GOMBONG, Suara Muhammadiyah – Kabar membanggakan lagi-lagi datang dari SMA Muhammadiyah Gombong, Kebumen. Pasalnya tiga siswa SMA Muhammadiyah Gombong tepatnya dari Kelas Internasional berhasil meraih juara 3 dalam ajang ASEAN Youth Research Innovation Summit (AYRIS).
Kompetisi yang berlangsung sejak Agustus 2022 ini, diikuti oleh setidaknya 500 peserta dari berbagai sekolah di Asia Tenggara. Uniknya, dari ratusan peserta yang tercatat, beberapa di antaranya adalah sekolah-sekolah elit yang sudah tidak diragukan prestasinya. Namun dengan segala keyakinan tiga siswa perwakilan dari SMA Muhammadiyah Gombong berhasil membuktikan bahwa kesempatan adalah milik semua orang.
Muhammad Tsaqif Taqiyuddin dan tim Luqman Hakim dan David Aditya Putra telah berhasil mengalahkan ratusan peserta yang berasal dari sekolah-sekolah ternama di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Sebagai perwakilan dari SMA Muhammadiyah Gombong, Tsaqif, dkk. menciptakan inovasi luar biasa yang diberi nama Solar-Powered Wireless Road Charging System (SORCHA). SORCHA merupakan inovasi prototipe jalan raya pengisi daya bertenaga surya untuk mobil listrik secara nirkabel.
SORCHA sebagai pengisi daya bagi mobil listrik diharapkan dapat menjadi solusi masalah kekurangan sumber energi di masa mendatang. Cara kerja SORCHA cukup sederhana yaitu dengan mengubah energi surya menjadi listrik lalu dialirkan melalui transmitter ke receiver. Alat ini secara otomatis dapat mengisi daya pada mobil listrik meskipun dalam kondisi berjalan.
Ide brilian ini diawali dari kompetisi sebelumnya yaitu Kompetisi Nasional Pertamina Foundation Sains. Pada kompetisi ini, Tsaqif, dkk menciptakan inovasi yang secara resmi diberi nama Solar Powered Electric Vehicle (SPECTRE). SPECTRE yang merupakan mobil listrik bertenaga surya yang sukses bersaing dengan kurang kebih 300 universitas di Indonesia. Sebagai peserta termuda, Tsaqif, dkk. membawa SPECTRE sampai babak sepuluh besar. Tak hanya itu, SPECTRE juga berhasil diakui sebagai Advance Technology dan menyabet medali emas dalam Young Innovator Competition yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama tiga tim inovator lain dari SMA Muhammadiyah Gombong.
“SMA Muhammadiyah Gombong akan senantiasa melakukan penelitian untuk mengasah anak-anak didiknya dalam mengolah daya pikir serta olah rasa. Hal ini sesuai dengan motto SMA Muhammadiyah Gombong yaitu Research School,” tutur Fakhrudin Mubarok, Kepala SMA Muhammadiyah Gombong. Beliau berharap inovasi-inovasi yang telah diciptakan oleh siswa SMA Muhammadiyah Gombong dapat dikembangkan dan bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara.
Proses luar biasa ini telah dilalui oleh Tsaqif dan tim. Menurutnya, untuk mencapai babak final dan menjadi juara tidaklah instan. Analisis permasalahan, pendalaman materi, proses penciptaan inovasi, hingga penulisan paper dan presentasi ialah lika-liku yang dilaluinya. Sesuai dengan tagline yang dipegang oleh Kelas International yaitu The Best Never Rest, Tsaqif dan tim mengesampingkan waktu bermain untuk menyelesaikan projek tersebut.
“Awalnya kaget dan nggak nyangka banget bakalan dapet juara tiga. Apalagi melihat saingannya adalah sekolah-sekolah elit dari kota yang terkenal,” ungkap Tsaqif. Tsaqif juga mengatakan bahwa apabila ingin melakukan sesuatu, hendaklah dilakukan secara serius agar dapat tercapai. Menurutnya, percuma bermimpi tetapi tidak memiliki cara dan upaya untuk merealisasikan mimpi tersebut. (IF/Cris)