YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terus bergerak dan tidak pernah berhenti mengembangakan skema, hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik untuk mahasiswa serta calon-calon lulusanya. Salah satu agenda dari pengembangan skema dan penambahan ruang lingkup adalah kegiatan Full Assesment yang dilakukan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Kegiatan Full Assesment 15 skema yang berlangsung di kantor LSP UMY ini berlangsung lancar karena LSP UMY berhasil memenuhi berbagai standar yang ditetapkan oleh BNSP (13/01).
Kegiatan Full Assesment dari BNSP dihadiri oleh dua Lead Asesor yaitu Henny S Widiyaningsih dan Lamria Napitupulu. Kegiatan ini menghasilkan 6 poin rekomendasi yang harus diperbaiki LSP UMY, hal ini harus dilakukan sebelum pelaksanaan proses penyaksian uji kompetensi atau disebut Witness oleh BNSP.
“LSP UMY termasuk LSP yang cukup siap dalam proses Full Assesment ini, karena kami biasanya memberikan 12-24 rekomendasi perbaikan tetapi di sini kami cukup memberikan 6 rekomendasi saja,” ujar Lamria.
Rekomendasi dari Laed Asesor BNSP tersebut sangat membantu perkembangan dari sebuah LSP, karena setiap perbaikan yang dilakukan hasil dari monitoring BNSP tersebut akan membantu LSP berkembang dan maju. “Kegiatan Surveillance, Full Assesment dan Witness adalah bentuk pembinaan dari BNSP agar LSP sebagai kepanjangan tangan BNSP bisa bekerja sesuai standar dan terus berkembang,” pungkas Henny yang juga salah satu Komisioner BNSP.
Hasil kegiatan Full Assesment beserta rekomendasinya ini sangat disyukuri LSP UMY sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan kepada civitas akademika UMY. “Setelah ini kami akan segera merevisi semua masukan, kemudian kami akan fokus untuk Witness 15 Skema agar semakin banyak prodi beserta mahasiswanya yang bisa merasakan manfaat dari hadirnya LSP UMY ini,” jelas Filosa selaku kepala LSP UMY. (Filosa)