• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Desember 16, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

UMY Kembangkan Demplot Padi Teknologi Apung

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
4 Januari, 2023
in Opini
Reading Time: 2 mins read
A A
0
UMY Kembangkan Demplot Padi Teknologi Apung
Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan panen padi bersama pada Rabu (04/01) di Green House Faklutas Pertanian UMY. Panen padi kali ini berbeda dengan panen padi pada umumnya, hal ini karena LPM UMY menghadirkan demplot padi teknologi apung. Sebelum melakukan panen padi di lahan pertanian milik UMY, LPM UMY telah melakukan pengabdian msyarakat di desa Muhuran, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara dan Desa Minta, Kutai Barat, Kalimantan Timur dengan membawa teknologi ini.

Menurut ketua LPM UMY, Dr. Ir. Gatot Supangkat, M.P., IPM., ASEAN. Eng. masyarakat desa Minta dan desa Muhuran seringkali mengalami gagal panen sehingga produksi padi dan beras tidak optimal. “Saat kami datang ke sana, warga mengeluhkan gagal panen dan produksi padi yang tidak optimal. Warga memanfaatkan area rawa yang surut sebagai lahan tanam padi. Namun, lahan ini sering kali mendapat luapan air sungai Mahakam, akibatnya padi terpendam air yang mengakibatkan gagal panen,” ujar Gatot.

Baca Juga

Ribuan Mahasiswa Baru UMY Ikuti Achasa Perkasa

Waspada, Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Meningkat

Gatot juga mengatakan jika sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim terutama faktor intensitas hujan karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi, dan kualitas hasil. “Intensitas hujan yang tinggi dan tidak menentu mengakibatkan kondisi lahan pertanian mengalami banjir atau tergenang air, karena itu diperlukan suatu teknologi inovasi terkait sistem pertanian. Salah satu inovasi teknologi budidaya pada lahan rawan banjir dan rawa yaitu dengan menerapkan sistem pertanian terapung yang UMY kembangkan ini,” lanjutnya.

Ia juga mengklaim jika teknologi ini sangat tepat dan cocok diterapkan di desa Muhuran dan desa Minta yang memiliki area penuh rawa. “Teknologi ini sangat cocok dikembangkan di lokasi lahan rawan banjir atau rawa seperti di desa Muhuran dan desa Minta. Dengan demikian ini bermanfaat bagi peningkatan hasil produksi dan pendapatan bagi para petani, karena adanya peningkatan nilai ekonomi dari lahan tersebut. Tentunya sistem pertanian padi apung menjadi solusi untuk mengatasi dan memanfaatkan kondisi lahan rawan banjir dan rawa dengan optimal,” tandasnya.

Sementara itu Rektor UMY Prof Dr. Ir. Gunawan Budiyanto M.P., IPM., ASEAN. Eng. menjelaskan, teknologi yang dikembagkan oleh UMY 100% menggunakan sumber daya lokal. “Teknologi yang kami kembangkan 100% menggunakan sumber daya lokal. Ini juga menjadi keuntungan tersendiri bagi kelestarian teknologi tersebut sehingga ketika tim pengabdian menarik diri, masyarakat masih tetap berdaya. Mulai dari bahan baku pembuatan alat hingga pupuk, mereka bisa dapatkan secara alami di sana,” ujarnya.

Gunawan juga mengungkapkan jika lahan pertanian apung ini memanfaatkan lahan gambut yang ada di rawa-rawa yang sering mendapat luapan sungai Mahakam. Ia menegaskan jika lahan gambut ini memiliki segudang manfaat bagi pertanian, tapi di sisi lain tanah gambut juga bisa memberikan dampak buruk bagi iklim. “Yang kami manfaatkan sebagai lahan pertanian di sini adalah lahan gambut. Lahan gambut ini sangat bermanfaat bagi pertanian. Namun, apabila lahan ini tidak dikelola dengan baik hal ini akan berakibat buruk bagi lingkungan dan juga iklim,” terangnya.

Lebih lanjut Gunawan menjelaskan jika lahan gambut mampu menampung hingga 30 persen jumlah karbon dunia agar tidak terlepas ke atmosfer. Jika karbon ini terlepas maka hal ini akan mengakibatkan perubahan iklim dan bencana alam. Hal ini juga menjadi alasan tidak bisa sembarangan dalam mengolah lahan gambut.

Gunawan juga menegaskan jika hal ini dilakukan UMY sebagai bentuk impelementasi program SDGs dalam menuntaskan kelaparan (Zero Hunger). “Dengan adanya pemanfaatan lahan ini sebagai media tanam padi, besar harapannya ini mempunyai kontribusi terhadapat program SDGs dalam menuntaskan kelaparan,” sambungnya. Selanjutnya LPM UMY sendiri akan melakukan pengabdian serupa ke kota Pekalongan yang meiliki masalah yang sama terhadap panen padi. (RM)

Tags: LPM UMYUMY
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Ribuan Mahasiswa Baru UMY Ikuti Achasa Perkasa
Berita

Ribuan Mahasiswa Baru UMY Ikuti Achasa Perkasa

5 September, 2023
Waspada, Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Meningkat
Berita

Waspada, Angka Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Meningkat

29 Agustus, 2023
Berita

Tim PPK Ormawa MM KINE KLUB UMY Luncurkan Sumber Limas

24 Agustus, 2023
Next Post
Dosen UAD Melatih Konselor Adiksi

Dosen UAD Melatih Konselor Adiksi

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In