Amalan Ringan, Berat di Timbangan (Bagian 2)

Amalan Ringan, Berat di Timbangan (Bagian 2)

Oleh: Tito Yuwono

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Segala puji hanya untuk-Nya

Karunia tiada tara

Kita tak mampu membilangnya

Karena saking banyaknya

 

Maha suci hanya milik-Nya

Suci dari segala kekurangan

Suci dari sekutu dan tandingan

Semoga kita terhindar dari kesyirikan

 

Pada tulisan sebelumnya disampaikan amalan yang ringan di lisan berat di timbangan dan dicintai Arrahman, yaitu dzikir  سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Semoga kita bisa mengamalkan dalam dzikir-dzikir harian kita.

Pada  tulisan ringan ini akan disampaikan amalan yang ringan dan juga berat ditimbangan.

Yaitu ucapan yang sangat singkat, yakni Alhamdulillah, sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآَنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا

Artinya: Rasulullah ﷺ bersabda : ‘Suci itu sebagian dari iman, (bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan, (bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu adalah nur, shadaqah adalah bukti, sabar adalah sinar, dan Al-Qur’an menjadi hujjah pembela kamu atau hujjah yang menuntut kamu. Setiap orang terus berusaha untuk dirinya, lalu  seakan dia menjual dirinya, maka ada menyelamatkannya ada juga yang membinasakannya”. (HR. Imam Muslim).

Mengucapkan Alhamdulillah dengan sepenuh jiwa kesyukuran mempunyai fadhilah yang sangat besar yaitu ianya memenuhi timbangan. Orang yang mengucapkan hamdalah dengan penuh penghayatan mengandung makna:

  1. Bersyukur kepada Allah Ta’ala atas segala karunia dan nikmat yang dikaruniakan kepadanya.
  2. Pengakuan bahwa Allah lah yang mengkaruniai kenikmatan sehingga Dia adalah satu-satunya yang layak mendapatkan segala pujian. Maka disebalik ucapan Alhamdulillah ada ruh tauhid pengesaan kepada Allah Ta’ala.

 

Hati yang selalu bersyukur maka akan banyak mengucap Alhamdulillah. Bangun tidur, melepas lelah, berucap Alhamdulillah. Jalan pagi menghirup udara segar, berucap Alhamdulillah. Selesai makan, menikmati rizki dari Allah, mengucapkan Alhamdulillah. Perjalanan sampai di tempat kerja, berucap Alhamdulillah. Ditanya kabar sama teman, kita jawab Alhamdulillah.

Kemudian bacaan سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْد keduanya memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Maasyaa Allah dua bacaan yang penuh dengan fadzhilah dan besar keutamaannya. Karena besarnya maka kedua bacaan tersebut memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi.

Subhanallah kita ucapkan ketika kita menyaksikan atau mendengarkan sesuatu yang mengerankan atau yang kurang. Misalkan kita menyaksikan seoarang anak yang susah untuk diberikan pengajaran, kita berucap Subhanallah. Kita melihat ada orang kurang percaya diri, kita berucap Subhanallah. Ketika menghadapai orang terlalu kaku, kita ucapkan Subhanallah. Mendengarkan kabar rekan tidak lulus ujian, berucap Subhanallah. Dengan ucapan-ucapan seperti ini, insyaa Allah hati kita tetap tenang menghadapi sesuatu, tidak panik dan tidak emosi.

Demikian amalan yang ringan namun berat di timbangan. Semoga lesan kita ringan untuk melafazkan. Sehingga diakhirat kelak akan memperberat timbangan kebaikan.

Wallahu a’lamu bishshowab.

Nashrun minallahi wa fathun qarib.

 

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version