YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) secara resmi menerjunkan mahasiswa yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Tematik dan Kebencanaan “Recovery Cianjur” Semester Gasal Tahun Ajaran 2022/2023. Acara tersebut dilaksanakan bertempat di Sportorium UMY, Rabu (18/1) dan seluruh sebanyak 2.663 mahasiswa KKN berbagai program studi hadir langsung dengan berbusana lengkap menggunakan almamater sebagai identitas autentik UMY.
Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi (video conference), Gubernur DIY (diwakili Kepala Bappeda DIY, Drs Beny Suharsono, MSi), Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof Hilman Latief, SAg., MA., PhD, Badan Pembina Harian UMY, Dr H Agung Danarto, MAg, Rektor UMY, Prof Dr Ir Gunawan Budiyanto, MP., IPM., ASEAN., Eng beserta jajaran pimpinan, dan beberapa tamu undangan lainnya.
KKN Mahasiswa UMY kali ini berlangsung selama 19 Januari – 17 Februari 2023. Selama menjalani masa-masa KKN, para mahasiswa ditempatkan khusus di wilayah pedesaan. Adapun persebaran wilayah KKN Mahasiswa UMY mencakup DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Menurut Kepala Divisi Pengabdian Mahasiswa UMY, Dr Aris Slamet Widodo, SP., MSc mengatakan bahwa implementasi KKN kali ini mengusung tema berupa “Jejaring Pasar Komunitas Antar Desa”. Dengan tema tersebut mahasiswa KKN didorong untuk melakukan pendampingan kepada seluruh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di sekitar lokasi KKN.
“Dengan demikian, nantinya akan ada jejaring pasar antar BUMDes untuk memperkuat roda ekonomi bangsa ini,” tuturnya.
Slamet menuturkan mahasiswa KKN UMY akan disebarluaskan di pelbagai wilayah yang ada di Pulau Jawa. Antara lain Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Khusus untuk Jawa Timur, mahasiswa KKN UMY ditempatkan di Pacitan, untuk Jawa Tengah berada di Wonosobo, Boyolali, Banjarnegara, Pekalongan, untuk DIY ada di Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, Sleman, untuk Jawa Barat ada di Ciamis dan Cianjur.
Rektor UMY, Gunawan Budiyanto menyampaikan pesan kepada segenap Mahasiswa KKN UMY agar dapat menjaga nama baik kampus ketika menjalani masa-masa KKN. Pada saat bersama, penting untuk menjaga moralitas (sopan-santun).
“Jangan sampai ada kejadian-kejadian yang merusak nama baik UMY. Yang itu nantinya akan merugikan kalian semua,” katanya.
Gunawan juga mengingatkan kepada mahasiswa KKN agar menjaga diri untuk tidak berbuat anomali atau menyimpang yakni berbuat asusila. Menurutnya tindakan asusila bisa terjadi dan dilakukan oleh siapa saja. Sehingga, pihaknya telah menerbitkan surat khusus hal ihwal asusila yang diharapkan dapat dibaca oleh segenap mahasiswa dan civitas akademika.
“Ini kita atur. Nanti tolong diperhatikan. Jangan sampai anda KKN yang ditarik dari lokasi dikarenakan anda terbukti melakukan tindakan asusila. Ini peringatan bagi kita semua. Mohon diperhatikan,” tegasnya.
Kemudian, salah satu peserta mahasiswa KKN UMY Oktaviana Nurprimawan yang menjalani KKN di Srandakan, Bantul, DIY ini mengatakan bahwa implementasi KKN ini menjadi pengalaman pertama dalam hidupnya. Selain itu, KKN ini diharapkan bisa mengembangkan seluruh bibit-bibit potensi yang ada di dalam dirinya agar makin berkembang ke depannya.
“Saya selaku mahasiswa KKN UMY sangat bangga dengan diadakannya program dari kampus ini. Menurut saya, KKN bukan sekadar berkegiatan dan membuat laporan, tetapi disitu saya bisa mengembangkan potensi diri berikut beserta kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sesama masyarakat yang sifatnya multikultural,” terangnya.
Okta mengharapkan, KKN ini dapat diberikan kemudahan dari awal sampai akhir nanti. Sehingga kiprahnya selama KKN dapat efektif membantu menyebarluaskan ilmu yang diperoleh selama menjalani masa studi di kampus. Bersamaan dengan itu, Okta berharap mampu menerapkan dan membingkai ilmu yang di dapat selama menjalani KKN.
“Saya juga berharap selama menjalani KKN, ilmu yang telah saya terima ketika belajar di kampus dapat disebarluaskan kepada masyarakat sekitar. Jadi saya tidak hanya sekadar keluar dari kampus semata, tetapi lebih dari itu ilmu itu diserap dan dipraktikkan oleh lapisan masyarakat, sehingga nilai-nilai kemanfaatannya betul-betul dirasakan,” tukasnya. (Cris)