SEKAYU, Suara Muhammadiyah – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sumatera Selatan (DPD IMM Sumsel) menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda), Rapat Koordinasi (Rakor) Pemantau Pemilu, dan Grand Design Sekolah Kader Sosio-Politik sekaligus Pelantikan Lembaga Korps Instruktur, Korps Mubaligh Mubaligho, dan Departemen Media & Komunikasi di Aula Pemkab Musi Banyuasin, Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada Jumat-Ahad (10-12/02/2023).
Pj Bupati Muba H. Apriyadi diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Muba H. Yudi Herzandi, S.H., M.H menyampaikan, atas nama Pemkab Muba menyambut baik dan ucapan terima kasih, serta penghargaan kepada semua jajaran Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Provinsi Sumatera Selatan dan panitia penyelenggara yang telah dapat melaksanakan kegiatan ini.
“Kegiatan rapat kordinasi daerah yang diadakan adalah sangat penting dan menentukan, karena paling tidak dalam rapat koordinasi ini akan dibahas berbagai permasalahan yang telah dan akan dihadapi selanjutnya serta bagai mana pemecahannya. Melalui rapat koordinasi daerah DPD IMM ini pula, diharapkan akan menghasilkan rumusan-rumusan untuk masa yang akan datang,” tukas Yudi.
“Saya juga berharap melalui Rakorda dan sekolah politik lainnya dapat memberikan sumbang saran yang bisa berdampak positif untuk masyarakat. Kita tekankan sinergi yang berkontribusi positif untuk kemaslahatan masyarakat,” tutupnya.
Mewakili Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Selatan, Dr. Ir. Mukhtarudin Muchsiri, M.P., mengatakan Terlaksananya kegiatan tsb menunjukan bahwa pertama, DPD IMM Sumsel bergerak dan itu menjaga eksistensi IMM di Sumsel. Hal itu akan berdampak baik secara keseluruhan terutama bagi PC IMM dan PK IMM di daerah dan di level bawah, mereka akan merasakan ada panduan dan orientasi dalam melangkah dan berkiprah.
Kedua, DPD IMM Sumsel membuktikan mampu mendirigeni ritme dan strategi aktivitas gerakan dengan memadukan berbagai potensi dan elemen untuk terselenggaranya suatu event program dan dampak program yang baik untuk Ikatan dan lingkungan masyarakat secara luas.
Ketiga, DPD IMM Sumsel hendak mengejawantahkan peran dan artikulasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pilar ketiga dalam Tridimensi kader Ikatan.
“DPD IMM Sumsel diharapkan tidak saja mengembangkan dan membangun intelektualitas dan humanitas tetapi lebih penting adalah membangun religiusitas. Caranya tetap dengan mengembangkan IMM sebagai organisasi kader yaitu melaksanakan tugas pokoknya berupa perkaderan. Laksanakan sebanyak mungkin Darul Arqam Madya (DAM), kalau memungkinkan bekerjasama dengan DPP IMM melaksanakan DAP. Laksanakan Pelatihan Instruktur Dasar (PID) dan Pelatihan Instruktur Madya (PIM) serta jika memungkinkan Pelatihan Instruktur Paripurna (PIP) secara nasional,” ungkap Ayahanda Mukhtarudin pada Jumat (10/02/2023).
“Kader IMM Sumsel harus menjaga karakter kader secara utuh yaitu kader yg intelek, humanis dan religius. Sehingga setiap kader akan mampu menjalankan fungsi sebagai kader Persyarikatan, kader bangsa dan kader ummat,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPD IMM Sumsel, IMMawan Robiyatul Maulana mengatakan dengan penuh semangat dan ikhtiar semua pengurus BPH DPD IMM Sumsel akan selalu menekankan yang harus jadi pioritas utama adalah pengkaderan baik pengkaderan utama dan pengkaderan khusus atau fungsional. Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Muba atas dukungan, sehingga kegiatan DPD IMM Sumsel yang diselenggarakan di Kabupaten Muba dapat terlaksana.
“Sebagai sebuah organisasi Islam, IMM tidak akan terlepas dari nilai-nilai religi/keagamaan yang bersumber dari nilai-nilai islam dengan penerapannya dalam gerakan dakwah amar ma’ruf dan nahi mungkar serta mu’amalah kader-kader IMM, ini memberikan indikasi bahwa IMM harus menyiapkan kader-kader khusus serta siap bergerak dibidang tersebut. Selain sebagai dasar bagi pergerakan spiritual dan intelektual, IMM harus mampu menafsirkan teks-teks keagamaan menuju konteks gerakan kemanusiaan sesuai dengan spirit “dari narasi menuju aksi,” ungkap IMMawan Robi.
