International Exposure ke Turki, SMA Muhammadiyah Gombong Ajak Siswa Belajar Kejayaan Peradaban Islam

International Exposure ke Turki, SMA Muhammadiyah Gombong Ajak Siswa Belajar Kejayaan Peradaban Islam

International Exposure ke Turki, SMA Muhammadiyah Gombong Ajak Siswa Belajar Kejayaan Peradaban Islam

International Exposure ke Turki, SMA Muhammadiyah Gombong Ajak Siswa Belajar Kejayaan Peradaban Islam

ANKARA, Suara Muhammadiyah – Belajar merupakan proses yang tak berbatas waktu dan tempat. Dimana pun dan kapan pun, selama manusia masih menghembuskan nafas, masih memiliki keharusan untuk belajar. Belajar tak memiliki batas tempat, bahkan pepatah mengatakan “tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”.

Berangkat dari pedoman tersebut, International Program SMA Muhammadiyah Gombong memiliki cita-cita untuk mengenal dan dikenal dunia. Dimulai dari tahun 2022, program yang sangat menarik nyatanya tidak hanya berlaku satu tahun saja. Sebagai pembuka tahun 2023, International Program mengirimkan tujuh perwakilan sekaligus dalam kegiatan International Exposure Turki.

International Exposure yang berlangsung dari tanggal 7 sampai 17 Januari 2023 ini diikuti oleh empat siswa Kelas Internasional SMA Muhammadiyah Gombong. Selain itu, kegiatan ini juga diikuti oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gombong, yakni Widiantoro Triatmadji, Kepala SMA Muhammadiyah Gombong, Fakhrudin Mubarok, dan salah seorang guru dari kelas Internasional.

“Ke depan, International Exposure akan diproyeksikan ke berbagai negara lain di Benua Eropa maupun Amerika untuk lebih mengenalkan sejarah dan perkembangan Islam dan wawasan-wawasan global sesuai dengan semangat Internasionalisasi Muhammadiyah”, ujar Direktur Program Internasional Rashif Arka Muhammad, S.Si., M.B.A. [If]

Turki menjadi destinasi pada International Exposure 2023. Alasannya cukup sederhana, yakni rangkaian sejarah Islam yang ada di Turki memang sangat menarik untuk dikunjungi. Selain bercerita tentang Turki Utsmani, Turki juga menjadi saksi atas tersebarnya agama Islam melalui penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih.

Kisah tentang Kesultanan Turki Utsmani dapat dirasakan ketika berkunjung ke makam salah satu tokoh Islam, yakni Sultan Mehmed yang berada di Bursa, tepatnya di dekat Green Mosque atau Yesil Camii. Bangunan makam tersebut seolah bercerita tentang perjuangan yang pernah terjadi di masa lampau.

Disebut-sebut sebagai kota sejarah, Turki juga menyuguhkan kemewahan kuno melalui banyaknya bangunan kokoh yang berdiri ratusan tahun lamanya. Salah satu objeknya kita kenal sebagai Kota Ephesus. Kota yang sempat ramai oleh masyarakat lokal bahkan internasional. Kota yang berada di daerah Kusadasi ini cukup menarik, terutama untuk pecinta sejarah dan bangunan-bangunan kuno. Bangunan yang tersusun atas berbagai batuan diukir dengan gambar-gambar tertentu. Selain menyimpan sejarah Islam, Ephesus juga menyimpan sejarah media, yang mana iklan yang muncul pertama kali ialah iklan jasa yang ada di Kota Ephesus.

Berbagai peristiwa yang tergambar dalam Al-Quran pun dapat disaksikan melalui saksi bisu yang masih ada di negara ini. Masjid Hagia Sophia sebagai masjid pertama di Turki. Masjid yang menjadi awal mula tersebarnya Islam di Kota Turki. Masjid ini merupakan bangunan alih fungsi dari gereja menjadi masjid sebagai bukti ditaklukannya Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih.

Goa yang pernah menjadi tempat tertidurnya ashabul kahfi bersama seekor anjingnya selama 309 tahun juga berada di negara ini. Goa ini terlihat sangat jelas dari pinggir kota Kusadasi. Tak jauh dari tempat itu pun, terdapat rumah Siti Maryam, ibu dari Nabi Isa as. Galeri sejarah di Turki memang tak pernah habis untuk diceritakan. International Exposure nyatanya memberi kesempatan peserta untuk belajar dan takjub atas kuasa Allah yang mencipta skenario dan ciptaan indah yang ada di negara Turki. (Hidan)

Exit mobile version