kakimu terbentang surga,

Di tanganmulah nasib bangsa.

Dalam aktivitasnya ‘Aisyiyah bergerak antara ranah domestik dan publik. Tetap menerima kodrat hakiki perempuan yang mengandung, melahirkan, dan menyusui. Madrasah pertama putra-putrinya. Ibu baik yang menjadi perantara (wasilah) anak-anaknya menuju surga. Beriringan dengan perannya di ranah publik. Mampu membagi waktu untuk dua peran sekaligus. Kehadirannya menghadirkan kebermanfaatan. Seperti pesan Kyai Haji Ahmad Dahlan bahwa : Jangan sampai kesibukanmu di dapur membuatmu lupa dakwah di masyarakat.

Makna indah yang terkandung dalam setiap katanya memberikan kekuatan lahir bathin untuk menjadi perempuan yang selalu menempa diri untuk hadir menjadi ibu para manusia.

 

Selamat Hari Ibu

Jadilah Ibu yang dirindukan

 

Nur Ngazizah

Dosen UMPurworejo

Ketua PDNA Purworejo

Exit mobile version