Membumikan Islam Berkemajuan Melalui Pembangunan Pusat Keunggulan

Membumikan Islam Berkemajuan Melalui Pembangunan Pusat Keunggulan

Membumikan Islam Berkemajuan Melalui Pembangunan Pusat Keunggulan

PONOROGO, Suara Muhamadiyah — Mengusung tema Membumikan Islam Berkemajuan, Memajukan Jawa Timur, Musyawarah Wilayah Ke-16 PWM Jatim dibuka langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir pada Sabtu (24/12). Haedar dalam sambutannya mendefinisikan Islam berkemajuan adalah inti dari Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada sang kekasih berupa perintah untuk membaca.

Selain itu Islam berkemajuan juga merupakan representasi dari Islam tengahan yang cinta damai, demokratis, menghargai perbedaan, dan menjunjung tinggi persaudaraan antar sesama. Dalam hal ini agama berperan sebagai pembawa kemajuan peradaban. Islam yang membawa perubahan, menuju kepada kemajuan. Islam juga membawa penganutnya keluar dari kegelapan menuju cahaya.

Menurutnya kemajuan hidup yang diajarkan Islam bukan kemajuan yang bersifat parsial dan instan. Bukan juga sekedar kemajuan fisik semata, namun juga kemajuan yang mencakup aspek batin. Dan bahkan Islam berkemajuan mencakup seluruh aspek kehidupan.

“Ia mendorong kita untuk berpikir, bertadabur, berzikir, hingga meletakkan derajat perempuan dalam martabat yang sama untuk membangun kehidupan,” ujar Haedar.

Haedar menambahkan, sesungguhnya misi membumikan Islam berkemajuan merupakan tanggung jawab bersama segenap warga Persyarikatan. Menurutnya, bangsa Indonesia bisa kuat karena ada basis kultural di bawah. Mereka terbentuk secara alami dengan penuh kesadaran. Menjadi sebuah komunitas yang berorientasi untuk membantu sesama dalam gotong royong. Selain itu kehadiran mereka juga mengemban misi menanamkan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai persatuan dan nilai-nilai keutamaan.

Keberhasilan dakwah komunitas ini dibuktikan dengan menyebarnya Islam hingga ke pelosok negeri. Mereka membaur dengan adat istiadat setempat dan tidak serta merta anti terhadap kebudayaan yang ada lebih dulu. Jadi tidak benar kalau Muhamadiyah itu anti budaya, anti tradisi. Buktinya pada saat itu Muhamadiyah dapat menyebar hingga ke pelosok terdalam Tanah Air.

Selain mampu beradaptasi dengan berbagai kebudayaan, Haedar mendorong Muhammadiyah Jawa Timur terus membangun pusat keunggulan di empat bidan, di antaranya pendidikan, kesehatan, basis sosial dan ekonomi. Optimisme ini Haedar sampaikan karena Muhammadiyah dinilai sudah mepunyai perangkat yang mencukup untuk memajukan Indonesia dan membangun peradaban yang berkemajuan.

Dalam sambutannya yang cukup singkat tersebut Haedar juga menghaturkan terimakasih kepada keluarga besar Muhamadiyah Jawa Timur yang hingga saat ini terus menunjukkan prestasi dan kemajuan yang cukup signifikan. Ia pun tak lupa mengingatkan untuk melakukan kolaborasi dalam melakukan percepatan kemajuan.

“Tidak ada bangsa hingga organisasi yang bisa bertahan lama jika mereka berpecah belah,” tegasnya mengakhiri. (diko)

Exit mobile version