Membangun Softskill Menjadi Pendengar yang Baik

Membangun Softskill Menjadi Pendengar yang Baik

Oleh: Tito Yuwono

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Sahabat Nabi ﷺ yang mulia

Teladan kita

Mendengarkan penuh seksama

Sabda-sabda Baginda

 

Diam, penuh perhatian

Bertanya, untuk minta penjelasan

Dihayati dan dihafalkan

Kemudian diamalkan

 

Mendengar penuh seksama

Mengangguk-anggukan kepala

Dimasukkan dalam dada

Tanpa menyela-nyela

 

Alhamdulillah, telah dibahas dalam beberapa artikel sebelumnya berkaitan dengan softskill, diantaranya softskill kerja sama, softskill berkomunikasi yang baik dan public speaking, softskill dan terakhir adalah softskill mengatur prioritas. Kesemua softskill tersebut sangat diperlukan dalam berinteraksi dalam keluarga, masyarakat, tempat kerja, organisasi, dakwah dan lain-lain.

Pada artikel kali ini akan dibahas softskill yang tidak kalah penting yaitu softskill menjadi pendengar yang baik.

Sering kita saksikan saat proses belajar mengajar ada siswa bercengkerama ataupun tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh Bapak Ibu Guru. Juga ketika dalam pertemuan rapat, tidak memperhatikan apa yang disampaikan orang lain. Atau sering kita saksikan juga ketika berkomunikasi dengan orang lain disambil dengan mainan handphone. Ini adalah beberapa contoh pengabaian orang lain dengan tidak mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan orang lain. Dampaknya adalah orang lain yang tidak diperhatikan bisa tersinggung karena merasa direndahkan, dan juga kurang terserapnya informasi yang diberikan pihak lain. Dalam konteks belajar mengajar, maka penyerapannya ilmu yang disampaikan Bapak Ibu Guru akan menjadi sangat rendah. Jika dalam dunia kerja, ketika koordinasi sama atasannya maka instruksi atau pengarahan atasan tidak diterima dengan baik. Juga yang utama dengan menjadi pendengar yang baik akan menjadi orang yang memegang value/nilai menghargai orang lain.

Sebagaimana disampaikan pada artikel sebelumnya, bagaimana para sahabat Rasulullah ﷺ penuh perhatian ketika mendapatkan pengajaran dari Beliau. Para sahabat mendengar dan memperhatikan dengan baik.

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:

كنَّا جلوسًا في المسجدِ، فخرَج علينا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، وكأنَّما على رؤوسِنا الطيرُ، لا يَتكلَّمُ أحدٌ منَّا

Artinya: “Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah ﷺ kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara.” (HR. Imam Bukhari).

Begitulah para sahabat Nabi radhiyallahu’anhum selalu mendengarkan, memperhatikan bahkan menghafal apa yang disampaikan oleh Murabbi mereka yaitu Rasulullah ﷺ. Sehingga karena itulah menjadi asbab agama yang mulia ini tersebar ke penjuru dunia. Di samping Alquranul karim juga hadis-hadis yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi. Yang keduanya menjadi landasan pokok dan utama dalam Agama Islam.

Kita ambil satu contoh sahabiyah yang sekaligus Ibundanya kaum mukminin yaitu Istri Nabi ﷺ , Aisyah radhiyallahu ‘anha. Karena beliau dikaruniakan softskill pendengaran yang baik, sehingga yang datang dari Nabi selalu diingat baik-baik dan dihafal, maka banyak sekali hadis yang beliau riwayatkan yaitu sekitar 2210 hadis. Begitu juga dengan sahabat lain seperti Abu Hurairah, ‘Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, ‘Abdullah bin Abbas dan lain-lain radhiyallahu ‘anhum ajma’in.

Membangun Softskill Pendengar Yang Baik

Begitu pentingnya softskill mendengarkan dengan baik, maka hal ini perlu ditanamkan serta dilatihkan kepada generasi kita.

Ada beberapa cara yang bisa diajarkan untuk menjadi pendengar yang baik. Diantaranya adalah:

  1. Ketika kita mengajar, kita ingatkan siswa kita untuk memperhatikan baik-baik. Dan siswa diminta mengulang apa yang kita sampaikan. Dengan membiasakan seperti ini, insyaa Allah siswa akan menjadi lebih perhatian dan selalu siap ketika ditanya atau diminta untuk mengulang materi yang disampaikan. Selain itu juga melatih siswa untuk berkomunikasi, mengartikulasikan apa yang dipahami. Siswa yang tidak memperhatikan atau tidak mendengarkan dengan baik, tidak akan bisa menyampaikan dengan lengkap dan baik.
  2. Softskill menjadi pendengar yang baik juga bisa dilatihkan dalam materi pengembangan softskill siswa bersama dengan softskill yang lain. Berkaitan dengan softskill menjadi pendengar yang baik, ada beberapa yang perlu dilatihkan, diantaranya adalah mendengarkan penuh seksama apa yang disampaikan pembicara. Menunjukkan kesungguhan dalam memperhatikan dengan memberikan Bahasa tubuh nonverbal seperti memandang dengan penuh seksama dan mengangguk-anggukkan kepala. Dengan mengangguk-anggukan kepala tanda memahami yang sampaikan akan menambah semangat dan senang lawan bicara. Dilatih mencatat dan merangkum apa yang disampaikan pembicara. Juga dilatih memperhatikan pertanyaan kemudian menjawabnya dengan baik. Disamping itu juga diingatkan untuk perhatian terhadap etika dalam mendengarkan, diantaranya kita focus terhadap yang berbicara dengan tidak disambil lalu dengan aktvitas lain seperti main gadget dan lain-lain. Juga tidak boleh menyela ketika lawan bicara masih berbicara. Kesemuanya bisa kita latihkan kepada siswa kita.

 

Demikian tulisan ringan berkaitan dengan pentingnya softskill mendengarkan dengan baik beserta cara untuk melatihkan kepada generasi kita. Semoga bermanfaat untuk generasi yang mempunyai softkill yang baik dan berkemajuan.

Wallahu a’lamu bishshowab.

Nashrun minallahi wa fathun qarib.

 

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, dan Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta.

Exit mobile version