Karakter Dunia

Karakter Dunia

Oleh: Safwannur

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.  اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kehidupan dunia adalah fase yang kita lalui setelah kehidupan di alam rahim, sebelum kehidupan di alam barzah. Sejatinya kehidupan dunia ini untuk mempersiapkan kehidupan yang kekal abadi di akhirat kelak. Dunia penuh cobaan dan rintangan, gemerlapnya bisa mengalihkan perhatian manusia dari tujuan hidup yang sesungguhnya di alam fana ini. Itulah yang membuat manusia terlena sehingga lupa tujuan akhir pengembaraannya menuju alam keabadian.

Al-Qur’an sebagai pedoman telah memberikan rambu-rambu keselamatan agar umat manusia tidak salah jalan dalam meniti kehidupan. Terjalnya jalan yang dilalui membuat siapa pun berpotensi terjerembab dalam jurang nista jika tidak berpegang teguh pada regulasi ilahi yang termaktub dalam kalam suci-Nya. Allah berfirman:

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Qs. Al-Hadid: 20)

Ibnu Katsir menerangkan bahwa dalam ayat ini Allah menggambarkan tentang perumpamaan kehidupan dunia yang tak lebih hanyalah kemewahan yang fana dan nikmat yang pasti lenyap. Ibarat tanaman yang tumbuh berkat hujan yang turun dari langit dan mengagumkan para petani. Begitu pula halnya orang-orang kafir mengagumi kehidupan dunia. Kemudian tanaman yang subur itu kering dan kelihatan kuning, padahal sebelumnya tampak hijau dan segar, kemudian semuanya menjadi kering kerontang. Demikian pula kehidupan dunia, pada mulanya kelihatan muda, lalu tumbuh dewasa dan menua, akhirnya pikun dan lemah.

Ibnu Katsir melanjutkan bahwa perumpamaan ini menunjukkan akan lenyapnya dunia dan kehancurannya serta kehabisan usianya sebagai suatu kepastian. Negeri akhirat itu ada dan pasti, maka manusia diperingatkan untuk berhati-hati dalam menghadapinya, sekaligus mengandung anjuran untuk berbuat kebaikan yang akan membawa pahala kebaikan di negeri akhirat nanti.

Rasulullah Saw juga mengingatkan umatnya agar tidak salah orientasi dalam kehidupannya. Jangan sampai menjadikan dunia sebagai tujuan utama, lantas melupakan akhirat sebagai tempat kembali yang kekal abadi.

وعن زيد بن ثابتٍ رضي الله عنه قال: سمعتُ رسولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يقول: مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

Dari Zain bin Tsabit (seorang sahabat Nabi Saw), beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw:“Siapa yang dunia menjadi keinginan terbesar dihatinya, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya. Dan Allah jadikan kefakiran diantara kedua matanya. Dan dunia tidak mendatanginya kecuali yang dituliskan saja untuknya. Dan siapa yang akhirat itu menjadi niat utamanya (keinginan terbesar di hatinya akhirat), Allah akan kumpulkan urusannya untuknya, dan Allah akan jadikan kekayaan di hatinya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan dunia itu hina di matanya.” (H.R. Ibnu Majah)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Allah akan memberikan kepada manusia sesuai dengan usaha dan keinginannya. Saat dunia dijadikan sebagai harapan utama, bahkan sampai dikejar-dikejar tanpa mengenal lelah, Allah berikan kenikmatan dunia itu. Tapi di hari kemudian dia tidak mendapatkan buah dari usahanya itu, manakala tidak disertai orientasi akhirat di dalamnya. Allah berfirman:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾

“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan berikan apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut tanpa dikurangi. (Tapi apa alasan buat dia di akhirat?) Mereka itu orang-orang yang tidak mendapatkan apapun dalam kehidupan akhirat kecuali api neraka. Dan batal apa yang mereka lakukan dan sia-sia perbuatan mereka.” (Q.S. Hud [11]: 15-16)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Karakter dunia yang memesona menuntut orang beriman untuk selalu mawas diri agar tidak terperosok dalam lubang kesesatan. Syaitan tidak pernah menyerah untuk memalingkan manusia dari ketaatan kepada Allah. Bagi yang terpedaya akan lalai dan menjadi budak dunia, sehingga lupa mempersiapkan bekal terbaik untuk menuju kehidupan yang selamanya. Semoga kita termasuk hamba Allah yang senantiasa memanfaatkan waktu dalam kehidupan ini untuk terus meningkatkan kualitas iman kepada-Nya.

بَارَكَ لله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ وَلَكُمْ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله  وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،

قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمَنَاتِ, الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْواتِ, يَا قَضِيَ الْحَاجَتِ, رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ, رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


Alumni Ponpes Ihyaaussunnah Lhokseumawe Aceh dan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta. Kini mengajar di Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut, Jawa Barat.

Exit mobile version