Bismillahirrahmaanirrahiim.
Keluarga adalah jantung dari pendidikan anak. Hal ini karena anak tinggal sehari-hari di rumah. Kebiasaan dan pendidikan anak di rumah adalah sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Kalau anak mendapatkan kebiasaan dan pendidikan baik insyaa Allah akan melekat ke jiwanya dan kelak akan merasakan dampak positif dari kebiasaan dan pendidikan baik tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika anak mendapatkan kebiasaan yang kurang baik maka juga akan berpengaruh ke dalam dirinya, kelak kebiasaan ini juga akan terbawa sampai dewasa.
Salah satu karakter baik yang perlu ditanamkan ke anak adalah lemah lembut. Sikap lemah lembut membuat diri dan orang lain menjadi nyaman. Sehingga akan menjadikan interaksi antar sesama lebih harmonis. Orang lain akan nyaman berinteraksi dengan kita. Kelemahlembutan ini menjadi salah satu asas dari langgengnya pergaulan dan persahabatan. Baik pergaulan di rumah maupun pergaulan di luar rumah.
Islam adalah agama fitrah, yang memberikan keutamaan dan pengajaran terhadap sifat lemah lembut ini. Allah Ta’ala mencintai kelembutan, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Rasulullah ﷺ bersabda:
يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ
Artinya:” “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan” (HR Imam Bukhori)
Nasehat yang indah dari Rasulullah ﷺ untuk ibunda kaum mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha. Nasehat tersebut disampaikan oleh Rasulullah ﷺ ketika sekelompok orang yahudi menemui Rasulullah ﷺ kemudian mereka mengatakan Assaamu ‘alaikum (semoga kematian menimpa kalian). Sungguh perkataan sekelompok orang yahudi ini adalah perkataan yang sangat tidak etis dan sangat menyakitkan hati. Kemudian Ibunda ‘Aisyah menjawab ‘alaikumssaam wa la’nah (semoga kematian dan laknat menimpa kalian). Kemudian Rasulullah ﷺ menasehati Ibunda Aisyah dengan nasehat tersebut di atas. Nasehat untuk berlemah lembut dalam kondisi apapun dan semua urusan. Rasulullah ﷺ cukup menjawab perkataan buruk sekelompok yahudi tersebut dengan jawaban wa’alaikum (dan juga bagi kalian).
Maasyaa Allah betapa agungnya akhlaq beliau. Maka dalam setiap perkara, Rasulullah ﷺ mengedepankan akhlaq yang mulia. Allah Ta’ala memuji beliau sebagaimana dalam surat alqolam ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”
Hadis di atas menunjukkan bahwa keutamaan lemah lembut yaitu Allah Ta’ala mencintai kelemah lembutan ini. Hadis ini juga memberikan pelajaran tentang cara memberikan nasehat yang baik. Rasulullah ﷺ mengajarkan kelembutan dengan cara yang lembut pula. Dengan menyampaikan sesuatu yang menjadi motivasi, yaitu sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan. Ini keteladanan yang luar biasa yang mesti kita contoh. Para sahabat adalah teladan dalam berlomba-lomba dalam kebaikan dan berlomba-lomba untuk dicintai Allah Ta’ala, sehingga ketika dikabarkan bahwa sesuatu itu dicintai Allah Ta’ala maka akan memberikan semangat dan motivasi untuk melakukan sesuatu itu. Ini sangat bagus untuk dicontoh dalam mendidik anak-anak kita untuk menumbuhkan semangat mencintai Allah Ta’ala dan dicintai Allah Ta’ala.
Keutamaan lain adalah kelemahlembutan akan mendatangkan kebaikan, dan bagi yang tidak berperilaku lemah lembut dia akan dijauhkan dari kebaikan, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ
Artinya:”Barang siapa yang tidak diberi kelembutan, dia tidak diberi kebaikan” (HR Imam Muslim)
Keutamaan selanjutnya dari kelembutan adalah kelembutan merupakan sesuatu yang indah, enak dipandang dan nyaman dirasakan serta membuat hati mejadi tenang. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
artinya: ”Sesungguhnya kelembutan itu tidak akan berada pada sesuatu, kecuali dia akan menghiasinya, jika kelembutan dicabut dari sesuatu, kecuali ia akan membuatnya menjadi buruk” (HR. Imam Muslim)
Maka lemah lembut ini perlu pembiasaan di rumah. Memanggil anak dengan panggilan yang baik dan penuh kasih sayang. Anak-anak berkomunikasi dengan orang tua dengan penuh kesopanan, komunikasi antar anggota keluarga dilandasi dengan kasih sayang. Sehingga suasana nampak indah, nyaman, penuh kebaikan, dan akan dicintai oleh Allah Ta’ala. Karena Allah Ta’ala mencintai kelemahlembutan. Selain itu pembiasaan kelemahlembutan akan berdampak pada terwujudnya peribadi-peribadi yang lemah lembut. Ketika lemah lembut sudah menjadi karakter, maka akan menjadi peribadi yang anggun dan nyaman untuk bersosial.
Demikian, tulisan ringkas terkait dengan pembiasaan bersikap lemah lembut di rumah. Semoga kita dan generasi kita menjadi peribadi yang lembah lembut dan berkemajuan.
Wallahu a’lamu bishshowab.
Nashrun minallahi wa fathun qarib
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta