Oleh : Syaiful Hadi JL
E-Voting dan E-Presensi menjadi pembeda dari Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah sebelumnya. E-voting yang menggunakan teknologi digital itu diharapkan dapat mempermudah proses pemilihan yang melibatkan peserta diatas 500 orang. E-Voting dimulai pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta, Nopember 2022 lalu.
Setelah Muktamar 48, maka berlanjut dengan Musywil dan Musyda di seluruh tanah air. Beberapa Pimpinan Wilayah di seluruh tanah air telah menetapkan akan mengimplementasikan e-Voting dan e-Presensi pada proses Musywil dan Musyda. Termasuk diantaranya PW Muhammadiyah Sumatera Utara.
Majelis Pustaka & Informasi Dipercaya Kelola e-Voting
Melalui rapat PWM Sumatera Utara, kemudian menugaskan Panitia Pemilihan untuk menggunakan e-Voting pada pelaksanaan Musywil Muhammadiyah Sumatera Utara di Kota Padangsidimpuan 17-19 Februari 2023. Kemudian Panlih mengeluarkan surat yang berisi penugasan kepada Majelis Pustaka dan Informasi untuk melakukan kajian penggunaan e-Voting.
Majelis Pustaka dan Informasi kemudian mengutus Sdr. Eko Purwanto melakukan studi banding proses e-Voting Muktamar pada uji coba terakhir di Edutorium UMS di Surakarta. Eko bisa belajar banyak dari melihat kegiatan uji-coba itu.
Surat penugasan dibahas di Majelis Pustaka dan Informasi untuk menggunakan e-Voting dan e-Presensi. Pilihannya ada dua. Pertama, memakai aplikasi yang sudah dibangun oleh kawan-kawan Pimpinan Pusat Muhammadiyah atau Kedua, membangun aplikasi sendiri.
Memilih yang pertama tentu saja lebih mudah, sedikit risiko karena sudah teruji dengan aplikasi yang sudah sukses di Muktamar dan adanya SDM yang siap. Pilihan kedua lebih berisiko, karena aplikasi belum teruji dengan baik. Namun membangun sendiri menjadi satu tantangan bagi Majelis Pustaka dan Informasi untuk bisa membuktikan bahwa : Kita juga BISA !
Awalnya, tim MPI minta ke PPM untuk membantu proses e-Voting di Padangsidimpuan melalui surat PW Muhammadiyah Sumatera Utara dan sudah disahuti dengan baik. Namun dalam perjalanannya, persiapan dan koordinasi dengan pusat sudah sangat dekat sementara tim belum mendapatkan gambaran konkrit diantaranya persoalan dana yang sudah harus dipastikan. Pada sisi lain, kawan MPI coba melakukan kajian tersendiri untuk mandiri.
Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) kemudian mengangkat Sdr. Syaiful Hadi JL ( penanggungjawab) dan sdr. Eko Purwanto M.Kom untuk memimpin tim mempersiapkan aplikasi e-Voting dan E-Presensi. Ekor Purwanto, adalah Wakil Ketua MPI PWM Sumut periode 2010-2015 dan 2015-2022. Eko pulalah yang memimpin proses pemilihan ketika Musywil ke 12 di Kota Kisaran yang saat itu menggunakan pemilihan semi E-Voting ( penghitungannya dengan menggunakan komputer bukan perhitungan manual dipapan tulis). Eko Purwanto yang memiliki satu lembaga Pendidikan IT WEBMEDIACENTER ( webmediacenter.com) yang telah banyak menghasilkan tenaga IT muda susungguhnya sudah punya resources yang mumpuni. Sehingga tidak sulit baginya untuk menggerakkan potensi yang ada.
Itulah sebabnya kemudian MPI memutuskan mencoba membangun aplikasi e-Voting dan e-Presensi sendiri tanpa meminta bantuan aplikasi Pimpinan Pusat. Kemudian PWM Sumut menerbitkan SK Tim E-Voting Musywil ke-13 di Kota Padangsidimpuan.
MPI PWM Sumut melaporkan ke PWM bahwa e-Voting akan dilakukan sendiri dan PWM kemudian menyetujuinya. Lalu, kawan-kawan di tim pun bekerja ekstra untuk memfinalkan desain dan ketersediaan perangkat. Eko Purwanto pun memaksimalkan baberapa tenaga expert seperti : Fuji Ramadani, Mahesa Putra, Zulpan Fadli, Noor Abdillah. Ditambah Andes Fuady Darma Harahap (UM-Tapsel) dan Faisal Ramadani (UM-Tapsel), Hari Baron ( Sekretaris MPI) menjadi sekretaris tim. Tim kemudian menggunakan dua tenaga ahli dari UM-Tapsel, persisnya dari Fakultas Teknologi Informasi dan Sains plus tujuh orang relawan dari mahasiswa UM-Tapsel.
Tim E-Voting kemudian memastikan aplikasi e-Voting dan e-Presensi dapat bekerja dengan baik. Selanjutnya kebutuhan perangkat pun disusun termasuk biyanya. Anggaran e-Voting pun disusun dan diajukan ke Panitia Musywil. Alhamdulullah, usulan anggara yang hampir mencapai Rp 200 Juta disetujui panitia. Alhamdulillah, tim bisa bekerja dengan waktu yang singkat.
Aplikasi e-Voting dan e-Presensi hampir rampung. Lalu dilakukan uji coba beberapa kali untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Uji coba pertama, dilakukan untuk internal tim e-Voting ( di Kampus WEBMEDIA) dilanjutkan dengan evaluasi dan kajian. Kemudian uji-coba yang melibatkan tim e-Voting dan panitia pemilihan (berlangsung di kampus pascasarajana UMSU) yang dikoordinatori oleh Mario Kasduri yang juga Koorbid MPI. Dan terakhir uji coba ketiga, melibatkan tim, panlih dan PW Muhammadiyah ( di Kampus Utama UMSU Jln Muchtar Basri)
Pada uji coba ini, ada perubahan penggunaan komputer. Pertama dipilih yang memakai komputer biasa ( pakai mouse). Tapi PWM meminta agar layar komputer menggunakan yang touchscreen. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, dipakailah layar yang touchscreen.
Dari tiga kali uji coba yang berlangsung baik, tim pun kemudian optimis penggunakan aplikasi e-Voiting dan e-presensi bisa berjalan sesuai rencana. Untuk menyempurnakan aplikasi tim terus berdiskusi dan bekerja all-out.
Selanjutnya, tim mulai merangcang pemberangkatan menuju kota Padangsidimpuan. Mencari penginapan sendiri ( tidak bergabung dengan peserta Musywil, biar lebih independen) dan memastikan dua ruangan pemilihan di Hotel Mutiara dan Aula UMTapsel. Tim kemudian mencari pondokan.
Perjalanan Menuju Padangsidimpuan
Ternyata menuju kota Padangsidimpuan tidak mudah. Tim harus mencarter dua kendaraan untuk tim dan perangkat yang cukup banyak yang sangat sensitif guncangan. Maka persoalan packing barang dan menyusunnya di angkutan harus rapi. dan tim pun bergerak dari Medan dengan Bismillahirrahman nirrahim….
Di Padangsidimpuan pun tim bergerak cepat, menyusun strategi agar proses instalasi dan perpindahan perangkat dari Hotel Mutiara ( untuk Musywpimwil) ke Aula UM-Tapsel di lantai 3 berjalan sesuai target. Kemudian kawan-kawan dari UM-Tapsel pun mulai bergabung dengan tim dari Medan.
Alhamdulillah semua berjalan sesuai skenario, walau pun tim harus bekerja ekstra. Bisa dibayangkan tim bekerja hingga dini hari. Pada Musywpimwil sampai pukul 1 sedangkan Musywl sampai pukul 3. ” Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar, terima kasih ya Rabb,” kata Eko Purwanto. Katanya, penggunaan e-Voting dan e-Presensi membuktikan Muhammadiyah adalah organisasi Islam terbesar yang berkemajuan. Belum ada organisasi di Indonesia yang menggunakan aplikasi IT dalam proses pemilihan pengurusnya, kata Eko Purwanto.
Proses Pemilihan dengan E-Voting
Pemilihan dimulai dengan hadirnya sistem Presensi, yang dibuat untuk memastikan bahwa yang hadir adalah benar-benar pemilik suara. Dan dilengkapi dengan sistem verifikasi yakni ketika akan memilih tim menyiapkan sistem kembali sehingga pas ke bilik pemilik suara. Sedangkan aplikasi evoting yang telah disiapkan dan jika diinginkan bisa ditampilkan secara real time hasilnya. Bisa juga ditampilkan setelah selesai e-voting sehingga tidak mempengaruhi psikologi pemilih.
Secara pemilihan tingkat provinsi, pemilihan juga adem dan bijaksana, proses demi prosesnya dilalui dengan baik karena dipersiapkan dengan azas jurdil dan rahasia.
Eko Purwanto selaku ketua tim mengakui, penggunaan e-Voting di Musywil masih terasa lambat ( karena sampai dini hari disebabkan hanya menggunakan lima bilik suara) sementara seorang pemilih menggunakan waktu yang lebih lama dari perkiraan. Awalnya, sesuai uji coba, seorang pemilik suara akan menggunakan hak pilihnya selama 3 menit. Ternyata meleset karena ada yang sampai tujuh hingga 10 menit. Penggunaan komputer dengan tochscreen tidaklah semudah yang diperkiraan. Telunjuk peserta ternyata menjadi kaku didepan komputer. Tidak hanya telunjuk tapi jari yang lain ikut bergerak yang kemudian mengganggu pilihan mereka. Belum lagi jari telunjuk menekan layak komputer dengan sangat keras. Akhirnya, Panlih membenarkan seorang tenaga IT memberikan bantuan kepada peserta yang menghadapi masalah).
Memang banyak yang unik dari prilaku peserta dalam melakukan pemilihan menggunakan komputer tochscreen itu. Tapi itu yang disebut learning proses, proses belajar. Tak ada sempurna.
Seandainya, Musywil menggunakan 10 bilik ( bandingkan dengan Muktamar yang menggunakan 50 bilik suara) pastinya durasi waktunya akan semakin ringkas. Ini pelajaran berharga bagi tim. Eko Purwanto sebagai ketua tim minta maaf kalau proses pemilihannya masih butuh waktu lebih lama. Dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya Panitia Pemilihan dan Pimpinan Wilayah.
Akhirnya hasil perhitungan Musypimwil, yang memilih 39 dari 46 bakal calon berlangsung sukses., Demikian juga dengan Musywil yang memilih 13 dari 39 calon tetap.
Tak ada yang sempurna. Tapi Muhammadiyah telah melakukan terobosan dan lomptan jauh ke depan. Ini adalah isyarat bahwa digitalisasi adalah sesuatu akan mutlak menjadi bagian dari perjalanan dakwah Muhammadiyah ke depan.
Selamat kepada Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution MA dan Dr. Ihsan Rambe MSi dan 11 Pimpinan Wilayah lainnya yang telah diamanahkan memimpin PWM Sumut periode 2022-2027. (*)
Syaiful Hadi JL, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM-SU