Riset dan Inovasi Perlu Kolaborasi

Riset dan Inovasi Perlu Kolaborasi

Riset dan Inovasi Perlu Kolaborasi

Riset dan Inovasi Perlu Kolaborasi

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengajak seluruh pihak untuk ikut berkolaborasi dalam riset dan inovasi yang dilakukan oleh civitas academica UMY. Baik itu bagi kalangan institusi, lembaga pemerintahan maupun industri di taraf nasional atau internasional. Hal tersebut sebagaimana disampaikan dalam acara “Research and Innovation Outlook 2023” yang digelar oleh Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMY di Yats Colony Hotel dan melalui kanal Zoom Meeting pada Jum’at (30/12).

Prof. Dr. Ir. Sukamta, S.T., M.T. IPM., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dalam sambutannya menyampaikan, bahwa UMY mendorong civitas akademika UMY untuk melakukan penelitian berkolaborasi dengan pihak di taraf nasional maupun internasional. “Kami mendorong para dosen untuk melakukan kolaborasi penelitian dengan pihak dalam maupun luar negeri. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan mutu dari penelitian dan terlebih lagi untuk menunjukkan dampak secara luas baik di taraf nasional maupun internasional. Dengan harapan akan meningkatkan reputasi UMY. Maka dari itu UMY sangat terbuka untuk melakukan kolaborasi penelitian dengan pihak manapun ke depannya,” ungkap Sukamta.

Penelitian dan inovasi yang dilakukan civitas akademika UMY dinaungi oleh Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMY. Dalam hal ini, LRI memiliki aspek kinerja yang meliputi pemeringkatan penelitian, publikasi bereputasi, akreditasi dan indeksasi jurnal serta invensi/HAKI dan komersialisasi. Berdasarkan data per Jumat (30/12), terdapat 526 proposal yang akan didanai UMY dan akan dilaksanakan penelitiannya di tahun 2023. Jumlah ini akan diprediksikan bertambah sehubungan dengan belum ditutupnya pengumpulan proposal di Simlitabmas UMY hingga tanggal 14 Januari 2023 nanti.

LRI sendiri mengklasifikasikan penelitian ke dalam 4 cluster yang dipimpin oleh masing-masing 4 dosen UMY. Adapaun cluster tersebut meliputi, Advanced Material, Health, Smart Energy and Intellegence System yang dipimpin oleh Slamet Riyadi, S.T., M.Sc., Ph.D.; Governance, Media, Shariah and Peace yang dipimpin oleh Dr. Zuly Qodir, M.Ag; Agro-ecosystem, Disaster and Geopatial yang dipimpin oleh Prof. Ir. Agus Setyo Muntohar, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D.(Eng.) dan Islamic Economics, Business and Education yang dipimpin oleh Prof. Rizal Yaya, S.E., M.Sc., Ph.D., Ak., CA., CRP.

Melalui pemaparan yang disampaikan oleh Dr. Zuly Qodir, M.Ag selaku Kepala Cluster Penelitian Governance, Media, Shariah and Peace didapati bahwa penelitian pada cluster yang ia naungi minim riset mengenai perempuan di sosial politik. “Yang menjadi perhatian, isu mengenai perempuan atau kesetaraan gender di bidang pemerintahan sosial politik kurang diminati oleh para peneliti. Hal ini dapat terjadi dengan kemungkinan bahwa isu tersebut memang sudah minim terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, Slamet Riyadi, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Kepala Cluster Penelitian Advanced Material, Health, Smart Energy and Intellegence System, memprediksi bahwa pada tahun 2023 yang akan datang, trend penelitian dan inovasi di dunia internasional akan berputar di sekitar tiga pembahasan.

“Ada trend di tahun 2023 nanti yang kami rangkum menjadi tiga aspek, yakni Artificial Intellegence (AI / Kecerdasan Buatan), Personalized Healthcare, dan Green and Sustainable Technology. Dalam aspek AI atau kecerdasan buatan ini bisa kita lihat dari adanya market place secara online, bahkan istilah metavers bagi kita saat ini sudah sangat dikenal. Hal ini nanti yang kami prediksi akan banyak dibahas pada tahun 2023,” ujar Slamet.

Kemudian Personalized Healthcare berkaitan dengan trend kesehatan, dimana masyarakat sebagai konsumen sudah mulai ingin mengetahui dan mendapatkan pelayanan kesehatannya secara personal. “Contohnya jika ada yang sakit, maka dia akan lebih ingin ditangani secara individual, bisa melakukan konsultasi dokter secara personal melalui online dan tidak perlu datang ke klinik. Bahkan mungkin nanti akan ada trend pelayanan kesehatan secara homecare, jadi pasien tidak harus melakukan pelayanan kesehatan di klinik atau rumah sakit,” jelas Dosen Teknik Informatika UMY ini lagi.

Sementara untuk aspek Green and Sustainable Technology, berfokus pada penggunaan barang atau bahan-bahan yang bisa didaur ulang (recycle). “Misalkan dari barang-barang pajangan yang hanya menjadi bahan hiasan, tetapi dalam dunia teknologi bisa dimanfaatkan dan digunakan kembali sebagai sesuatu yang lebih bernilai, seperti bisa menjadi bahan bangunan dan lainnya. Maka dari trend inilah kemudian kami di UMY mulai melakukan penelitian-penelitian dan inovasi yang berfokus pada tiga trend tersebut. Ini kami lakukan dengan tujuan akhirnya agar ada produk yang bisa digunakan untuk kemaslahatan masyarakat,” pungkas Slamet. (Zachra)

Exit mobile version