“IMM memiliki peran penting untuk fokus dalam mengkaji dan merumuskan gerakan dakwah spiritual IMM tersebut. Gerakan dakwah spiritual IMM diarahkan pada dakwah Islam yang mengintegritas antara perkembangan keilmuan melalui kajian keislaman dan gerakan praksis atas kelahiran produk ijtihad melalui ketablighan,” jelas Robi pada Jumat (10/02/2023).
Kemudian, mewakili Ketua Umum DPP IMM, Rian Betra Deiza selaku Bendahara Umum DPP IMM menyampaikan dalam kali ke-3 datang di Sumatera Selatan. Pertama, saya tahun 2017 menyempurnakan perkaderan di Sumsel waktu itu Darul Arqam Paripurna (DAP) di Palembang, Kedua saat pelantikan DPD IMM Sumsel tahun 2022, dan ketiga, acara Rakorda di Kabupaten Musi Banyuasin pada hari ini. Menyampaikan mohon maaf dari Ketua Umum DPP IMM bahwa beliau berhalangan hadir karena ada acara keluarga di Sulawesi Selatan yang tidak bisa ditinggalkan maka, mendelegasikan salah satu pimpinan umum untuk hadir dalam kegiatan Rakorda DPD IMM Sumsel.
“DPP IMM mengapresiasi kegiatan Rakorda, Rakor Pemantau Pemilu, dan Grand Design Sekolah Kader Sosio-Politik sekaligus pelantikan Korps Instruktur, Korps Mubaligh dan Departemen Medkom yang dilaksanakan DPD IMM Sumsel. Rakorda yang digelar DPD IMM Sumsel bagian dari solusi IMM dalam menuju menghadapi tahun 2024. Tema ini sangat menarik rekonstruksi gerakan dalam Rakorda ini, saya membaca kalau ada rekonstruksi berarti ada kebosanan dengan gerakan-gerakan IMM yang lama. Yang aktivitas intelektual hanya berbasis membaca dan menulis,” terang Rian.
“Lima puluh delapan tahun IMM berdiri mulai tahun 1964 sampai sekarang sudah menghasilkan jutaan kader saya kira yang diaspora ke legislatif, yudikatif, eksekutif, dan sebagainya. Tapi rasanya kita belum terlalu mampu memberikan rasa, kalau warna saya kira meriah warna merah. Dari segi rasa kita masih ada kehambaran pada gerakan kita apalagi beberapa tahun belakangan. Maka, saya kira ini hasil kontemplasi DPD IMM Sumsel untuk mengrekonstruksi pada tumpuan gerakan kedepan dirumuskan dalam Rakorda ini. Intelektual hari ini dipersempit maknanya dengan basis aktivitas membaca dan menulis saja. Akhirnya kita lupa pada kewajiban humanitas kita, bahwa kita itu, mahasiswa itu adalah hati dan pikiran dari masyarakat. Tingginya persoalan disparitas sosial di masyarakat, bukti Mahasiswa tidak mampu memberikan solusi-solusi pada masyarakat,” sambungnya.
Rian menuturkan, IMM juga kena imbas dari pada itu. Maka penting kita rasanya mengkonstruksi gerakan kita religiusitas itu dipahami secara persempit, religiusitas bahwa hanya kedekatan pada Tuhan saja dan itu selesai, banyak sholat, bayar zakat. Tetapi sesungguhnya Muhammadiyah tidak seperti itu, bahwa ada kewajiban kemanusiaan, bahwa ada kewajiban bersama-sama dan sering kali kita lupakan, dan kita harus rekonstuksi kembali.
“Ngomongin Rakor pemantau pemilu, perlu diketahui diprediksi tahun 2024 nanti hasil survei dari lembaga CSIS Indonesia, 60 persen pemilih adalah milenial dan gen Z. Maka, potensi besar tahun 2024 hanya menjadi pasar politik murahan, suara bisa dibeli dan pikirannya bisa diatur tingkat kecurangan pemilu 2024 tinggi sekali. Maka dibutuhkan kontrol sosial dari mahasiswa. Padahal IMM itu kuat, saya baca kekuatan IMM, sekarang ini kita 58 tahun dengan 1761 Komisariat di Indonesia, dengan hampir 500.000 kader IMM. Maka dibutuhkan kolaborasi bersama, semangat yang kita bangun dari narasi menuju aksi,” ungkap Rian pada Jumat (10/02/2023).
Turut hadir dalam kegiatan pembukaan acara tersebut yakni Pj Bupati Muba H. Apriyadi diwakili Asisten I Pemerintahan dan Kesra Setda Muba H. Yudi Herzandi, S.H., M.H, , Dr. Ir. Mukhtarudin Muchsiri, M.P. mewakili PWM Sumsel, Rian Betra Deiza selaku Bendahara Umum DPP IMM, Forkopinda Kabupaten Muba, Alumni IMM Sumsel, Ortom Tingkat Wilayah, dan daerah Muba, serta Cabang dan Komisariat IMM Se-Sumatera Selatan. (Preli Yulianto)