SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah (PCNA) Depok Sleman menggelar Talkshow Entrepreneur dengan tema: “Do you wanna be a teenpreneur? Break your limit, set up positive mindset, create your success” pada Ahad (18/12) di Aula SD Muhammadiyah Condongcatur. Acara ini digelar bekerjasama dengan Magister Manajemen Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. Zunan Setiawan, M.M. (Dosen Magister Manajemen UAD) dan Habib Khodim Setiawan, S.Kom., M.M. (Pengusaha muda).
Pada materi pertama, Zunan Setiawan terlebih dahulu menyampaikan definisi dari entrepreneur itu sendiri sebagai seseorang yang sudah dididik di dalam keluarganya. Terutama, ketika ada orang tua atau kerabat dekat yang memang sudah merintis usaha atau bisnis, entah itu dalam skala kecil maupun yang sudah memiliki pasar – pasar besar.
Meskipun berasal dari keluarga yang memiliki lingkungan bisnis yang besar, tidak serta merta membuat orang itu langsung menjadi entrepreneur. Sebelumnya, ia harus memantapkan diri terlebih dahulu.
“Sebelum menjadi seorang entrepreneur, ia harus membuat perubahan dalam hidupnya serta mengatur ulang makna dan tujuan untuk hidup agar bisa ikut berbisnis,” kata Zunan dalam paparannya.
Setelah ada niat untuk berjualan, yang perlu dilakukan adalah konsisten dan tidak perlu takut untuk mengambil risiko, sebab hal itu pasti ada saat berbisnis
Dalam perjalanannya, seorang entrepreneur harus memiliki inovasi, kreasi dan problem solving yang tinggi. Tak hanya itu, ia juga mampu merancang desain model bisnis yang pas. “Untuk itu, dibutuhkan strategi agar tetap sustainbility, klop, dan profit,” sambung Zunan.
Selain itu, entrepreneur harus memiliki jiwa atau mental yang kuat, kerja keras, tahan banting, dan visi – misi, serta tidak mengeluh dalam keadaan apapun.
“Yang perlu dilakukan, berani untuk berdarah – darah, kerja keras, tidak mengeluh, tahan banting, dan sebagainya,” lanjut Zunan.
Melanjutkan dari apa yang disampaikan oleh Zunan, Habib Khodim Setiawan juga menegaskan bahwa bisnis itu bukan soal keren – kerenan, melainkan harus menghasilkan dan profit.
“Selain itu, jangan pilih – pilih bisnis, karena yang terpenting adalah bisa menjalankannya dan tetap perform,” jelas Khodim
Alumni Magister Manajemen UAD itu juga mengingatkan kepada yang baru memulai bisnis agar jangan pikirkan dulu soal modal. Menurutnya, meskipun hal itu penting namun bukan faktor utama terhadap suksesnya suatu bisnis.
“Modal memang penting. Namun, yang terpenting adalah karakter, sifat, dan watak. Selain punya inovasi dan kreasi, harus ada inisiatif,” ujarnya.
Terkait inisiatif ini, yang dimaksud adalah inisiatif untuk bekerjasama dengan pihak lain. “Kalau bisnismu mau besar, harus dilakukan bersama – sama,” tandasnya.
Muhammadiyah, terutama dari Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan sudah sejak lama ingin memetakan para generasi muda yang bisa diandalkan dalam dunia bisnis. Hal ini semata – mata dilakukan agar perekonomian di lingkungan persyarikatan terus berputar dan mampu menghidupi aktivitas dakwah Muhammadiyah.
“Karena kalau hanya mengandalkan satu atau dua sosok entrepreneur hebat di Muhammadiyah, nanti siapa yang menggantikannya?” pungkas Zunan. (Dzikril F)