Mengembangkan Softskill Kerjasama Siswa

Mengembangkan Softskill Kerjasama Siswa

Siswa SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya membuat Batik Ecoprint Foto Dok SM

Oleh: Tito Yuwono*

Jiwa dan softskill kerja sama

Dalam kebaikan dan taqwa

Saling memberikan kemanfaatan bersama

Sangat dianjurkan dalam agama

Softskill kerja sama perlu dikembangkan

Sedari kecil ditumbuhkan

Tugas kelompok digalakkan

Agar nantinya mudah menerapkan

Sebagaimana telah dijelaskan pada artikel sebelumnya bahwa selain membekali hardskill, sangat penting juga membekali softskill bagi siswa ataupun mahasiswa. Dalam kehidupan nyata baik di keluarga, di dunia kerja, maupun di masyarakat, kemampuan softskill ini sangat diperlukan. Ada banyak aspek softskill ini di antaranya adalah mampu menjaga semangat, cakap dalam berkomunikasi dengan siapapun, adaptif, mampu bekerja sama, berjiwa pemimpin, mampu menentukan prioritas, pintar dalam memanajemen waktu, mampu menjadi warga global, dan sebagainya.

Pada artikel kali ini, akan disampaikan berkaitan dengan bagaimana membangun jiwa dan kemampuan bekerja sama dalam sebuah tim.

Pentingnya Kemampuan Kerja sama

Kerja sama merupakan aktivitas yang dilakukan dengan bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Makna bersama ini tidak harus dilakukan dalam satu waktu, namun yang terpenting tujuan tersebut ingin dicapai dengan melibatkan beberapa atau banyak orang atau secara kolektif. Dalam Islam, kerjasama ataupun tolong menolong untuk kebaikan sangat dianjurkan dan digalakkan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Quran Surat Al-Maidah ayat 2:

 

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Maka untuk segala kebaikan, kita dianjurkan saling kerjasama, usaha kolektif. Sebagai contoh di Masyarakat, kerja sama atau gotong royong bersih-bersih kampung, kerja sama atau gotong royong membangun masjid dan lain sebagainya. Juga kerja sama dalam rangka untuk membantu sesama.

Di dalam organisasi juga isinya adalah orang yang kerja sama, karena memang maksud didirikan organisasi adalah untuk saling bantu membantu, bahu membahu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dari aktivitas organisasi tersebut. Biasanya yang susah untuk dikerjakan sendiri. Sebagai contoh di Muhammadiyah, bekerja sama dalam rangka mambangun sekolah baik TK, SD, SMP maupun SMA dan Perguruan Tinggi.

Bekerja sama membangun Rumah Sakit PKU, panti asuhan, dan lain-lain. Maka dalam rangka untuk mencapai tujuan yang besar itu diperlukan softskill kerja sama individu-individunya. Sehingga proses pencapaian tujuan berjalan dengan baik. Ketiadaan softskill kerja sama akan sangat menghambat dan sering menimbulkan konflik sehingga sangat kontraproduktif.

Dalam dunia kerjapun juga sangat dituntut karyawan mampu bersinergi dengan rekannya dalam bekerja. Maka sering kita saksikan ketika perusahaan membuka lowongan salah satu syaratnya adalah mampu bekerja sama dalam tim.

Dalam dunia bisnis dan kewirausahaan juga dianjurkan untuk bekerja sama. Yang punya modal bekerja sama kepada yang kurang modal namun mempunyai waktu dan kemampuan dalam melakukan usaha. Sehingga akan tercipta kerja sama mutualisme saling memberikan kemaslahatan dan keuntungan. Kerja sama bisnis ini sering dinamakan syirkah, yaitu kerja sama dalam bermitra usaha dalam pemodalan dan berbagi keuntungan.

Maka begitu pentingnya kemampuan kerja sama ini, kita mestilah kita membangun dan mengembangkan softskill kerja sama kepada generasi kita.

Menumbuhkan Jiwa Kerja Sama Siswa

Jiwa kerja sama harus dibekalkan sejak dini sehingga ke depan generasi kita mempunyai softskill kerja sama yang baik. Ada banyak cara maupun media untuk mengembangkan dan membangun jiwa kerja sama ini. Di antaranya adalah:

Memberikan Tugas Kelompok

Tugas kelompok dari sebuah pelajaran akan sangat baik digunakan untuk melatih kerja sama siswa. Dalam kelompok tersebut diberikan tugas untuk menyelesaikan soal-soal yang diperikan. Untuk supaya optimal dalam menacapai tujuan kerja sama, maka perlu dimanajemen yang bagus dalam pengerjaan tugas kelompok tersebut. Jangan sampai yang mengerjakan satu siswa, siswa lainnya hanya numpang nama. Jika ini terjadi sangat kontra produktif  dengan tujuan utama tugas kelompok. Jiwa kerja sama tidak tercapai, siswa hanya menggantungkan pada satu orang, sehingga siswa yang menggantungkan ini tidak akan mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan tidak terlaith memecahan masalah.

Membuat jadwal piket kelas

Jadwal piket kelas juga sangat bagus untuk melatih bekerja sama. Bersama-sama dalam tim piket membersihkan kelas dan merapikan tempat duduk dan meja. Walaupun ada sekolah yang mampu membayar petugas kebersihan, namun sebaiknya piket kelas ini tetap dihidupkan untuk melatih dan membangun jiwa tanggung jawab dan kerja sama.

Lomba antar kelas

Lomba antar kelas juga sangat bagus untuk membangun dan melatih jiwa kerja sama. Para siswa dengan semangat bersama timnya berusaha untuk mencapai tujuan yaitu menang dalam perlombaan. Namun perlu diingat lomba adalah untuk melatih kerja sama dan sportifitas, jangan sampai lomba malah berdampak permusuhan antar kelas atau antar tim yang berbeda.

Kegiatan pandu

Kegiatan pandu sangat bermanfaat untuk meningkatkan jiwa kerja sama, keterampilan, maupun kemandirian. Ada banyak aktivitas dan latihan-latihan bersama dalam pandu, sebagai contoh mendirikan tenda bersama, masak bersama, mendirikan tiang bendera bersama dan lain-lain.

Dan lain-lain kegiatan bersama seperti olah raga dan ekstra kurikuler lainnya

Demikian tulisan ringan ini berkaitan dengan bagaimana membangun jiwa dan softskill kerja sama. Semoga bermanfaat untuk generasi kita yang lebih baik dan berkemajuan.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib. 

 

*Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version