Al-Qur’an for Muhammadiyah Children, PCPM Weleri Gandeng MBS
KENDAL. Suara Muhammadiyah – Waktu magrib diartikan sebagai waktu matahari terbenam yang mana saat itu waktu solat magrib telah tiba, saat itu pula aktifitas yang bernuansa ilahiyah, jamaah maghrib dan tadarus Al qur’an berlangsung.
Momentum yang singkat tersebut kita diperintahkan untuk mengisinya dengan ibadah diantaranya adalah tadarua Al qur’an.
Tadarus Al qur’an di waktu maghrib dan isyak di masjid dan musholla Muhammadiyah yang dikelola PCM Weleri telah dimulai. Tadarus tersebut diikuti oleh putra-putri Muhammadiyah yang dibimbing langsung oleh Bidang Dakwah Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Weleri bekerja sama dengan Muhammadiyah Boarding School (MBS) Weleri.
Pembimbing tadarus Alqur’an for Muhammadiyah Children (AMC), Ustadz Galuh Andy Luxmana mengatakan program AMC sudah direncanakan tiga bulan lalu, tetapi baru bisa dilaksanakan di pertengahan Januari 2023.
“Tetapi karena materi dan sillabus belum rampung sehingga diundur dan kebetulan berdekatan dibulan Desember akan liburan” kata Galuh di sela tadarus Al qur’an pada Selasa malam (24/1) di masjid An Nuur Penyangkringan, Weleri.
Dia menegaskan, jangan lewatkan waktu yang mulia ini untuk hal – hal yang sia – sia. Manfaatkanlah untuk beribadah.
“Matikan televisi, simpan Hp dan fokuslah untuk ibadah, tadarus Al qur’an” pintanya.
Dia berharap kegiatan tadarus Al qur’an bakda maghrib mampu merawat keluarga Muhammadiyah agar putra-putrinya dapat terfasilitasi dan mereka terbekali ilmu Agama dasar di masjid atau musholla Muhammadiyah terdekat.
“Tadarus bakda maghrib semoga konsisten sampai batas waktu yang tak ditentukan dan terjadinya regenerasi baik anak-anak ke depan maupun para pengajarnya”
Sementara itu Sekretaris PCM Weleri, Tarwidhi mengaku PCM Weleri sampai saat ini mengelola 3 masjid dan 15 musholla milik Muhammadiyah yang tersebar di Cabang Weleri dan keberadaannya harus dimakmurkan oleh generasi muda, anak-anak Muhammadiyah.
“Namun untuk program AMC baru dilaksanakan di satu masjid dan tiga musholla, karena sudah mengajukan tenaga pengajar” kata Tarwidhi.
Dia memahami, bahwa masjid dan musholla penghuninya tidak mereka yang sudah usia lanjut, generasi muda Muhammadiyah juga berhak memakmurkan rumah Allah.
“Masih banyak putra putri Muhammdiyah yang belum terlayani dalam pembimbingan ilmu dasar Islam, terutama tentang Al qur’an” ujarnya.
Tarwidhi menjelaskan, masjid bukan didominasi oleh generasi udhur, tetapi anak-anak adalah generasi takmir dan warga persyarikatan.
“Kalau anak-anak hari ini tidak kita rawat dengan Al qur’an ke depan akan terjadi generasi abai Al qur’an”.
Tarwidhi berharap, musholla dan masjid Muhammadiyah harus diramaikan, dimakmurkan oleh anak-anak dan menjadikan musholla dan masjid sebagi tempat yang asik.
“Kurangi waktu anak-anak main di rumah, ajak mereka ke musholla atau masjid sebagai tempat bersosialisasi sesama teman-temannya” pintanya lagi. (fur)