Amalan Ringan, Berat di Timbangan (Bagian 1)

Amalan Ringan, Berat di Timbangan (Bagian 1)

Oleh : Tito Yuwono

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Ummat Nabi ﷺ yang mulia

Rata-rata pendek usia

Tujuh puluh tahun, rata-rata

Seratus tahun, sudahlah langka

 

Allah ‘Azza wa Jalla

Memberi banyak karunia

Pada ummat Nabi yang mulia

Amalan ringan, berlimpah pahala

 

Alhamdulillaahrabbil’alamin, puji syukur kepada Allah Ta’ala atas banyak karunia yang diberikan kepada kita semunya. Karunia yang diberikan kepada Ummat Nabi Muhammad ﷺ. Usia ummat Nabi ﷺ rata-rata pendek, rata-ratanya tidak sampai 90 tahun apalagi 100 tahun, walaupun ada juga satu dua orang yang usianya 100 an tahun. Tentu karena usianya pendek, amal ibadahnya juga tidak banyak. Namun, kemurahan Allah Ta’ala, dengan usia yang rata-rata pendek ini, diberikan keutamaan yang besar terhadap amalan ibadah yang dilakukan.

Sebelumnya, telah disampaikan banyak fadhilah dari amalan-amalan Sunnah, baik Shalat Sunnah Rawatib, Shalat Sunnah Dhuha, dan Shalat Sunnah Tahajud.

Tentuk ketika di yaumul mizan nanti, kita sangat berharap timbangan kebaikan kita lebih berat daripada keburukan kita. Pahalah kita lebih berat daripada dosa kita. Dan kita berharap juga dosa kita diampuni oleh Allah Ta’ala yang Maha Pengampun.

Pada tulisan kali ini akan disampaikan amalan ringan, namun berat di timbangan kelak di akhirat. Semoga dengan tulisan ringan ini, lesan dan hati kita mudah untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala. Apalagi dzikir yang ringan di lisan, berat di timbangan dan dicintai oleh Arrahman.

Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari sahabat Abu Huarairah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Artinya: Dari Abu Hurairah Rasulullah ﷺ bersabda:” dua kalimat yang ringan dilisan, namun berat di timbangan, dicintai oleh Arrahman Subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil ‘adhim” (HR Imam Bukhori)

Makna dari Subhanallahi wa bihamdihi Subhanallahil ‘adhim adalah Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung.

Memaknai dzikir Subhanallah yaitu Maha Suci Allah Ta’ala, suci dari kekurangan, suci dari ketidak pantasan, suci dari tandingan-tandingan atau sekutu-sekutu, suci dari sesembahan selain Allah Ta’ala. Kita hamba adalah hina dan rendah di sisi Allah Ta’ala, penuh kelemahan, penuh kekurangan, dan penuh kesalahan.

Kemudian ucapan tahmid wa bihamdihi yang artinya dan segala puji baginya, kita sampaikan sedalam-dalam syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Sangat besar nikmat dan karunia Allah Ta’ala, sehingga ketika kita hendak menimbang, menimbang, menghtung nikmat Allah Ta’ala niscaya tidak mampu.Segala puji bagi Allah Ta’ala Rabb semesta alam, Yang menciptakan kita, Yang mengatur ala mini, Yang memberi Rizki, Yang mengabulkan doa dan lain-lain semua aspek Rubbubiyah Allah Ta’ala.

Al-‘adzim adalah sifat Allah Ta’ala Yang Maha Agung. Allah Ta’ala mempunyai sifat yang sempurna, kesempurnaan yang paling tinggi dan paling puncak. Ilmu Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu. Maka Allah Ta’ala sajalah yang mempunyai hak dari berbagai macam pengagungan. Selain Allah Ta’ala tidak layak dan tidak punyak hak untuk diagungkan sebagaimana pengagungan kepada Allah Ta’ala.

Maka bacaan Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil ‘adhim adalah mensucikan Allah Ta’ala seraya memuji-Nya sepenuh hati, mensucikan Allah Ta’ala seraya pengangungan terhadap kesempurnaan Allah Ta’ala.

Demikian dua kalimat yang sangat ringan di lisan, yang berat ditimbangan dan dicintai Arrahman. Semoga Allah Ta’ala berikan kita kemudahan untuk bisa mengamalkan dzikir yang sangat ringan ini dengan sepenuh penghayatan. Sehingga akan memperberat timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.

Wallahu a’lamu bishshowab.

Nashrun minallahi wa fathun qarib.

 

Penulis adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, dan Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version