Musywil Ke-16 PWM Jatim di Kota Reog Berlangsung Meriah
PONOROGO, Suara Muhammadiyah — Tak semua peristiwa menciptakan endapan sedimen yang kemudian pantas dikenang dan kemudian dipelajari sebagai hal bersejarah. Entah dari sisi kemeriahan orang yang hadir, ataupun gagasan, keputusan besar yang terlahir dari pertemuan ribuan orang yang kemudian memberikan pengaruh positif kepada kehidupan banyak orang, baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Ini tidak lain tentang sebuah agenda besar Muhammadiyah di tingkat wilayah setara provinsi, silaturahmi warga Muhammadiyah Jawa Timur di Kota Reog 2022.
Orang dengan berbagai tugas yang diidentikkan oleh seragam yang dikenakan terlihat lalu lalang mengamati keadaan. Tak jarang dari mereka yang hanya sekedar untuk menikmati kebersamaan. Mulai dari seragam hijau loreng yang terpantau berjaga di setiap sudut keramaian. Membuka jalan untuk membantu orang menyeberang jalan yang didominasi kendaraan berbahan bakar fosil. Di dadanya bertuliskan Kokam. Dengan baret yang dikenakannya, sudah cukup mengintervensi orang yang hendak berbuat kejahatan. Ada juga Kosegu, yang kurang lebih memilih tugas yang sama; pengamanan. Mereka hanya dibedakan warna seragam. Kosegu identik dengan warna merah.
Mayoritas adalah orang dengan baju batik beragam warna dan motif membanjiri arena pembukaan Musyawarah Wilayah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ke-16 yang berlangsung di alun-alun Kabupaten Ponorogo pada Sabtu, 24 Desember 2022.
Kelompok ini hanya dapat dikenali dari dua sisi, peserta atau penggembira. Mereka umumnya datang secara rombongan. Menyewa bus atau menggunakan mobil pribadi untuk datang ke arena Musywil.
Kelopak dengan baju batik ini pun memiliki perbedaan yang mendasar. Jika peserta Musywil datang ke Ponorogo untuk menetapkan agenda lima tahun ke depan, mulai dari menyusun agenda strategi Persyarikatan hingga menentukan pimpinan. Sedangkan para penggembira datang untuk memeriahkan jalannya pembukaan Musywil ke-16 di Ponorogo. Maka dari itu jarang dari mereka yang terlihat cemberut. Semua memperlihatkan wajah-wajah penuh kegembiraan.
Menurut laporan panitia ada 1148 peserta dan 12.179 penggembira yang hadir ke arena pembukaan Musyawarah Wilayah ke-16 PWM Jawa Timur. Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo mengaku senang dan bangga karena Ponorogo menjadi tuan rumah Musywil ke-16 PWM Jawa Timur.
“Selamat datang di Ponorogo. Terimakasih Muhammadiyah Jawa Timur telah mempercayai Ponorogo sebagai tuan rumah Musywil,” terangnya.
Sukoco mengaku bahwa Ponorogo bukan hanya siap menjadi tempat Musywil, tetapi juga siap menjadi tuan rumah Muktamar bagi Muhammadiyah. “Tak hanya Musywil, Ponorogo siap jadi tempat Muktamar,” pungkasnya diiringi tepuk tangan para peserta dan penggembira.
Di akhir sambutannya ia mendukung terselenggaranya Musywil ke-16 Muhammadiyah Jatim. Serta mengajak untuk bersama membumikan Islam berkemajuan dan memajukan Jawa Timur.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa dalam membumikan Islam berkemajuan, Muhamadiyah dan Aisyiyah harus berada di garis terdepan untuk mengimplementasikan nilai Islam rahmatan lil alamin. Yaitu Islam yang memiliki kepedulian pada aspek strategi kehidupan manusia. Mulai dari aspek pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi.
Hal ini tentu sejalan dengan program strategis Muhamadiyah pada abad keduanya yang berkomitmen membangun pusat-pusat keunggulan. “Tak bisa memperikan apa-apa orang yang tak memiliki apa-apa. Begitulah pepatah bijak mengatakan. Pada prinsipnya, orang yang ingin memberi, ia harus tahu apa yang dimilikinya. Sebelum pada akhirnya sesuatu yang ia miliki itu harus ia berikan kepada orang lain,” tegasnya. (diko)