Judul : Indonesia Raya, Esai-esai Agama dan Politik Kebangsaan
Penulis : Sudarnoto Abdul Hakim
Penerbit : Suara Muhammadiyah
Cetakan : November 2022
Tebal, ukuran : xiv + 220 hlm, 14 x 21 cm
Tidak dapat dibantah, Indonesia punya banyak masalah. Ada masalah yang terang benderang, tetapi ada banyak masalah yang selama ini tidak dianggap sebagai masalah. Buku ini mengajak pembaca untuk terlibat dalam perbincangan, diskusi, dan upaya merefleksikan kembali tentang keindonesiaan. Seberapa jauh jarak antara realita Indonesia Raya dengan cita-cita yang digariskan oleh para pendiri bangsa?
Refleksi tentang Indonesia melibatkan variabel yang kompleks. Ada begitu banyak peristiwa, aktor, perasaan, narasi, dan sudut pandang. Buku ini merespons isu-isu terkini, terutama dalam periode 2015-2020, yang dikategorikan oleh penulisnya, terbagi menjadi dua tema utama: masalah agama dan politik kebangsaan. Kedua tema itu tidak terpisah, tetapi saling terkait dan tumpang tindih.
Penulis buku, Sudarnoto Abdul Hakim merupakan akademisi UIN Syarif Hidayatullah yang juga Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional. Pandangannya mewakili sebagai seorang pengamat atau peneliti dan sekaligus sebagai pelaku atau aktor di lapangan. Dia tidak hanya menyalah-nyalahkan, tetapi turut serta turun tangan melalui peran-peran keorganisasian.
Sebagai landasan, Indonesia merupakan bangsa yang religius. Eksistensi agama tidak hanya diakui, tetapi juga dilindungi secara hukum dan diberi peran. Umat beragama juga didorong untuk menjalankan peran-peran kebangsaan yang berujung pada upaya menegakkan cita-cita para pendiri bangsa, yang sebagiannya merupakan tokoh agama. Umat beragama juga punya tanggung jawab untuk membaktikan diri dan membuktikan nilai-nilai agama dapat menjadi penopang peradaban yang maju.
Dalam kenyataannya, relasi agama dan umat beragama dengan negara, tidak selalu berjalan baik. Negara kadang gagap dalam memperlakukan umat beragama dan mendengar aspirasi mereka. Umat beragama kadang ada yang tidak dapat meraih gandengan tangan negara, sementara negara kadang melepas gandengan umat beragama, dan memilih gandengan lain. Sampai kemudian, aspirasi itu mencuat dan berhamburan dalam wujud ekspresi kekecewaan, kemarahan, dan pertentangan.
Banyak masalah yang oleh sebagian kalangan dinilai sebagai masalah yang diakibatkan oleh umat beragama, menurut Sudarnoto, tidak selalu murni kesalahan umat beragama. Seperti halnya ekstremisme hingga terorisme, masalahnya berakar tidak hanya karena paham agama, tetapi punya kaitan hingga ke hulu, pada wilayah tata kelola negara. Negara kadang tidak objektif dan terkesan sporadis dalam menangani masalah keagamaan.
Pelaksanaan demokrasi substansial di Indonesia memperoleh penguatan dari agama, yang menyediakan ajaran prinsipil seperti kejujuran, transparansi, dan keadilan. Buku ini juga menyoroti tentang Indonesia sebagai negara Pancasila sebagai hasil kesepakatan semua elemen bangsa, termasuk umat beragama. Nilai-nilai luhur Pancasila tidak cukup hanya ditegakkan dalam jargon atau upacara, tetapi mesti dibumikan dalam kehidupan para elite dan warga bangsa. (Muhammad Ridha Basri)
Dapatkan buku ini di Toko Suara Muhammadiyah https://suaramuhammadiyah.or.id/products/detail/indonesia-raya-1040